Sebagai
penggemar buku-buku travel karangan Trinity sepertinya nggak lengkap kalau
nggak nonton filmnya, The Nekad Traveler. Sebagai seorang traveler dan juga penulis blog
saya merasa terwakili banget dengan sosok Trinity, jadiii, kalau saya
melewatkan nonton film ini, gimana ya, seperti ada perasaan bersalah. Halah..
apa sih.. hehehe..
Sejak tayang
di bioskop mulai tanggal 16 Maret 2017 akhirnya baru bisa nonton tanggal 3
April 2017 kemarin. Ternyata, masih
tayang di 2 bioskop di Jakarta. Tadinya
mau nonton di Kota Kasablanka tapi posisi saat itu lebih dekat ke Atrium,
sehingga pilihan nonton di Atrium deh.
Dari awal
sudah siap-siap nggak mau berekspektasi lebih terhadap film ini setelah membaca
review yang ada. Karena memang sulit
mengadaptasi secara full dari buku-buku Trinity yang sudah terbit. Jadi jika
nanti nonton ya dinikmati saja sebagai sebuah hiburan nggak usah terlalu banyak
dipikir. Biasanya ekspektasi lebih yang
membuat orang kecewa.
Dari film
ini banyak sekali kejadian-kejadian yang saya alami sebagai seorang traveler
dan sebagian besar pernah saya alami.
Seperti
misalnya : bucket list. Saya juga punya
bucket list tempat-tempat mana saja yang saya ingin datangi dan satu
persatu-satu juga sudah mula saya coret.
3 tempat terakhir saya adalah : Bangkok, Pulau Belitung dan mendaki
Gunung Parang. Dan kejadian-kejadian
dimana saya bisa pergi itu juga beneran seperti mukjijat deh.. seperti sudah
diatur oleh alam semesta. Mungkin emang
gitu kali ya untuk para traveler karena tiap liburan sepertinya sudah ada yang
mengatur. Kadang nggak nyangka aja
akhirnya bisa kesana.
Trus, soal
berantem sama temen traveling. Ini juga pernah. Tapi ya seperti di film,
akhirnya baikan lagi. Kepisah dengan
temen traveling juga pernah. Tapi kalau saya ketemunya malah di tempat wisata
berikutnya.
Kalau
bertemu dengan orang lokal juga saya pernah. Yang terakhir sih waktu di Bangkok
kemarin waktu saya solo traveling ke sana. Dapet kenalan waktu mau naik
transportasi kapal. Tapi yang bikin nyesel sampe sekarang nggak sempet tukeran
nomor telepon. Jadi nggak bisa kontak lagi deh kalo next time ada kesempatan ke
Bangkok. Padahal kan lumayan bisa tanya-tanya
kalau next time mau ke Bangkok lagi.
Hmm, apa lagi
ya.. soal ijin cuti sih bos saya baik, jadi nggak terlalu masalah. Kenalan sama cowok di tempat wisata, eh yang
ini rahasia ah… Hahaha…
Kalau mau
komentar soal hubungan Trinity dan Paul di film ini memang sejak awal seperti
sudah tidak ada chemistrynya. Jadi mungkin
memang dibuat seperti itu ya, karena Trinity kan memang tidak fokus untuk cari
cowok karena masih mikirin si Mr X itu. Pengen
juga nih, ada yang bayarin tiket dan liburan secara gratis. Amin.
Akting Maudi
cukup bangus, tetapi saya suka sama aktingnya Ayu Dewi. Kocak abis dan
bikin seger.
Karena ini
film traveling, lokasi wisata yang ditampilkan di dalam negeri adalah :
Lampung, Makassar, Labuan Bajo sedangkan yang di luar negeri adalah Filipina
dan Maldives.
Untuk saya,
baru Makassar yang sudah pernah ke sana, sisanya masih ada di bucket list.
Lampung udah pernah sebenernya tapi jaman dulu waktu masih kecil. Tapi emang pengen banget sih bisa wisata ke
anak Krakatau seperti di film. Labuan Bajo sudah ada tawaran dalam waktu dekat
tapi waktu dan budget yang masih harus dilihat lagi. Kalau Maldives dan Filipina belum termasuk
tujuan utama.
Untuk yang nggak
sempat nonton di bioskop coba cek sekarang, mungkin masih ada di bioskop. Kalau
tidak bisa ditunggu di layar kaca saat menjelang liburan. Biasanya film-film
Indonesia akan diputar disana oleh televise swasta. Hehe..
Tulisan ini
akan saya tutup dengan pepatah yang ditampilan di awal film :
Dua puluh
tahun dari sekarang Anda akan lebih dikecewakan oleh hal-hal yang tidak Anda
lakukan dibanding hal-hal yang telah anda lakukan. *Mark Twain*
No comments:
Post a Comment