Setelah
Jepang open border, tiba-tiba saja saya sudah pesan tiket ke Jepang. Padahal bukan harga gledek, setelahnya nyesel
sedikit, tapi karena pas harga gledek kebanyakan di bulan Feb-Maret, saya
menghibur diri kalau saya memang pengen berangkat bulan Januari tepatnya 18-25
Januari 2023 dengan maskapai Philippine Airlines.
Sejak memesan tiket sekitar bulan September, saya
mengumpulkan info sebanyak-banyaknya untuk menyusun itinerary. Untuk penginapan
saya memilih 3 penginapan, hari pertama karena sampai di Tokyo pada malam hari
saya memesan penginapan dorm di Narita, Narita Sando Guesthouse. Hari
berikutnya saya pesan hostel di Asakusa, Sakura Hostel Asakusa 5 malam dan
malam terakhir saya menginap di Ryokan, penginapan tradisional Jepang di
Asakusa bernama, Taito Ryokan.
Sehari sebelum keberangkatan saya mendapat pemberitahuan dari
Traveloka kalau pesawat Phillipine Arlines Jakarta-Narita di reschedule menjadi
transit di Manila selama 20 jam dari yang awalnya 8 jam. Saya
yang awalnya rencana mau menunggu di airport saja karena takut gak bisa keluar
akhirnya mencari info yang lebih lengkap untuk jalan-jalan ke Manila. Lumayan
deg-degan juga karena cuma sendirian tapi ya sudahlah, nanti pas check in saya
rencana mau complain ke mbaknya supaya dapat jalan keluar yang lebih baik.
Ketika saya sampai di airport terminal 3 dan menuju
counter Phillipines Airlines ternyata antrian sudah lumayan panjang. Saya ikut
antri sambil melihat orang-orang dalam antrian, banyak juga yang membawa koper
besar-besar. Ketika giliran saya, langsung saja saya memberitahu mbaknya kalau
saya mendapat info reschedule dengan transit yang lama sekali. Mbaknya bilang kalau saat itu transit di
Manila tidak bisa keluar dan akan diberi kamar hotel atau akan dipindah ke
maskapai lain. Wah, jelas saja saya pilih dipindah ke maskapai lain dan saya
diminta untuk menulis di daftar dan ternyata daftar tersebut untuk dipindah ke
maskapai Japan Airlines. Asyiiiik… rejeki anak sholehah. Tapi karena pesawat
baru berangkat jam 6.30 pagi, saya harus menunggu di airport sampai waktu check
in tiba sekitar jam 3 pagi. Dengan
senang hati saya menunggu di kursi dekat counter JAL, duduk-duduk dan mencoba
tidur sebentar. Ketika counter sudah
buka, saya segera antri dan akhirnya boarding pass sudah di tangan ditambah
dengan voucher di Saphire Lounge untuk makan. Duh bener-bener rejeki tidak terduga.
Seneng banget rasanya, nggak jadi transit berlama-lama dan bisa terbang direct langsung ke Tokyo.
Ketika check in tadi saya meminta tempat duduk dekat
jendela dan ternyata sebelah saya tidak ada penumpang, jadi bisa bebas duduk
santai. Pesawat dilengkapi dengan TV
sehingga tidak membosankan, setelah tidur pada awal penerbangan saya
menghabiskan waktu dengan menonton film. Lumayan banget ada film yang belum
ditonton di bioskop.
Lolos
imigrasi dan bea cukai, saya mencari bagian informasi dan bertanya tempat beli kartu Suica. Lokasinya
turun 1 lantai dan ada tulisan dengan jelas counter tempat beli suica crd
tersebut. Suica Card saya isi sejumlah 5000 yen. Saya cuma modal yen dari Jakarta sebesar 10000
yen, sisanya ambil di Jepang pakai Jenius.
· Karena saya cuma keliling seputar Tokyo modal saya hanya
Suica Card ini saja yang bisa dipakai disemua provider MRT. Sebenarnya
ada jenis pass lain yang lebih murah jika dipakai 3 hari untuk keliling seputar
Tokyo. Tetapi karena saya ingin praktis, saya hanya membeli Suica Card ini saja.
· MRT di Jepang memang rumit. Tiap provider ada pintu masuknya sendiri-sendiri. Kalau googling tujuan kemana, biasanya keluar beberapa alternatif, biasanya saya pilih yang paling murah harganya kalau lagi santai. Kalau jaraknya dekat maksimal 1,5 km saya pilih jalan kaki.
Malam ini saya menginap di Narita Sando Guesthouse yang dekat dengan Narita Airport. Karena jadwal awal dengan pesawat PAL malam hari baru tiba di Narita. Sudah terlanjur bayar juga adi tetap menginap di sini. Guesthouse nya di dorm dengan kunci elektronik yang kombinasinya diinfo by email setelah isi form. Jadi tidak ada resepsionisnya. Tempatnya di jalan kecil kira-kira 800 meter dari Narita Station, tapi bagus dan bersih. Booking lewat Agoda.
Setelah meletakkan barang di kamar saya keluar lagi untuk
berjalan-jalan dan membeli makan. Saya hanya pergi ke dekat stasiun dan membeli
makan di kombini, sebutan untuk minimarket di Jepang. Saya mampir ke Family
Mart dan membeli onigiri serta minuman teh di dalam botol seperti teh pucuk di
sini. Ternyata teh yang saya pilih rasanya tawar. Huhu… salah pilih nih.. (setelahnya baru saya tau yang manis itu yang
rasa lemon tea) saya juga membeli beberapa roti dan cemilan lain. Setelah itu
saya duduk-duduk di depan family mart karena ada beberapa tempat duduk disana
yang menghadap ke jalan yang berupa perempatan. Ada gedung-gedung juga disana tetapi tidak
terlalu tinggi. Di trotoar ada mesin yang menjual berbagai jenis minuman botol
dan ada juga mesin yang menjual berbagai jenis rokok. Udara yang dingin membuat saya tidak bisa
berlama-lama duduk menikmati malam, jadi setelah makan dan foto-foto keadaan
sekitar, saya segera kembali ke hostel. Wih, yang membuat saya senang adalah toiletnya
yang hangat dan ada beberapa tombol yang tidak biasa. Seperti tombol untuk membasuh
bagian depan ketika kita habis pipis, tombol untuk membasuh bagian belakag untuk
setelah bab. Ada juga tombol bunyi-bunyian untuk menyamarkan ketika kita sedang
bab. Ah, pokoknya seru.
Tempat saya tidur di hostel ini adalah dormitory yang di
dalam 1 ruangan terdapat 4 tempat tidur berupa bunk bed yang saling berhadapan.
Semuanya tertutup tirai sehingga privasi tetap terjaga. Kasurnya juga empuk dan
selimutnya hangat. Sehingga tidak
terlalu lama saya segera terlelap.
No comments:
Post a Comment