Kalau sudah ada niat pasti ada jalan sepertinya berlaku untuk trip saya ke Medan- Danau Toba kali ini.
Pertama kali booking karena tiket murah ke Medan, batal dengan sukses karena ternyata trip bertepatan dengan bulan Puasa. Padahal saat itu Air Asia masih membuka rute Jakarta-Medan dan saya mendapat harga sangat murah Rp. 200 ribu pp utk 2 orang. Jadi ketika akhirnya tiket hangus tidak terlalu menyesal . Selain itu pada tahun itu 2011 saya sudah banyak sekali cuti liburan, jadi nggak mungkin bulan itu cuti lagi pada pertengahan minggu. Tahun 2011 saya booking promo Air Asia ke Medan dari Bandung untuk akhir Mei 2012. Tetapi ternyata terjadi perubahan jam terbang menjadi jam 5.30 pagi dari Bandung. So ribet banget kalau harus nginep dan lain-lain. Jadi saya berusaha complain ke AA dan ternyata tiket berhasil di refund. Padahal harga tiketnya lumayan murah Rp. 350 ribu pp. Apa boleh buat, nasi sudah jadi bubur ayam.
Pertengahan Mei, tiba-tiba teringat teman kantor yang sekarang sudah tinggal di Medan dan ada satu teman lain yang sedang kuliah S2 di Medan menawarkan untuk menemani jalan-jalan kalau saya ke sana. Wah, tawaran menarik nih. Segera saja browsing tiket dan booking Citilink ke Medan dengan harga Rp. 1.041.000 pp. Hiks, emang agak mahal sih, tapi demi terlaksananya keinginan ke Danau Toba yang tertunda beberapa kali sepertinya saya cukup rela mengeluarkan uang sejumlah itu.
Hari jumat akhirnya tiba. Karena jam berangkat pesawat ke Medan jam 17.20 saya masih masuk kantor sampai jam 14.30 dan jam 15.00 saya sudah duduk manis di bis Damri menuju bandara dari Gambir. Total 1,5 jam perjalanan menuju Bandara, macet parah di terminal kedatangan dan masih harus menunggu keterlambatan pesawat selama kurang lebih 2 jam, sampai akhirnya pesawat benar-benar baru tinggal landas sekitar jam 19.45. Karena dari sejak duduk di dalam pesawat sampai benar-benar tinggal landas pesawat masih harus antri lagi. Perjalanan Jakarta Medan ditempuh selama 2 jam ditemani beberapa kali turbulence karena cuaca berawan, sampai di Medan sekitar jam 22 malam dan sudah dijemput oleh teman saya, Tira. Karena tadi sudah mendapat kompensasi makan atas leterlambatan pesawat saya sudah agak kenyang, jadi tujuan pertama saya di Medan malam ini adalah :
Durian Ucok, yang terletak di Jl Pringgan, Iskandar Muda. Tempatnya hanya berupa pelataran parkir ruko yang diberi meja dan kursi seadanya. Sayang saat itu sedang tidak musim durian sehingga tumpukan durian yang tersedia hanya sedikit dan harganya agak mahal, tetapi rasanya tidak mengecewakan, manisss. Usai makan durian kami singgah makan mie aceh di kios dekat rumah teman saya, karena ternyata teman saya masih lapar. Malam pertama saya menginap di rumah Tira untuk esok paginya dijemput travel yang akan membawa saya ke Parapat di tepi Danau Toba.
Pukul 8 pagi jemputan dari Paradep Taxi (Telepon 081362060842, 08126200042-43-44, 061-77123029) telah tiba dan membawa saya ke poolnya di Jl. Sisingamaraja No. 59, untuk berganti mobil menuju Parapat. Teman saya masih ada urusan dan saya harus menuju Parapat sendirian. Apa boleh buat, the show must go on, biar sendirian saya tetap nekat. Sudah sampai Medan rugi banget kalau tidak ke Danau Toba. Biaya travel ke Parapat adalah Rp 65 ribu dan saya digabung di mobil yang menuju ke Pematang Siantar. Semua penumpang menuju Siantar hanya saya sendiri yang ke Parapat. Travel Paradep Taxi ini memakai Kijang Kapsul dan saat keberangkatan pada jam 9 full penumpang. 3 orang ibu-ibu peserta MLM yang terus menerus bercerita sepanjang perjalanan duduk di deretan paling belakang, 2 orang ABG wanita sebelah saya di deretan tengah dan seorang engkoh duduk paling depan. Letak pool Paradep taxi ini tepat berseberangan dengan Mesjid Raya sehingga saya bisa sekalian memotret mesjid tersebut.
Hari itu panas sekali, tetapi untunglah AC mobil berfungsi dengan baik membuat saya tertidur hampir di sepanjang perjalanan. Lebih baik tidur dari pada sport jantung karena cara menyetir pak sopir yang agak menyeramkan. Sudah jadi rahasia umum mengenai cara menyetir supir bus umum di Jakarta yang berdarah Batak dan disini adalah Sumatera Utara. So? Yah begitulah...
Pemandangan perkebunan sawit dan rumah penduduk mendominasi perjalanan kami. Travel berhenti di daerah Pasar Bengkel untuk istirahat makan siang sekitar tengah hari. Saya memesan soto medan yang rasanya cukup .. cukup untuk tidak didefinisikan lebih lanjut.hehe.. yang penting perut keisi supaya tidak masuk angin.
Akhirnya setelah menempuh rute : Medan, Tanjung Morawa, Lubuk Pakam, Pasar Bengkel, Tebing Tinggi, sampai juga di Pematang Siantar dan di sini saya harus ikut mengantar penumpang dengan tujuan Pematang Siantar sampai di daerah rumah mereka. Sebenarnya saya ditawari untuk menunggu di pool tetapi saya memilih untuk ikut mengantar sekalian melihat-lihat suasana kota
Sebenarnya agak menyesal karena saya tidak bisa menikmati Roti Ganda yang menjadi ciri khas kota Siantar. Padahal di dekat pool ada kedai kopi dan siapa tau aja di sana jual Roti Ganda. Ah, telat..
Dua orang penumpang terakhir yang tinggal di Pematang Siantar rupanya tinggal di pinggiran kota sehingga saya terpaksa ikut mengantar berkeliling kota Siantar. Rumah mereka ada yang terletak di perkampungan dimana masih banyak terdapat bangunan makam Kristen yang besar di tengah sawah atau lapangan. Setelah berputar-putar selama sekitar 45 menit, saya kembali lagi ke pool untuk berganti sopir.. Sopir diganti dengan yang biasa menyetir mobil Siantar - Parapat.
Perjalanan Pematang Siantar Parapat memakan waktu sekitar 1 jam dan menjelang memasuki kota Parapat kontur jalan mulai agak menanjak dan berliku-liku. Dan sekitar 10 menit menjelang Parapat tampaklah Danau Toba di kejauhan. Danau yang kebiruan dikelilingi oleh bukit-bukit kehijauan sangat indah ditengah cuaca yang terik di siang menjelang sore. Sekitar jam 15.30an saya menjejakkan kaki di Parapat. Pool Paradep taxi adalah di Pelabuhan Tiga Raja (Telp 081375260726) dan saya sekaligus mendaftar untuk keberangkatan esok hari jam 9 pagi menuju Medan. Dari Pool menuju dermaga tempat kapal motor yang membawa saya ke Tuktuk di Pulau Samosir hanya berjarak sekitar 100 meter dan kapal motor ini akan langsung membawa saya di dermaga tempat saya menginap malam nanti di Carolina Hotel. (telepon 0625-451210, 0625-7000520). Di sebelah kapal saya ada kapal lain dengan rute ke Tomok.
Selain Tiga Raja, ada pelabuhan lain yaitu Ajibata dimana pelabuhan ini khusus untuk kapal ferry dengan tujuan Tomok, karena sekalian untuk membawa mobil yang dipakai berkeliling di Pulau Samosir.
Sesudah menunggu sekitar 15 menit dan sudah mulai terisi dengan beberapa penumpang lain, kapal mulai bergerak perlahan menuju Tuk Tuk. Selain di dek bawah bagian dalam yang tertutup ada pula bagian luar dan tempat duduk di atas yang terbuka sehingga bisa dengan puas menikmati pemandangan danau Toba yang indah. Setelah sekitar 30 menit sampailah saya dengan selamat di dermaga Hotel Carolina, setelah proses check in, masuk kamar dan baru sadar kalau sudah jam 16.30. Wah, ternyata sudah sore, mudah-mudahan masih sempat ke Tomok untuk melihat makam raja-raja Sidabutar.
terima kasih sdh sharing... infonya komlit
ReplyDeleteOke, pak, ada tambahan info no telp travelnya. Mudah2an berguna.
ReplyDelete