Friday 9 November 2007

Tur Ke Cianjur Bersama Detik Food




Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu datang juga. Setelah hampir satu bulan mendaftar untuk ikutan tur ke Cianjur yang diadakan oleh Detik Food, hari sabtu Tanggal 3 November kami berangkat dengan menggunakan bis dari kantor Detik di Gedung Aldevco Octagon Building di Jl Warung Buncit Raya, tepat jam 6.30 pagi. Kami, saya dan Ida, termasuk yang terakhir ke bis satu karena biasa deh..si Ida kesiangan bangun n jemput. Jadi kelamaan di toilet untuk dandan. Dasar…
Perjalanan pagi itu berlangsung lancar, pak supirnya nyetirnya biar lambat asal selamat, soalnya perasaan jalannya lama banget, padahal jalan tolnya masih sepi. Di jalan dibagikan snack untuk sarapan pagi. Asyik, laper soalnya.

Tujuan pertama adalah perkebunan PTP Nusantara VIII Gedeh yang berlokasi di kampung Gedeh Desa Sukamulya, Cugenang. Kebun teh seluas lebih dari 25.000 ha ini sudah dibuka Belanda sejak tahun 1927. Di perkebunan ini dihasilkan teh hitam (black tea) berkualitas ekspor yang dikirim ke mancanegara.
Sekitar Jam 10an kami akhirnya sampai ke perkebunan the Gedeh, disambut oleh ibunya Mbak Ika yang super ramah(hehe..maaf saya nggak tau namanya nih) mempersilahkan kami menikmati jajanan dodongkal yang terbuat dari tepung beras dan gula merah dan dimakan dengan kelapa muda dan the manis yang pasti the Walini. Setelah puas menikmati jajanan kami segera dipanggil oleh pemandu untuk mulai tea walk ke pabrik the Tanawatee di PTPN VIII Kebun Gedeh. Selama perjalanan pemandunya menerangkan tentang kebun the dimana ada pohon the yang baru ditebang dan bagian kebun the dimana pohon tehnya masih termasuk baru. Selain itu, saya tidak terlalu memperhatikan karena sibuk dipotret dan memotret. Hehe….

Akhirnya sampailah kami ke pabrik pengolahan the dan disambut dengan bau daun the. Langsung berkeliling pabrik sesuai dengan tahapan-tahapan proses pengolahan the, dari daun yang baru datang, proses fermentasi, pengeringan, hingga proses tasting sampai akhirnya ke tahap final pengemasan.
Sehabis berkeliling pabrik the dan foto bersama di depan pabrik kami kembali ke lokasi awal tempat kita berkumpul. Disini kami bisa membeli the walini, ada the hitam, the hijau dan the jahe. Sayang saya keabisan the jahe.

Setelah itu perjalanan dilanjutkan ke Pertanian Gasol yang tidak terlalu jauh dari sana. Disambut dengan minuman es kelapa jeruk yang segar dan dilanjutkan dengan kata pengantar mengenai jenis-jenis padi yang ditanam di Pertanian Organic Gasol, yang setelah makan akan dilanjutkan dengan jalan-jalan menyusuri persawahan untuk melihat dengan jelas asal muasal beras yang kita makan.

Yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, makan siang dengan alas daun pisang. Dengan menu beras merah, nasi liwet dengan beras organic yang wangiii banget, teri, pepes ikan mas, tahu goreng, tumis kangkung, ayam goreng, jengkol, lalapan dan tak ketinggalan sambal pedas yang nikmat sekali. Sambal ini merupakan menu yang paling top siang itu. Setelah istirahat sebentar karena kekenyangan dan menyelesaikan kegiatan bungkus membungkus makanan (banyak yang tersisa soalnya, kan sayang mending buat oleh-oleh kan…) kami melanjutkan acara selanjutnya dengan berjalan-jalan melihat sawah pertanian organic Gasol dengan Mbak Ika sebagai pemandu. Dengan memakai caping yang telah disediakan, jadi lebih gaya kelihatannya kalo difoto, kami mendengarkan penjelasan Mbak Ika seputar proses penanaman padi, panen, dan hama yang menyerang. Yang paling saya ingat dari penjelasan mbak Ika ini adalah bahwa beliau kekukarangan tenaga kerja untuk memanen padi, karena orang-orang desa saat ini lebih memilih untuk menjadi tukang ojek atau bekerja di kota dari pada menjadi petani. Jadi kayaknya mbak Ika buka lowongan untuk jadi petani. Buat yang udah bosen kerja di Jakarta, bisa dicoba tuh..

Setelah puas berkeliling sawah, sesampai di basecamp rumah mbak Ika yang luas dan asri, diadakan lomba dan pembagian door prize. Saya dan Ida ikutan lomba joget di atas koran. Lumayan untuk seru-seruan, dapet hadiah mug pula. Sayang doorprizenya nggak dapet, padahal yang jadi incaran sih voucher menginap di Bandung.

Perjalanan dilanjutkan untuk melihat pabrik tauco dan moci. Di pabrik Tauco cap Meong, kami melihat-lihat proses pembuatan tauco dari sejak penggilingan, pemasakan sampe fermentasi. Sebelum menuju ke pabrik moci, kami minum es tape ketan yang sudah disediakan. Untuk pembeliannya Tauconya sih nanti di tokonya di kota Cianjur.

Di pabrik moci, selain melihat proses pembuatan moci, membulatkan dan memasukkan bubuk kacang dan memasukkan ke dalam kotak, kami juga bisa langsung membelinya. Ada dua rasa moci, yaitu vanilla dan pandan. Selain moci ada juga dodol kelapa muda dan sirfa kelapa, yaitu manisan kelapa.
Sebelum melanjutkan perjalanan pulang ke Jakarta, kami mampir dulu ke kota Cianjur untuk membeli oleh-oleh. Saya membeli tauco botol kecil saja seharga Rp. 7000,-. Baru setelah mampir ke Cimory saya membeli susu rasa kopi satu botol Rp 11.500,- Cimory ini selain ada rumah makannya, juga merupakan penghasil susu dan yoghurt. Selain itu juga menjual aneka rupa sosis. Pemandangannya bagus, ada tempat permainan anak-anak di halaman belakangnya. Kapan-kapan saya mau ke sini ah, tentunya sama keluarga dong…
Sampai di Jakarta kurang lebih jam 8 malam, capek tapi senang, apalagi banyak dapet hadiah, goodie bag dari detik dan 2 botol susu dan 3 botol yoghurt dari Cimory. Pokoknya puas dan seru…..
O iya, cerita yang lain bisa dibaca juga di Detik Food.

6 comments:

  1. Vit,

    jalan2 trus ni yeee, kemarin masih di Makasar,
    ini tau2 udah ada di gunung.
    Ika Gasol itu anggota Jalansutra juga.

    ReplyDelete
  2. waah kalo petaninya begini.. betah deh tinggal di kampung

    ReplyDelete
  3. Ooo ini penjaga pohon yg angker itu..

    ReplyDelete
  4. Vit, sudah penuh tuh... siram dulu...

    ReplyDelete
  5. Ini tempat apa ya? Pembuatan kue moci?

    ReplyDelete