Akhirnya film Mari Lari The Movie tayang di bioskop pada
tanggal 12 Juni 2014. Film yang ditunggu-tunggu oleh pecinta olahraga lari ini
memang sudah dalam proses syuting cukup lama, sepertinya sejak tahun lalu
ketika saya baru awal bergabung di komunitas Indo Runners dan aktif dalam
olahraga lari. Beberapa kali kegiatan lari bersama komunitas ini dijadikan satu
dengan proses syuting untuk film Mari Lari. Saya yang saat itu baru bergabung
tidak terlalu memperhatikan sehingga ketika ada acara lari-lari dengan pemain
film inipun, saya tidak terlalu ngeh.
Padahal oleh Ninit Yunita saya sempat dikenalkan oleh Olivia Jensen salah satu
pemain utamanya. Kayaknya waktu itu ada
Ibnu Jamil juga deh..
Salah satu race lari yang saya ikuti yaitu Allianz Heart
Race juga dijadikan latar belakang cerita di film Mari Lari ini. Walaupun sudah
diumumkan di grup Indorunners kalau ada
syuting film Mari Lari saya tidak bertemu dengan kegiatan pengambilan gambarnya.
Mungkin ketika saya masuk garis finish syutingnya sudah selesai karena waktu itu
jam terbang saya masih sedikit jadi larinya masih lama.
Semakin mendekati hari H launching film Mari Lari saya jadi
lumayan penasaran akan film ini. Akhirnya saya mengajak sahabat saya sejak
kuliah untuk menemani saya menonton. Sahabat saya ini tidak terlalu suka film
Indonesia dan termasuk jarang menonton film di bioskop. Hanya menonton ketika ada film bagus
saja. Yaah, beda tipis lah sama
saya. Tetapi saya sepertinya masih lebih
sering menonton film Indonesia daripada dia.
Buktinya? Saya menonton film
“?”, Garuda Di Dadaku, Ahmad
Dahlan, 5 cm, 9 Summer 10 Autumn dan Soegija. Eh, beda banyak ya kalo gitu..
Awal-awal diajak nonton saja, doi protes keras, tapi untung
saja akhirnya dia mau. Yah, demi persahabatan kita yang sudah puluhan tahun,
katanya. Selain itu ditambah dengan
bioskopnya dekat kantor dan bosnya sedang cuti. Jadilah akhirnya kami menonton
film yang diputar pukul 14.55 pada hari Kamis. Karena masih hari pertama dan
diputar pada jam tanggung jadi penontonnya hanya 3 orang.
Film Mari Lari berkisah tentang seorang anak lelaki bernama
Rio (Dimas Aditya) yang sejak kecil
mempunyai konflik di dalam hidupnya karena tidak pernah menyelesaikan apa pun
yang dikerjakan. Walaupun akhirnya dia bisa bekerja dan membanggakan hati
ibunya (Ira Wibowo) dengan gaji pertama, masih ada skripsi yang harus
diselesaikannya. Ketika ibu Rio
meninggal karena penyakit cancer, sang ayah (Doni Damara) yang memang tidak dekat
dengannya sejak kecil, selalu memandang sebelah mata terhadap Rio. Terlebih
ketika Rio ingin menggantikan sang ibu untuk berlari di Bromo Marathon bersama
ayahnya. Ketika masih bersama, ayah Rio yang mantan atlet yang sudah menjadi
pengusaha garmen sukes, memang sering berlari bersama ibunya. Sejak bertekad untuk menggantikan ibunya
tersebut Rio mulai berubah, dia berusaha bekerja keras berlatih lari dan lebih
bersemangat dalam menjalani hidup. Menata pekerjaannya di kantor , dekat dengan
seorang perempuan (Olivia Jensen) yang menjadi penyemangatnya dalam berlari.
Hmm, jujur aja, filmnya sederhana, konflik yang terjadi bisa
dengan mudah ditebak. Akting pemainnya
juga biasa saja. Masih ada beberapa
kritik lain dari teman saya yang untuk menjawabnya saya harus bertanya lebih
lanjut kepada seseorang yang mengerti dunia film, karena terkadang di film Indonesia ada
adegan-adegan seperti itu.
Dari keseluruhan film, hal positif yang bisa diambil dari film ini adalah memberi informasi yang lebih
mendalam mengenai lari bagi orang awam yang tidak pernah berolahraga lari.
Teman saya mengakui itu. Tetapi untuk membuat orang berminat untuk lari
sepertinya belum sejauh itu. Karena bagi
seseorang keputusan untuk menekuni olahraga lari harus mempunyai
motivasi yang kuat, tidak hanya dengan menonton film saja. Buktinya, teman saya yang menemani saya
menonton, sama sekali tidak tertarik untuk berlari. Bagi yang sudah menjadikan lari sebagai
olahraga rutin, bisa saja setelah menonton film ini jadi lebih termotivasi
untuk mencoba lari dengan jarak yang lebih jauh atau untuk memperbaiki rekor
pribadi. Semua pilihan ada di tangan
penonton.
Terlepas dari segala kekurangan yang ada, film ini patut
diapresiasi karena telah dibuat oleh
teman-teman lari saya di grup Indo Runners dan mereka telah bekerja keras untuk
film ini. Oh iya, film ini adalah film pertama dari sutradara Delon Tio, dengan
penulis skenario Ninit Yunita dan Produser Yasha Chatab. Novelnya
juga sudah terbit yang ditulis oleh Ninit Yunita.
No comments:
Post a Comment