Sewaktu teman saya Dessy memposting
pengumuman di grup WA SD kalau di sekolah anaknya akan ada acara Donor Darah,
saya semangat untuk mendaftar. Padahal acaranya sendiri masih lama. Bagi saya sendiri, ini bukan pengalaman pertama mendonorkan
darah, yang pertama sih udah lamaaa sekali, sekitar 13 tahun yang lalu. Waktu
saya bekerja di kantor BPPN antara tahun 2001-2003, lupa pastinya tahun
berapa. Pengalaman Donor Darah pertama
berjalan lancar sehingga sebenarnya tidak ada masalah untuk Donor Darah lagi. Tapi nggak tau juga deh, harus menunggu
sampai lama sekali baru mau ikutan donor lagi.
Hmm, tapi sebenarnya beberapa tahun
yang lalu saya pernah nyoba mendonorkan darah, sewaktu sedang liburan di
Makassar. Ketika sedang jalan-jalan di
Mall Ratu Indah, ternyata ada booth PMI disana, ya udah iseng aja mampir. Tapi setelah isi formulir, dan dicek ambil
darah contoh untuk test HB apakah
memenuhi syarat atau tidak, saya ditolak.
HB saya tidak mencukupi sehingga saya gagal
mendonorkan darah. Setelah itu lamaaa sekali saya tidak tertarik untuk mendonorkan darah dan baru setelah teman saya mengadakan acara
di sekolah anaknya itu saja saya tergerak untuk mendonorkan darah lagi.
Sebenernya saya sudah bersiap-siap dengan membaca info apa saja yang harus dilakukan
sebelum mendonorkan darah. Tetapi saya telat mempraktekannya. Terlebih lagi saya baru saja selesai haid
sehingga pasti kadar HB menjadi turun. Mestinya sih selama haid itu saya rutin
konsumsi sangobion dan makan daging merah serta makan sayur-sayuran serta
makanan lain yang bisa menaikkan
HB. Tetapi saya terlambat.
Sehingga seperti dugaan saya, ketika saya ditest awal ya sudah pasti ditolak.
Kadar HB minimal adalah 13,5 sedangkan saya 12,7. Kecewa juga rasanya, tetapi apa daya. Akhirnya setelah melihat-lihat bazaar yang
diselenggarakan di sekolah Cikal dalam rangka acara Donor Darah ini, saya
pulang. Sebelumnya sempat berfoto bersagma Dian Nitami yang selesai ngajar yoga
untuk anak-anak. Hehe.. Lumayan untuk
hiburan.
Setelah kejadian penolakan itu, saya akhirnya
bertekad untuk mendonorkan darah sendiri dan mulai mencari info mengenai lokasi
donor darah yang tersedia. Dari mbah Google,
saya mendapat info kalau kegiatan donor darah bisa dilakukan di kantor pusat PMI
di jl Kramat Raya, Jakarta Pusat dan di Senayan City lantai UG. Wah, asyiiik,
bisa donor darah di mall. Buka setiap
hari dari jam 10 pag sampai jam 4.30 sore.
Rencana saya ingin donor darah setelah acara lari dan jalan-jalan ke Yogya, karena kalau
donor sekarang nanti lemas gak bisa latiah untuk race di Solo . Terlebih lagi kalau habis jalan-jalan kan
pasti makannya banyak jadi bisa menambah HB deh. Selain itu saya juga rutin
minum Sangobion supaya tambah mantap.
Akhirnya di
suatu hari sabtu, pagi-pagi jam 10 saya sudah sampai di Senayan City. Sempat
bertanya ke petugas di sana letak yang pasti dari booth PMI ini, Karena lokasinya
yang agak di belakang. Patokannya sih kolam di area lagoon, di bagian sebelah
kanan kolam ke arah belakang. Ada tulisan
Palang Merah Indonesia di sana dan ketika saya membuka pintu langsung disambut
dengan petugas yang duduk di meja.
Sebelum mulai seperti biasa, saya harus mengisi formulir dahulu. Berbeda
dengan sewaktu saya donor di sekolah
Cikal, disana petugasnya berasal dari PMI pusat sehingga data-data tersambung
secara online dengan server pusat, sehingga saya yang sudah pernah terdaftar
masih ada datanya. Di sini saya akhirnya harus mendaftar baru lagi dan nantinya
akan mendapat kartu anggota Donor Darah PMI.
Tibalah di
bagian yang mendebarkan dimana saya harus di periksa darahnya untuk mengetahui
kadar HB dan memastikan golongan darah peserta donor. Golongan darah saya sih
A. Ujung jari telunjuk di beri alcohol dan
ditusuk dengan jarum kecil serta diambil darahnya. Darah tersebut lalu di campur dengan cairan
dan dioleskan ke kertas khusus juga. “Ini bisa kok, darahnya memenuhi syarat,”kata
mbak petugas. Ketika saya menanyakan
kadar HB saya mbaknya tidak bisa memberi
tahu, karena metode pemeriksaannya beda. Sewaktu Donor Darah di Cikal,
pemeriksaan HBnya menggunakan alat yang lebih canggih sedangnya disini
menggunakan metode tradisional. Setelah
itu saya segera dipersilakan menuju tempat tidur yang disediakan. Di bagian
lengan yang akan diambil darahnya, bagian siku, dicuci dahulu dengan sabun.
Saya memilih tangan kanan. Padahal seharusnya
tangan kiri saja yang kurang aktif.
Setelah cuci
tangan, saya tiduran, dan mbak petugas
segera mempersiapkan alat-alat untuk proses pengambilan darah. Saya tidak
berani melihat sehingga mengalihkan pandangan ke arah lain. Tidak disangka
proses pengmbilan darah berjalan sangat cepat dan tidak sampai 10 menit, 350 ml
darah saya telah ditampung di dalam plastik khusus tempat darah hasil donor.
Berbeda
dengan saat pertama kali donor darah di kantor lama saya di BPPN yang mendapat
semangkuk indomie setelah donor darah
usai, kali ini saya mendapat paket susu ultra, teh kotak, air mineral dan biskuit.
Saya juga
tidak langsung pulang, tetapi duduk dahulu di kursi depan sambil ngobrol dengan
mas petugasnya. Ternyata setiap hari ada saja yang datang untuk mendonorkan
darah di cabang PMI di Senayan City ini.
Malah sewaktu saya sedang menunggu ada 2 orang yang datang. Yang pertama,
cowok masih muda, berperawakan tinggi besar tetapi ditolak karena HBnya
kurang. Sabar ya, saya juga pernah mengalami,
kata saya dalam hati. Yang kedua, ibu-ibu
berumur sekitar 50 tahun, beliau lolos
test dan ketika saya pulang, beliau sedang diambil darahnya.
Menurut
hasil ngobrol-ngobrol saya dengan mas petugas PMI, setelah dari sini, darah
tersebut akan diproses lagi, sehingga bagi yang menderita penyakit seperti
Hepatitis dan HIV pasti akan ketahuan dan akan diinfo kepada yang bersangkutan. Bagi yang darahnya lolos tetapi sebelumnya
minum obat, darahnya tetap bisa dipakai tetapi akan berkurang jumlahnya. Menurut petugasnya, memang kebanyakan yang
peserta donor darah yang lolos adalah pria, karena wanita lebih rentan dengan
kadar HB yang rendah, sesuai dengan kondisi tubuh wanita yang mengalami siklus bulanan.
Ah,
senangnya saya akhirnya bisa mendonorkan darah.
Golongan darah saya yang A, ternyata merupakan urutan ke 3 terbanyak. Menurut situs PMI golongan darah terbanyak adalah O, B, A dan
AB. Setelah donorpun saya tidak
mengalami lemas atau pusing, biasa aja.
Hanya sedikit pegal di tangan
kanan. Selebihnya saya beraktivitas seperti biasa. Dan saya menerima catatan dari petugas di
secarik kertas berupa ucapan terima kasih dan tanggal dimana kita bisa mendonor
lagi, yaitu 3 bulan ke depan. Karena 3 bulan adalah batas dari sel-sel darah merah
telah terkumpul lagi setelah proses pengambilan darah. Untuk keterangan lebih lanjut bisa klik website PMI di http://www.pmi.or.id/
Mantap
ReplyDelete