Monday 13 May 2024

(Review) Hotel Citradream, Bandung

 



Udah lama nggak nulis tentang Hotel, kali ini saya ingin membuat tulisan tentang salah satu hotel di Bandung yang sudah membuat saya cukup terkesan.

Sejak anak saya kuliah di Bandung, saya jadi cukup sering kesana. Yang sebelumnya paling 1x setahun ke Bandung, ini bisa beberapa kali. Apalagi sudah ada kereta Whoosh yang cepet banget itu.

Kali ini saya ke Bandung dalam rangka menengok kost dia dan membelikan beberapa peralatan untuk kamarnya. Sudah 1 semester lebih tetapi saya belum lihat kamarnya lagi, karena waktu awal kamarnya masih tahap finishing. 

Untuk hotel yang awalnya ingin memesan hotel di daerah Bandung atas,  akhirnya batal dan memilih hotel dekat stasiun saja. Ini adalah keputusan yang tepat karena kereta saya terhambat di stasiun Sasaksaat, hujan deras yang turun menyebabkan longsor di beberapa titik, sehingga kereta terlambat 1,5 jam. Hahh... menyebalkan, akhinya baru sampai di stasiun Bandung pukul 17.30 sore. 

Untung saja saya sudah booking di Hotel Citradream yang hanya berjarak 500 m dari Stasiun. Saya segera menuju hotel dengan berjalan kaki dan karena saya membawa koper kecil memang lumayan juga jalannya karena aspal tidak rata dan jalan sangat ramai. Agak susah untuk menyeberang jalan, jadi harus hati-hati.

Sampai di hotel saya langsung check in karena sudah booking via Agoda dan di keterangan sudah saya info kalau saya menginginkan kamar di lantai atas dan pemandangan kota atau view gunung (kalau ada).

Sesampai di kamar, pemandangan sudah tidak terlalu kelihatan, tetapi samar-samar dilihat dari lampu-lampu yang terlihat berkelip di kejauhan ada bayangan pengunungan. Jendelanya memang tidak terlalu besar tetapi cukuplah untuk menikmati pemandangan dengan menarik kursi ke dekat jendela.

Saya tidak akan review keadaan kamar dan kamar mandinya, yang jelas cukup nyaman dan affordable dengan harga yang saya bayar. Perlengkapan amenities di kamar mandi standar saja, seperti hotel bintang 3 lainnya dan ada sendal kamar juga. TVnya juga lumayan channelnya jadi cukup menghibur. Internet juga cepat. 

Setelah mandi dan ganti baju saya rebahan di kasur sambil menonton TV, menunggu anak saya datang. Cukup jauh dari kostnya di daerah Buah Batu sana.

Selain letak hotel yang strategis karena dekat stasiun, di sekitarnya juga terdapat banyak tempat makan enak.

Untuk makan malam saya tinggal menyeberang dan makan Mie Babat di Mie Radjim. Asli emang enak sih ini mie ayamnya, babatnya juga banyak di letakkan di mangkuk terpisah. Gurih dan mienya kenyal, babatnya juga empuk, recommended pokoknya.





Kalau anak saya dia minta dibelikan nasi goreng dan disebelah mie ayam ada kedai nasi goreng, jadi saya beli disana aja. Soal rasa kayaknya lumayan aja karena anak saya gak komen apa-apa.

Pagi-pagi, ketika bangun, benar saja, pemandangan gunung sudah terbentang di depan mata. Bayangkan saja dengan harga hotel hanya 300 ribu sudah dapat view gunung yang cantik. Memang bukan weekend karena saya menginap hari Jumat, tetapi kalau booking jauh hari untuk weekend pasti harganya juga sekitar itu. Jangan lupa minta kamar di atas dan view pegunungan, jadi memang untung-untungan juga sih. Hotel ini juga bisa murah karena tidak ada fasilitas kolam renang dan untuk space parkirnya kecil. Kunci mobil harus dititip di lobi tetapi ditukar dengan kartu khusus yang sudah di program, jadi aman.



Untuk sarapan saya mencari di sekitar hotel dan menemukan pedagang kupat tahu di jalan kecil sebelah circle K di depan hotel. Saya melanjutkan perjalanan saya sebentar untuk melihat keadaan dan menemukan beberapa makanan yang cukup terkenal, yaitu : Mie Bandung Kejaksaan, Lo Mie Karuhun, Batagor Sukajadi dan  Bolu Bakar Tunggal yang cocok untuk oleh-oleh.




Hmm, jadi laper nih, kemaren pengen nyoba makan Lomie belum kesampaian karena harus buru-buru check out untuk liat kost anak. Next time deh kalo balik ke Bandung lagi.

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment