Sebenarnya sudah sejak tahun 2012 lalu, saya diajak untuk
berolahraga lari di udara terbuka.
Tetapi saat itu saya masih cinta dengan
gym tempat saya latihan, yang menawarkan
kelas-kelas yang beraneka ragam. So, membayangkan bakal panas dan keringetan tambah tidak berminat aja untuk mencobanya. Kalau lari di treadmil kan ber ac jadi gak terasa kalo keringetan. Hehehe.. Apalagi kalau ikutan lomba lari yang mulainya pagi hari di hari Minggu, wah, itu kan saatnya bangun siang bo, setelah setiap hari harus bangun pagi untuk mengantar anak sekolah.
Orang pertama yang mencoba menularkan virus lari kepada saya
adalah klien di kantor saya. Sewaktu mengobrol masalah pekerjaan, beliau juga
menceritakan kegiatannya mengikuti lomba lari sampai ke luar negeri. Sepertinya beliau memang sudah menekuni
berbagai macam olahraga sejak lama. Beliau juga menjelaskan dengan semangat perbedaan lari di treadmil dengan di jalan raya.
Saat itu saya masih belum tertarik dan alasan yang saya berikan adalah : belum punya sepatu untuk lari. Saat itu saya sedang aktif ikut kelas Body Pump dan RPM di Gold’s Gym sehingga acara lari-larian sama sekali tidak menarik. Lari kan bisa di treadmill di ruangan ber ac yang dingin. Rasanya untuk mulai lari di luar ruangan itu malasss sekali. Pokoknya tidak ada motivasi sama sekali deh.
Saat itu saya masih belum tertarik dan alasan yang saya berikan adalah : belum punya sepatu untuk lari. Saat itu saya sedang aktif ikut kelas Body Pump dan RPM di Gold’s Gym sehingga acara lari-larian sama sekali tidak menarik. Lari kan bisa di treadmill di ruangan ber ac yang dingin. Rasanya untuk mulai lari di luar ruangan itu malasss sekali. Pokoknya tidak ada motivasi sama sekali deh.
Beberapa saat setelah itu, saya di add teman saya, Rani, di
grup FB Indo Runners. Disertai ajakan untuk ikutan lomba lari di Ragunan. Hmm,
sepertinya sih seru juga ya lari-lari di Ragunan yang masih hijau. Saat itu
saya sudah bertekad untuk ikutan dan berniat latihan lari di treadmil dulu.
Mungkin karena tekad yang belum kuat, setelah latihan lari, saya malah terkena
nyeri lutut. Karena setelah lari di treadmill tersebut saya mengikuti 2 kelas
gym yang menggunakan beban, sehingga lutut saya sepertinya menerima terlalu
banyak beban hari itu dan nyeri selama beberapa hari. Batal deh ikutan lari
perdana di Ragunan.
Bulan September, saya
membaca info bahwa akan ada Grand Thursday Night Run di FX yang diadakan oleh
grup lari Indo Runners. Grup lari Indo Runners memang biasa mengadakan acara
lari bersama setiap hari Kamis malam di FX. Startnya jam 8 malam. Saat itu
memang sudah lumayan banyak yang terkena virus
lari, tetapi memang belum sebanyak sekarang. Lomba lari juga sudah beberapa
kali diadakan.
Akhirnya saya mendaftar untuk ikutan acara tersebut dan
mengajak beberapa teman. Acaranya lumayan seru karena didukung oleh beberapa
sponsor sehingga setelah finish ada goodie bagnya. Rute larinya sepanjang 5 K,
melewati kompleks seputar GBK dan finish kembali di FX. Saat itu saya belum
memakai sepatu khusus lari, dan masih belum bisa mengatur nafas sehingga saya
sempat jalan kaki beberapa kali. Rasanya
capekkk bangett.. Tetapi habis itu lumayan terhibur dengan adanya kontes kostum lari yang lucu-lucu. Ternyata seru juga ya lari bersama-sama.
Beberapa bulan berlalu, tetapi saya masih cinta kelas Body
Pump di Gym. Saya masih bisa bela-belain
bangun pagi jam 8 hari Sabtu untuk ikut kelas tersebut. Tetapi idealnya selain ikut kelas Body Pump
yang berguna untuk pembentukan otot, diperlukan juga latihan cardio untuk menurunkan berat badan. Sepertinya latihan kardio saya kurang karena belum terasa perubahan yang berarti pada bentuk tubuh. Perut masih terlihat agak gemuk.
Kebetulan juga, saat itu saya sudah mulai jenuh dengan kelas-kelas di gym. Ditambah sudah semakin banyak race lari yang diadakan, sepertinya saya sudah mulai tertarik untuk berlari. Mungkin memang sudah waktunya, karena pada saat yang sama, toko sepatu Sports Station sedang diskon besar-besaran dan akhirnya saya berhasil membawa pulang sepatu lari yang lumayan oke.
Kebetulan juga, saat itu saya sudah mulai jenuh dengan kelas-kelas di gym. Ditambah sudah semakin banyak race lari yang diadakan, sepertinya saya sudah mulai tertarik untuk berlari. Mungkin memang sudah waktunya, karena pada saat yang sama, toko sepatu Sports Station sedang diskon besar-besaran dan akhirnya saya berhasil membawa pulang sepatu lari yang lumayan oke.
Karena sebelumnya tidak pernah berlari di stadion GBK, saya janjian dengan teman saya Rani untuk berlari
bersama. Saat itu saya belum instal aplikasi untuk mengukur jarak seperti
Endomondo, sehingga perkiraan lari saya hanya 1 kali memutar stadion GBK
sekitar 1 Km. Saat itu saya berhasil berlari 5 putaran tanpa berhenti. Mungkin karena saya sebelumnya sudah rutin latihan di gym, sehingga adaptasi ke latihan lari di treadmil dengan di luar ruangan tidak erlalu sulit. Pengaturan nafas tinggal menyesuaikan saja.
Berbekal pengalaman latihan di GBK tersebut mulailah saya
rajin berlatih disana. Dari jarak 5 K secara bertahap saya menambah jarak
latihan maksimal sampai dengan 10 K. Memang waktu tempuh masih agak lama, tetapi bisa lari 10 K tanpa berjalan bisa diartikan saya sudah siap untuk ikut lomba lari sampai jarak 10 K.
Lomba lari pertama saya adalah PGN 6K di Monas. Race ini gratis karena diadakan
untuk memperingati ulang tahun PGN (Perusahaan Gas Negara), sehingga tidak mendapatkan kaos dan finisher medal. Untuk race pertama
tidak apa-apa jika tidak ada medalinya.
Pengalaman pertama lebih penting untuk melangkah menuju race berikutnya.
Setelah race PGN 6K di Monas pada tanggal 19 Mei 2013, berturut-turut saya mengikuti Mandiri Run 5 K
pada tanggal 26 May 2013 dan Halo Fit Run 5 K pada tanggal 9 Juni 2013. Untuk
Mandiri 5 K tidak disediakan Finisher Medal tetapi para peserta mendapat gelang
e-money yang bisa dipakai seperti kartu debet.
Medali pertama saya didapat dari acara Halo Fit Run.
Setelah 3 kali mencoba race sejauh 5 dan 6 K untuk race
selanjutnya saya mencoba tantangan lari sejauh 10 K. Target saya adalah finish
Half Marathon pada acara Jakarta Marathon tanggal 27 Oktober 2013. Karena tepat
ketika sedang booming kegiatan race lari ini, akan diadakan event akbar Jakarta
Marathon. Kegiatan yang sebelumnya lebih
dikenal dengan Proklamathon pada jaman orde baru tersebut berusaha dibangkitkan
lagi untuk mensejajarkan Jakarta dengan race lari seperti di luar negeri yaitu
NY Marathon atau Penang Bridge Marathon dan race-race lainnya. Race selanjutnya saya selalu daftar untuk jarak 10 K kecuali
untuk Urbanathlon dan Morrissey Run For Charity.
23 Juni 2013 – Milo Jakarta 10 K – event ini sudah diadakan
sejak tahun lalu yang merupakan event lari besar sebelum bulan puasa. Sebenernya saat bulan puasa ada acara lari
Halo Night Run, sudah sempat daftar tetapi karena startnya malam sekali saya
terpaksa batal ikut. Rutenya Thamrin –
Sudirman dengan berputar di depan Univeritas Atma Jaya.
25 Agustus 2013 – Garda Medika 10 K - yang menyelenggarakan race ini
kebetulan sekali adalah kantor adik saya, sehingga kali ini saya mengikuti race
berdua adik. Malamnya saya juga menginap di rumah nyokap yang lebih dekat ke
lokasi lomba. Jalur racenya juga berbeda
dari biasanya yang lebih sering mengambil jalur CFD Sudirman Thamrin. Kali ini
jalur racenya disekitar kantor Astra TB Simatupang dan masuk ke dalam kompleks
perumahan Pondok Indah. Lumayan seru
karena selain masih banyak pepohonan, jalannya juga naik turun dan melewati
deretan rumah mewah, dimana banyak mbak-mbak sedang menyapu dan ngerumpi. Hehe Race
ini berbarengan dengan Independence Run yang diselenggarakan dalam rangka HUT
RI jadi peserta memang tidak terlalu banyak.
1 September 2013 – Samsung S4 Series Race 10 K – Rutenya seperti biasa, start di depan FX,
mengambil arah sudirman dan balik arah kembali menuju FX. Banyak ketemu
temen-temen dan setelah masuk garis finish foto-foto deh.. Samsung Run Series ini sebenarnya terdiri dari 3 race dan jika mengikuti ke 3 race tersebut secara keseluruhan maka medali yang di dapat bisa digabung menjadi 1 medali utuh, sepeti puzzle. Tetapi karena race yang ke 2 berlokasi di BSD saya akhirnya tidak mendaftar. Begitu pula dengan race yang ke 3 saya juga tidak ikut. Padahal yang ke 3 rutenya di Kuningan, agak berbeda dibanding jalur CFD.
8 September 2013 – Morrissey Run For Charity – Diadakan oleh
Hotel Morrissey yang kebetulan lokasinya deket kantor. Pesertanya dibatasi hanya 300 orang saja. Dan
dihitung dari banyaknya putaran lari yang dilakukan dalam waktu 1 jam. Rutenya
adalah : jl wahid hasyim (lewat depan kantor nih), merdeka selatan – thamrin – wahid
hasyim. Saya sih hanya 1 puteran aja,
sekitar 3, 3 Km. Lagi males lari soalnya.
Kaos larinya paling bagus diantara race sebelumnya dan dapet botol minum
yang cantik berwarna merah. Charity yang
dilakukan bekerja sama dengan rumah singgah untuk anak-anak penderita cancer.
15 September 2013 – Urbanathlon. Urbanathlon ini bukan hanya lomba lari,
tetapi digabung dengan aktifitas fisik yang lain, seperti melewati rintangan,
naik tangga, monkey bar, melewati terowongan, deretan ban-ban dan meniti titian
serta melewati kolam air, terakhir mesti naik memakai tali dan meloncat, baru
deh sampai ke finis dan disambut dengan taburan tepung warna warni. Ih seruuuu
bangett. Total larinya sekitar 8 km
saja. Puas foto-foto karena banyak temen satu gym yang ikutan. Waktu monkey bar sempet gagal sih, karena
barnya licin. Tapi nggak ngaruh kok, tetep dapet medali.
22 September 2013 – Sunday Fun Run, diadakan oleh FX Mall
dalam rangka ulang tahun mall tersebut. Di race ini berhasil mencatat personal
best untuk 10 K yaitu 1.14. Karena biasanya paling cepat untuk 10 K adalah
1.20.
29 September 2013 – Adidas King of The Road. Race paling
jauh dari segi lokasi dan jarak. Lokasi di BSD dan jaraknya adalah 16,8
Km. Karena lokasi di BSD, terpaksa
menginap di rumah adik saya di kompleks puspitek Serpong untuk memudahkan
menuju lokasi. Startnya jam 5.30.
Setelah Km 11, nyeri hebat terasa di betis sebelah kanan, so terpaksa jalan
kaki dicampur lari sampai finish dalam waktu 2.20 menit dan finally got my finisher
medal. Sepertinya saat itu saya kurang pemanasan sehingga mengakibatkan nyeri pada betis dan minggu sebelumnya saya memang kurang latihan.
Oiya, race ini termasuk race yang paling ditunggu karena sebelumnya merupakan agenda tahunan Adidas di negara-negara Asia lainnya. Sehingga peminat membludak dan mengakibatkan ukuran kaos yang sesuai sudah habis. Apalagi saya agak telat daftar karena gabung dengan orang lain untuk mendapat harga murah, sehingga kaos yang didapat ukura XL. Untung punya nyokap yang pinter jahit, sehingga dipermak habis-habisan jadi ukuran pas badan. Setelah race ada kejadian seru yang membuat ramai dunia sosmed, karena Agus SBY yang sepertinya memaksakan untuk tetap mengikuti race di sini walaupun waktu telah berakhir.
Oiya, race ini termasuk race yang paling ditunggu karena sebelumnya merupakan agenda tahunan Adidas di negara-negara Asia lainnya. Sehingga peminat membludak dan mengakibatkan ukuran kaos yang sesuai sudah habis. Apalagi saya agak telat daftar karena gabung dengan orang lain untuk mendapat harga murah, sehingga kaos yang didapat ukura XL. Untung punya nyokap yang pinter jahit, sehingga dipermak habis-habisan jadi ukuran pas badan. Setelah race ada kejadian seru yang membuat ramai dunia sosmed, karena Agus SBY yang sepertinya memaksakan untuk tetap mengikuti race di sini walaupun waktu telah berakhir.
6 Oktober 2013 – Mandiri Run (again). Untuk yang kedua Mandiri
membuat race lari di tahun ini. Kali ini
ikutan yang 10 K dan selain mendapat kartu e-money dan gelang e-money juga ada
finisher medal-nya. Race Mandiri memang
ramai sekali, karena digabung dengan festival makanan. Akibat ramainya peserta booth pisang laris manis, hampir aja saya nggak kebagian.
13 Oktober 2013 – Jakarta Allianz Heart Run. Pada tanggal yang sama, ada perlombaan lari vertikal alias menaiki
tangga sebanyak 56 lantai di Menara BCA.
Karena pendaftarannya gratis, saya juga ikutan daftar, hanya untuk mengetahui apakah saya memenuhi kualifikasi untuk mengikuti lomba ini. Test
kesehatan berupa cek tekanan darah serta ada pengukuran lemak tubuh di Fitness
First Menara BCA. Selain itu, ada test
endurance dengan menggunakan alat
stepper di gym yang di set untuk 56 lantai dengan kecepatan minimal 11. Cukup berat juga karena jika kita tidak
melangkah di papan step pada kecepatan tertentu, papan step akan turun ke bawah
dan kecepatan juga akan turun sampai 0. Sehingga kita harus terus menapak pada
papan step secara konstan agar kecepatannya stabil. Akhirnya setelah melampau batas yang
ditentukan, saya dinyatakan lulus dengan waktu 9 menit.
Finally, nggak sia-sia sudah
rutin nge gym selama bertahun-tahun. Yang asyik, untuk semua pendaftar
diberikan voucher 5x trial di Fitness First. Lumayan.
Untuk race Allianz nya sendiri, rutenya agak berbeda karena
melewati jalan Asia Afrika, depan TVRI memutar di bawah jembatan layang, lewat
depan Plaza Senayan, masuk ke jl Sudirman dan belok ke arah Hotel Sultan dan
Finish di pintu 1 Senayan. Seperti biasa
ikutan 10 K, tapi waktunya lama, nggak bisa memecahkan rekor my best time.
27 Oktober 2013. Finally, the race is coming. Setelah
tragedi pengambilan racepack yang kacau balau pada hari Jumat, akhirnya tibalah
hari perlombaan : Half Marathon alias 21 K.
2 minggu sebelumnya saya sudah berlatih lari 15 K dan 3 hari sebelum
race 10 K. Saya memang termasuk kurang
latihan, karena hanya mengandalkan endurance dan bukan best time. Jadi saya
hanya menargetkan finish dalam waktu sekitar 3 jam. Jika tidak kuat lari terus tidak akan
memaksakan dan akan mencampurnya dengan jalan kaki. Rute 21 K lumayan menarik, karena dari monas,
melewati jl Gajah Mada, Hayam Wuruk,
trus memutar ke kota tua, menyusuri jl Hayam Wuruk dan Gajah Mada kembali,
berbelok ke arah Juanda, berputar di
Kantor Pos, Gereja Katedral, masuk kembali ke Jl Merdeka lalu Monas dan
terus ke Bunderan HI, berputar di jl Imam Bonjol, menyusuri Jl Mh Thamrin lagi
lalu finish di Monas. Total waktu yang saya tempuh adalah 3 jam 12 menit. Masih
lebih cepat dari COT (Cut Off Time) 3.30 menit. Tetapi memang lebih lama dari
target saya yang 3 jam. Soal waktu tidak
masalah deh, yang penting bisa finish.
Setelah bertemu dengan beberapa teman di booth rexona, ada
pembagian teh manis dan handuk gratis, duduk-duduk melepas lelah sambil makan
pisang, saya masih merasa lelah dan kepanasan. Akhirnya, saya nekat ikutan
masuk ke dalam tenda VIP yang ber ac untuk ngadem. Duduk manis di dalam tenda
yang cukup besar melihat kesibukan di dalamnya. Semua produk sponsor ada di
sana. Sehingga saya juga kebagian parem kocok dan pijat gratis. Lumayan
bangeett. Thanks God saya memutuskan untuk masuk ke sini. Dan yang membuat saya beruntung lagi adalah,
tiba-tiba Jokowi masuk ke dalam tenda VIP itu. Waaah, senangnya bisa melihat
Gubernur idola saya dari dekat. Tampak gerombolan wartawan yang mengejar beliau
tertahan di depan pintu masuk. Agak lama
juga beliau di dalam, dan akhirnya keluar bersama Roy Suryo, untuk mengikuti upacara
penyerahan hadiah bagi para pemenang
yang di borong oleh pelari-pelari asal Kenya. Mereka semua memang luar biasa,
ketika kami baru sampai km 4, mereka sudah sampai di jalan Hayam Wuruk
diseberang. Keren banget.
Jam 10.30 akhirnya saya meninggalkan booth tersebut dan
berjalan kaki menuju lokasi parkir di Sarinah Thamrin. Karena kaki masih pegal luar biasa,
perjalanan Monas – Sarinah hanya bisa dilakukan dengan jalan pelan-pelan sambil
melihat para pelari Marathon yang mulai masuk Finish.
Rasa bersyukur, puas, lega bercampur jadi satu karena
akhirnya berhasil mencapai target untuk finish Half Marathon sebelum ulang
tahun saya yang ke 40. Next target – Marathon?
Hmm.. perlu dipikirkan lebih lanjut. Karena diperlukan latihan yang
serius dan beberapa kali lagi ikut race HM baru bisa melangkah ke lomba lari Marathon.
No comments:
Post a Comment