Monday, 24 March 2014

Fatahillah Fiesta 2014







Tanggal  13 Maret 2014 saya datang ke acara pembukaan Fatahillah Fiesta atau Festival Fattahillah di pelataran Museum Fatahillah. Sebenarnya saya ke sini dalam rangka menonton  pertunjukkan teman saya yang tergabung dalam Wayang Urban.  Yaitu pertunjukan wayang yang dibawakan secara modern sehingga lebih mudah dipahami bagi masyarakat umum.  Teman saya, Nanang HP, yang bertindak sebagai vokalis, menyanyikan lagu-lagu berbahasa jawa yang diciptakannya. Lagu-lagu tersebut memang digunakan sebagai pengantar untuk cerita-cerita wayang yang dipentaskan. Jadi di dalam satu panggung terdapat layar dengan wayang tradisional sebagai penguat dari cerita utama yang dibawakan oleh Nanang sebagai pengantar dan teman-temannya pengisi acara membawakan aksi teatrikal merangkap juga sebagai pemain band yang mengiringi Nanang menyanyi. Selain itu ada juga sinden yang menyanyikan tembang berbahasa jawa. Cerita yang dibawakan tidak melulu serius tapi diseling dengan adegan dan komentar yang kocak sehingga tidak membosankan.   Jika ingin info yang lebih jelas mengenai Wayang Urban bisa berkunjung ke websitenya di : http://wayangurban.blogspot.com
 
Sampai di pelataran museum Fatahillah jam menunjukkan pukul 5 sore dan cuaca cerah serta panas. Di pelataran depan museum Fatahillah sudah tampak panggung dengan deretan kursi dibalut kain putih. Bagian depan museum juga seperti baru dicat putih dengan jendela yang ditutupi kain putih. Ini untuk persiapan Video Mapping pastinya. 


 
Saya menyempatkan diri untuk berjalan-jalan di seputar area kota tua yang saat ini sudah semakin teratur dan rapi karena sebagian sudah mulai selesai di renovasi. Termasuk Museum Wayang dan Museum Bahari yang terdapat disana.


Festival ini memang menjadi penanda resmi dicanangkannya rencana revitalisasi bangunan Kota Tua yang meliputi 85 bangunan. PT  Pembangunan Kota Tua Jakarta (Jakarta Old Town Revitalization Corporation) bersama dengan kelompok seni budaya Jakarta Endowment For Art & Heritage (JEFORAH) bekerjasama untuk menangani proyek ini. Selain pameran seni rupa kontemporer Jakarta Art Space, festival yang akan berlangsung sampai dengan hari Minggu  akan menyajikan Fatahillah Food Festival 2014  yang di ketuai oleh ibu Laksmi Pamuntjak.  
Sewaktu saya berjalan ke arah pintu masuk, saya melihat proses pembuatan lukisan yang lumayan unik karena si bapak membuat lukisan tetapi seperti ada ritual tertentu karena di hadapan si bapak tersebut tampak beberapa cangkir kaleng dan telur.



Setelah mengambil foto, saya meneruskan perjalanan dan mampir ke tenda tempat festival makanan yang ternyata belum dibuka karena memang saat itu acara belum resmi dibuka.  Pembukaan akan dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta bapak Joko Widodo. 
Di bagian depan pintu tempat penyambutan tamu, sudah berbaris dengan rapi sepeda-sepeda jadul dari komunitas sepeda ontel dan beberapa orang yang berdandan sebagai patung prajurit jaman dulu dan dicat warna warni. Selain patung bergaya prajurit ada pula manusia patung bergaya putri bangsawan yang bertubuh tambun dan membawa payung. Menambah semarak acara festival kota tua.  





Setelah puas melihat ke bagian depan, saya kembali ke arah jalan yang tembus ke halte busway kota. Di jalan tersebut ternyata sudah ada beberapa bangunan kedai kopi yang sepertinya baru. Salah satunya adalah kedai kopi Djakarte dan di sebelahnya ada Bangi Kopitiam. Kadua bangunan tersebut terletak bersisian dimana kedai kopi Djakarte berinterior djadul sedangkan Bangi berinterior modern. 



Di sepanjang jalan tersebut penuh dengan para pedagang kaki lima yang menjual berbagai pernak pernik, ada pula para pembaca garis tangan serta penjual selendang mayang dan kerak telor serta es goyang. Saya yang sudah lapar segera duduk di penjual selendang mayang dan memesan satu mangkuk es.  Hmm.. seger banget deh. 



es selendang mayang


Tepat di depan bapak penjual es selendang mayang ada bangunan jadul yang sudah tua. Mudah-mudahan jika sudah direnovasi hasilnya lebih baik. Tetapi saya lebih suka jika sudah direnovasi penampilan bangunan tidak perlu terlihat terlalu modern, seperti dicat ulang, tetapi tetap memperlihatkan bangunan jaman dulu yang khas.


Sambil menunggu saatnya pembukaan, panggung hiburan diisi oleh kelompok musik keroncong yang membawakan lagu-lagu keroncong moderen untuk menghibur para pengunjung.



 Tepat setelah adzan maghrib, akhirnya pembukaan dimulai dengan pembacaan kata sambutan oleh ketua panitia revitalisasi kota tua yaitu bapak Goenawan Moehammad dan diikuti oleh video mapping mengenai proses revitalisasi kota tua tersebut. 
Setelah acara pembukaan oleh bapak GM, pak Jokowi akhirnya tiba di lokasi acara dan dimulailah pembukaan festival kota tua tersebut setelah diawali dengan pidato sambutan oleh pak Gubernur.  Setelah itu pak Gubernur menerima medali yang merupakan tanda terima kasih dari pihak panitia revitalisasi kota tua karena telah berjasa dan mendukung dimulainya  proses revitalisasi kota tua tersebut. Dan sekali lagi penampilan video mapping yang berbeda dari sebelumnya.


Seusai acara peresmian, pak Gubernur dan rombongan meninjau pameran Jakarta Contemporary Art Space yang berada di gedung Pos Fatahillah. Kalau pameran  Art Space ini berlangsung hingga 6 bulan ke depan, sehingga masih banyak waktu bagi yang hendak menyaksikannya. Gedung Pos ini telah dicat ulang sehingga seolah-olah menjadi bangunan yang lama tetapi baru. Saya yang sudah lama tidak ke daerah kota tua menjadi lupa apakah sebelumnya ada bangunan itu atau tidak.
Sementara pak Jokowi dan rombongan meninjau lokasi pameran, Wayang Urban mulai beraksi di panggung yang berada di sisi sebelah kanan pelataran musium Fatahillah. Tema yang diangkat oleh Wayang Urban dalam pertunjukkan kali itu adalah Gatotkaca dan Karna. Pertunjukkan yang berdurasi sekitar satu jam tersebut sangat apik dan tak terasa ketika akhirnya pertunjukkan berakhir jam menunjukkan hampir jam 9 malam.
Tanpa sempat bertemu dengan teman yang juga datang malam itu, saya segera menuju halte busway kota dan segera pulang. 







No comments:

Post a Comment