Day 2 -
After Race
Setelah berhasil finish Full Marathon, beristirahat sebentar
di dekat tempat pengambilan medali sambil mengoles-oles obat pereda sakit otot,
kami memutuskan untuk ke sebuah rumah makan yang terletak dekat finish line.
Hampir semua finisher berkumpul disana, ucapan selamat
kepada para peserta yang berhasil finish FM beberapa kali terdengar. Perasaan bangga dan lega bercampur jadi satu
mengalahkan rasa pegal yang luar biasa. Dua gelas teh manis langsung habis
dalam sekejap. Seperti mimpi rasanya, beberapa jam yang lalu saya masih jalan
dan berlari menyusuri area persawahan di Gianyar yang panas terik.
Menjelang jam 13 kami memutuskan untuk kembali ke Hotel.
Bis-bis yang membawa kami sewaktu berangkat diparkir agar jauh dan ternyata
sudah mulai berangkat. Kami menyeberang jalan agar bisa ikut bis tersebut. Ah,
lega rasanya, akhirnya bisa berada di bis dan kembali ke hotel. Pengen cepat
beristirahat dan tidurr... Harusnya cepet makan juga untuk mengembalikan
tenaga, tapi seperti kebiasaan setelah lari saya malah malas makan. Cukuplah
sudah makan pisang, saya lebih banyak minum karena rasanya haus terus.
Saya dan teman-teman beristirahat sampai menjelang sore,
tetapi sore dan malam, saya kembali distrap di kamar hotel untuk beristirahat.
Yak, setelah race dengan jarak yang jauh seperti FM
menyebabkan daya tahan tubuh seseorang menjadi rentan. Mungkin untuk beberapa
orang dengan usia yang lebih muda dan sudah biasa lari jauh tidak apa-apa jika
setelah beristirahat sebentar malamnya langsung jalan-jalan. Tapi saya kan udah
termasuk uzur nih, jadi biar nggak sakit, lebih baik istirahat total supaya esoknya bisa jalan-jalan keliling Bali.
Menikmati Hotel Puri Dalem Sanur juga cukup asyik, kok. Saya
duduk-duduk di pinggir kolam renang yang berada di depan kamar sambil makan dan
ketika hari menjelang sore saya pindah duduk di teras depan kamar. Hotelnya
terdiri dari bungalow-bungalow sehingga suasananya tenang dan homey. Rasanya nggak
pengen pulang ke Jakarta...
Menjelang malam, teman-teman saya baru pulang, dan mereka
pergi lagi untuk makan malam di daerah Sanur. Pulangnya, mereka membawakan
makan malam untuk saya. Setelah fase males makan lewat, mulailah perut saya
lapar terus menerus karena tubuh sudah mulai normal dan minta diisi tenaga.
Jadi karena hari sudah malam dan tempat yang buka hanya KFC di sebelah hotel
jadilah malam itu saya makan 2 ayam dan nasi yang menjadi KFC paling nikmat
sepanjang hidup.
Day 3
Berkat istirahat yang cukup, paginya saya bangun dengan
badan yang terasa segar dan siap beraktivitas seperti sedia kala. Senangnya
bisa minum kopi lagi, apalagi sambil duduk di teras menghadap kolam renang.
Mission accomplish dan hari ini saatnya jalan-jalan. Uhuyy.. asyiiiik..
Setelah sarapan di hotel, kami check out dan menuju tujuan
kami hari itu : Pantai Pandawa. Pantai
Pandawa terletak di daerah Uluwatu, sekitar area GWK. Dalam perjalanan kami melewati sebuah wihara
yang megah, sehingga kami memutuskan singgah di sana dahulu untu foto-foto.
Hanya kami pengunjung wihara tersebut sehingga bebas untuk foto-foto setelah
itu barulah kami menuju ke Pandawa Beach. Nama wihara tersebut adalah Satya
Dharma, Benoa.
Awalnya kami berniat menuju ke Echo Beach di Canggu, sekalian
berkunjung ke Villa teman, tetapi karena ada teman kami yang merekomendasikan
Pantai Pandawa maka akhirnya kami memutuskan untuk ke pantai Pandawa saja.
Untuk menuju pantai Pandawa kami melewati Jimbaran, ke arah
Universitas Udayana, mengarah ke area Uluwatu dan GWK. Papan petunjuk arah menuju pantai Pandawa
cukup banyak karena masih satu area dengan pantai Dreamland, Suluban atau Blue
Point, Pantai Padang-Padang dan Balangan.
Awalnya pantai ini letaknya memang tersembunyi karena diapit bukit batu
kapur. Jalan menuju ke arah pantai Pandawa memang melewati tebing batu kapur.
Untuk membuat jalan sepertinya tebing batu tersebut telah dibelah menjadi dua,
sehingga jalan diapit oleh tebing-tebing batu yang cantik untuk foto-foto.
Hehe.. jaminan mutu pokoknya untuk foto-foto, semua pemandangan di sini keren
abis.
Pemandangan pantai dari sebuah pelataran sebelum kami menuju
tempat parkir juga keren banget. Ditambah dengan deretan patung-patung yang
dipahat di sepanjang tebing. Patung-patung tersebut adalah tokoh-tokoh Pandawa
dari cerita Mahabaratha yang terdiri dari Yudhistira / Dharmawangsa, Bima,
Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Nah,
akhirnya jadi tau kan dari mana asal nama pantai ini.
Ketika melihat
ke angkasa, banyak sekali paralayang yang melayang-layang. Ternyata itu adalah
paralayang yang berasal dari bukit Timbis. Perbukitan yang berada di dekat
pantai Pandawa. Saya yang sudah pernah ber-paralayang jadi ingin mencoba..
karena sensasi melayang di pantai pasti beda dengan di pengunungan, apalagi
pemandangan pantainya secantik pantai pandawa. Yang biru lautnya berpadu apik
dengan biru langit.
Kami parkir mobil di tempat parkir
yang berada di sebelah kanan di bawah tebing dan segera menuju pantai. Di tepi
pantai berjejer kursi-kursi pantai untuk leyeh-leyeh. Ongkos sewanya Rp. 50
ribu. Di situ juga ada yang menawarkan jasa massage dengan ongkos 120 ribu
untuk 90 menit. Bisa memilih antara di massage di kursi pantai atau di ruangan
khusus yang tidak jauh dari sana. Saya memilih di massage di ruangan supaya
bisa lebih leluasa. Ruangannya bersih dan menghadap pantai karena ada pintu
kacanya. Ah, rasanya nikmat banget dimassage habis lari, Full Marathon pula..
kebayang kan pegelnya gimana trus dipijat ala Balinese Massage dan dapet bonus
pemandangan pantai yang cantik. Pokoknya surga dunia deh..
Selama menunggu saya di massage,
teman-teman saya leyeh-leyeh di pantai dan sibuk foto-foto. Sebelum di massage
saya sudah sesi foto kok, jadi udah tenang. Hehe..
Oh iya, di pinggir pantai banyak
terdapat perahu kano yang disewakan bagi pengunjung yang ingin bermain-main di
laut. Menurut info sih, ada budidaya rumput laut juga yang sudah dikembangkan
sejak tahun 1985 di sekitar pantai, tetapi kami tidak berjalan ke arah sana.
Setelah massage saya lapar sekali,
karena ternyata jam sudah menunjukka pukul 2 siang. Akhirnya saya memesan bakso
di warung yang banyak berada di sana. Satu porsi bakso dengan mie dan bihun
harganya Rp. 15 ribu. Harga yang cukup masuk akal.
Puas menikmati pantai, akhirnya tiba
saatnya pulang. Tujuan kami selanjutnya adalah menuju area Kuta. Karena saya
dan Dessy akan menginap di Hotel Grandmas, Kuta, yang dekat Bandara. Karena
besok saya pulang ke Jakarta dengan pesawat pagi jam 8.45.
Sebelum menuju hotel, kami makan
dulu di Ayam Betutu Gilimanuk di Jl. Raya Kuta. Pesan ayam betutu kuah 1 ekor
dan sate bali beserta sayur dan lalapan serta minum es teh manis. Ah nikmat. ..
Dari resto ke Hotel sih mestinya
tidak jauh karena masih berada di jalan yang sama. Tetapi karena kami kurang
memperhatikan jadinya malah nyasar dan sempat puter-puter jalan. Selesai
check-in, kami mampir ke Krisna yang masih berada di jalan yang sama untuk
membeli oleh-oleh. Dan setelah itu mengantar si Mang ke Airport.
Urusan ke Airport beres, kami
langsung menuju hotel lagi untuk mandi dan setelah itu cabut ke Kuta. Jalan
dari hotel menuju mall dan pantai ternyata cukup jauh. Sepertinya salah pilih
hotel nih, mestinya pilih yang Granmas Legian aja untuk lain kali. Eh tapi,
masih banyak hotel-hotel murah di Bali yang lainnya sih. Jadi kalau mau pesan
hotel mesti selektif karena banyak bangettt hotel di Bali yang murah tapi
kualitasnya cukup oke. Seperti Pop Hotel yang harganya lebih murah tapi ada
kolam renangnya. Apalagi biasanya kalo di Bali itu kan cuma buat tidur doang
setelah seharian penuh jalan-jalan. Kayak sekarang ini di hotel cuma untuk
mandi dan ganti baju.
Setelah berjalan kaki sekitar 10
menit, saya dan Dessy berpisah di pertigaan jalan. Dessy mau bertemu teman di
Mall Discovery sedangkan saya masih menunggu kabar dari teman dan akhirnya
melipir ke Flapjack di pantai Kuta. Penasaran aja sama si Flapjack ini karena
isinya bule semua. Hihihi.. Flapjack ini menjual aneka macam pancake dan waffle
serta gelato. Menunya mirip menu di Nannys Pavilion, ada waffle asin dan manis
yang disertai es krim. Harganya juga mirip-mirip berada di kisaran Rp. 40
ribuan. Setelah bingung memilih antara pancake atau waffle akhinya saya memilih
Black Forest Pancake yang disertai es krim vanila. Pancakenya lembut dan
ringan, mirip bolu. Agak berbeda dari pancake yang selama ini saya makan.
flap jack |
Akhirnya, saya bertemu dengan teman
saya, Kay dan Ari. Kami semua akhirnya bisa bertemu setelah saya menulis status
saya di FB. Ah, FB itu memang berguna sekali ya.. jadi bisa bertemu dengan
teman-teman hanya karena menulis status. Tadinya saya dihubungi juga sama salah
satu teman SMP saya yang juga sedang di Bali, tapi telat karena saya sudah
pulang ke Jakarta. Dia juga tau saya di Bali ya dari status FB dan foto-foto
saya ketika di Bali. Hadeh...
Saya janjian dengan Dessy di Hard Rock shop dan kami
bersama-sama berjalan kembali ke hotel. Sampai hotel sudah jam 11 malam, jadi
setelah packing kami segera tidur.
Day 4
Pagi-pagi sudah harus bangun karena mau pulang ke Jakarta.
Aduh, malesnyaaa.. masih pengen leyeh-leyeh di tempat tidur nih.. nyesel pilih
penerbangan pagi ke Jakarta.
Bli Ketut datang ke hotel dan menyerahkan bungkusan pie susu
pesanan untuk oleh-oleh. Setelah itu dengan diantar Dessy dan Bli Komang yang
sekalian mengambil mobil mengantar saya ke Airport. Oh iya, saya memakai kaos finisher Bali
Marathon yang bertuliskan 42,195 dan ketika berada di ruang tunggu tiba-tiba
ada seorang ibu yang mengajak ngobrol dan berkenalan karena sebagai sesama
Finisher FM di Bali Marathon. Mbak Yanti berasal dari Bandung dan ikut Bali
Marathon ber dua dengan anaknya yang ikut lari 10 K. Waah, hebat sekali. Kami
saling bertukar nomor HP dan FB dan foto bersama sebelum saya naik pesawat.
Senangnya jadi punya teman baru.
No comments:
Post a Comment