Singapore lagi? Hmmm, bosen nggak ya.. tapi tiket udah terlanjur dibeli beberapa bulan sebelumnya karena ada promo dan dalam rangka ngajak temen kantor yang belum pernah ke sana. Seperti biasa, karena ada promo tiket murah AA. Waktu itu dapet tiket Rp. 380 ribu PP. Lumayan lah.
Karena judulnya jalan-jalan hemat, cari penginepannya juga yang murmer. Dan setelah mencari-cari akhirnya kami memutuskan menginap di ABC Backpaker di daerah Bugis. Tepatnya di Kubor Street 3, Singapore 19920, Singapore. Website : http://www.abchostel.com.sg.
Penginapan ini juga sengaja dipilih karena masih satu jalur dengan bandara yaitu jalur hijau, sehingga nggak terlalu susah kalau mau kemana-mana. Sebenernya sih di sini nggak masalah mau menginap di daerah mana saja karena petunjuk MRTnya gampang, harga taxi juga nggak mahal-mahal banget jadi tinggal pilih sesuai selera dan kantong. Hanya untuk bis yang selama ini belum pernah naik karena menurut saya relatif lebih rumit.
Booking penginapan sudah dilakukan sejak 1 bulan sebelumnya, untuk menghindari fully booked jika telat. Sewaktu booking harga yang dikenakan kepada kami untuk kapasitas 1 kamar ber empat adalah SGD $ 24 per orang, dan ABC Backpacker meminta transfer uang muka pembayaran sebesar 50 persen dari total malam pertama, sebesar SGD $ 96 dan bisa ditransfer melalui BCA sebesar Rp. 696 ribu (jadi kalo di kurskan sekitar Rp. 7250 per 1 $ SGD.
Setelah urusan transfer dan bukti transfer di email, pihak penginapan mengirimkan email booking dan peta menuju ke lokasi penginapan yang cukup jelas.
Berikutnya, menetapkan lokasi-lokasi yang akan dikunjungi di Singapore. Ini adalah kali ke 3 saya ke sana, jadi sudah lumayan hafal bagaimana keluar bandara, cara membeli tiket MRT dan lain-lain. Tapi kali ini saya menjadi penunjuk jalan dan tetap merasa agak deg-deg-an, walaupun petunjuk di Spore sangat jelas dan kemungkinan nyasar sangat kecil jika sudah berbekal peta jalan serta peta MRT.
Akhirnya hari keberangkatan tiba, dan ternyata yang jadi berangkat hanya 2 orang saja, saya dan Devi. Dua teman lainnya tidak bisa berangkat pada detik-detik terakhir. Memang seperti itu resiko membeli tiket murah dari jauh-jauh hari, resiko rugi lebih besar karena kita sama-sama tidak tau apa yang akan terjadi beberapa bulan kemudian.
Singkat cerita, sampailah kami di Bandara Changi, dengan memakai MRT jalur hijau turun di Halte Bugis, dan berjalan sekitar 5 menit sampailah kami di Kubor Street. Sempat dibantu oleh bapak-bapak di pinggir jalan menerangkan lokasi Kubor Street setelah kasihan melihat muka kami yang bingung. Hehe..
Finally, sampai juga di Hostel, sewaktu check in saya menerangkan bahwa dari awalnya 4 orang yang jadi datang hanya 2 orang sehingga kami akhirnya pindah ke kamar untuk 2 orang, hari pertama dengan kamar mandi di dalam ratenya SGD $ 65 setelah diskon karena booking lewat internet dan hari kedua SGD $ 60 dengan kamar mandi diluar, harus pindah kamar karena kamar yang ditempati kami sudah dibooking orang. Disesuaikan dengan uang muka yang sudah dibayar kami hanya membayar sisanya.
Kamarnya standar dengan tempat tidur tingkat dan AC, tapi bersih dan lengkap dengan shower air panas dan dingin, meja rias dan lemari. Yah lumayan kalau untuk tidur aja, karena kalau traveling seperti ini udah pasti bakal ditinggal seharian. Untuk duduk-duduk bisa di sofa di halaman hostel atau di belakang dekat dapur. Ada ruang khusus dengan fasilitas komputer dan internet gratis plus Free Wifi pula, tapi kemaren nggak bisa diakses dari bb saya. Banyak juga pelancong dari Indonesia yang menginap di sana, selain sempat bertemu, di hostel tersebut ada papan tulisan yang berisi kesan-kesan yang kebanyakan dari tamu Indonesia.
Istirahat sebentar dimanfaatkan untuk lihat-lihat peta dan merencanakan itinerary hari itu. Untuk BB sengaja off selama di S’pore maksudnya supaya lebih konsentrasi jalan-jalan dan sekalian menghemat. Soalnya gak yakin sama paket yang ditawarkan Matrix jika memakai data lebih dari berapa KB (lupa) maka tarif akan flat Rp. 25 ribu seharian. Ngeri juga kalo tiba-tiba dapet tagihan banyak dan kita tidak tahu term and conditionnya. Mau beli kartu provider di sana lumayan juga sih harganya, mending uangnya buat makan atau belanja. Haha..
Kami memulai perjalanan hari pertama dengan mencari makan siang di seputar hotel sekalian jalan ke stasiun MRT Bugis. Ternyata di jalan belakang hotel adalah daerah Kampung Glam yang terkenal bangunan-bangunan khas melayu dan merupakan kampung penduduk muslim di Singapore. Disana terdapat Masjid Sultan yang merupakan masjid pertama yang dibangun di Singapore. Masjid ini dibangun sekitar tahun 1826 oleh masyarakat Jawa yang kebanyakan pedagang awal di Singapore. Daerah ini memang kental dengan suasana khas Melayu, karena banyak terdapat rumah makan padang. Rumah makan lain yang terkenal di daerah kampung Glam adalah kampung Glam Kafe, Hajah Fatimah dan yang saya cicipi siang itu karena agak lain adalah Singapore Zam-Zam yang menyediakan daging rusa sebagai menu utama. Ada yang dibikin martabak atau nasi briyani. Kesalahan awal adalah tidak menanyakan seberapa besar porsinya. Jadi ketika yang datang adalah porsi yang sangat besar kami berdua cuma bisa bengong. Padahal Devi teman saya sudah pesan nasi goreng yang porsinya juga lumayan. Akhirnya, menimbang nasi goreng lebih tahan lama, jadilah nasi goreng dibungkus untuk makan malam dan kami berdua menghabiskan nasi briyani daging rusa dengan susah payah. Daging rusa sendiri rasanya mirip-mirip daging kambing, agak keras dan potongan tulangnya besar karena disajikan dengan nasi briyani jadi daging tersebut berlumur kuah kari yang spicy. Hah.kenyang banget deh.
Setelah sholat di Masjid Sultan dan foto-foto interior dalam masjid, kami melanjutkan perjalanan menuju patung Merlion yang bisa dicapai dari stasiun MRT City Hall. Berbekal peta dan petunjuk arah yang jelas sejak dari stasiun MRT kami mengikuti petunjuk menuju Esplanade Hall, berjalan menuju bagian dalam Esplanade, lalu keluar ke arah jalan raya dan menyusuri taman sampai ke jembatan yang menuju si patung Merlion. Ooh, baru tau sekarang kenapa waktu saya ke Singapore pertama kali tidak menemukan patung yang mengeluarkan air dari mulutnya ini, karena saat saya ke sana patung tersebut sedang direnovasi. Jadi waktu itu saya hanya berfoto dengan patung merlion lain yang lebih kecil.
Setelah puas foto-foto disana, kami meneruskan jalan kaki dan menyeberang ke arah stasiun stasiun Raffles Place dan mengarahkan tujuan ke Little India dengan terlebih dahulu turun di Outram Park untuk berpindah MRT Jalur Ungu. Rencananya sehabis dari Little India kami akan menuju China Town untuk berbelanja karena letaknya yang sama-sama di Jalur Ungu.
Keluar dari MRT petunjuk arah ke kawasan Little India sudah terpampang dengan jelas, keluar MRT belok ke kiri ada tulisan Kawasan Seni Little India. Tampak beberapa bangunan dengan warna warna ceria menarik untuk di foto dengan meja dan kursi di depannya. Semacam tempat makan begitu tampaknya.
Dengan berjalan kaki kami menuju ke arah Tekka Centre, pertokoan yang menjual aneka makanan dan pernak pernik khas India. Kombinasi dari bau khas kari dan rangkaian bunga-bunga membuat teman saya agak pusing jadi kami tidak terlalu lama mengeksplore tempat tersebut dan segera kembali ke stasiun MRT untuk menuju ke China Town.
Jika ingin membeli oleh-oleh dari Spore, China Town merupakan tempat yang tepat. Menurut info yang didapat harga yang paling murah untuk oleh-oleh bisa didapat di sini. Dan hal tersebut telah kami buktikan dengan banyaknya oleh-oleh murah meriah yang tersedia, semua tinggal pilih dan harganya sudah pas jadi tidak bisa ditawar. Di sini saya menemukan Tintin Shop yang lokasinya tersebunyi di antara lapak pedangan pernak pernik. Oh no, Tintin is my favourite dan saya agak histeris begitu masuk ke dalamnya. Pernak pernik serba Tintin dan tokoh-tokoh lainnya tersedia lengkap di sini tetapi begitu melihat harganya, hmm..ternyata lumayan mahal.
Sampai hari menjelang sore kami menghabiskan waktu di sini dan langsung balik ke penginapan untuk beristirahat. Malamnya, setelah mandi kami menuju pertokoan seputar Bugis untuk kembali berburu barang-barang murah di sana. Puas deh, hari pertama berjalan lancar sesuai rencana.
Hari Ke dua
Jadwal hari ke dua adalah jadwal bertemu teman-teman, jadi hari ini tidak terlalu banyak tempat yang akan dikunjungi.
Pagi-pagi kami sudah berjalan di sekitar kampung Glam untuk mencari sarapan dan menemukan tempat yang sudah ramai dengan pengunjung di Kampung Glam Kafe. Menu yang ditawarkan diantaranya nasi lemak dan teh tarik. Tetapi karena tidak terlalu lapar saya hanya memesan semacam pastel dan minum-teh tarik panas. Setelah itu kami menyusuri jalan mencari mesjid Hajjah Fatimah dan duduk-duduk di taman sebelah masjid sambil menikmati udara yang masih segar di pagi hari. Menikmati orang-orang yang berjalan menuju tempat aktivitas masing-masing dan bersyukur saat itu saya sedang berlibur. Oiya, di daerah Kampung Glam juga ada Malay Heritage Museum, tetapi setelah menelusuri jalan sesuai petunjuk di peta kok nggak ketemu ya.
Sesampai di penginapan, teman saya bertemu dengan saudaranya yang bekerja di spore dan setelah itu bersama-sama dengan naik taxi diantar menuju Mustafa Centre yang ternyata tidak terlalu jauh letaknya dari Bugis kalau naik taxi. Mustafa Centre adalah pusat belanja serba ada dengan harga yang konon murah. Tapi kayaknya harganya kok sama aja ya. Jadi saya hanya membeli coklat dan kopi karena tergoda saking banyaknya aneka jenis coklat dan kopi yang tersedia.
Puas belanja dan memanjakan mata di Mustafa Centre kami bergegas menelusuri jalan menuju stasiun MRT terdekat di Farrer Park. Namanya Farrer Park, tapi yang terlihat kemaren sih tamannya tidak terlalu luas. Yang menarik ada tulisan non smoking park, berarti walaupun di taman tetap nggak boleh merokok. Hebat euy.
Karena sudah jam makan siang kami mampir makan di Mc Donalds, City Square Mall yang bersebelahan dengan Farrer Park. Dari awal melihat Mc D di sini, sudah tertarik dengan menu Wasabi Burger, unik deh, karena memakai saos wasabi yang rasanya pedas semriwing, lumayan terasa kok wasabinya. Saya memang senang mencoba menu-menu di Mc D yang lain yang tidak ada di Indonesia. Jadi walaupun modelnya makanan fast food untuk Mc D atau KFC tetep harus dicoba.
Dari sana kami menuju ke Orchard Road sekalian janjian sama teman di salah satu pertokoan di sana sedangkan Devi jalan-jalan sendiri dan pulangnya kami pisah karena sore saya langsung ke Bugis untuk janjian dengan teman yang lain. Siangnya ngopi di Coffee Club, Takashimaya. hmm.. emang ada sih di PS soalnya mau nyari yang lain bingung, rata-rata udah ada di Jakarta. Ada yang lain tapi penuh dan bukan khusus untuk ngopi. Mau ke mall yang lain males jalannya, karena mallnya kan luas, udah keburu pengen ngobrol bo. Ternyata kami berdua sama-sama doyan ngobrol jadi gak terasa 3 jam ngobrol gak brenti.
Kalo di Bugis Junction, kami makan di salah satu resto Thailand di sana, yang kelihatannya tempatnya asyik dan agak sepi jadi bisa leluasa ngobrol. Maklum udah lama banget nggak ketemu.
Sekitar jam 8 saya balik ke hostel, setelah mandi dan mencari info jam buka IKEA yang ternyata sampai jam 10 malem, kami nekat ke sana. Sesuai petunjuk kami naik MRT dahulu sampai stasiun Queenstown, sama-sama Jalur Hijau, jadi gampang, dari sana naik bis No 197 menuju Alexandra Road, alamat IKEA. Keadaan sekitar lumayan gelap tetapi di halte terang benderang dan ada beberapa orang yang sama-sama menunggu bis sehingga kami tidak takut. Akhirnya bis no 197 datang dan kami pesan ke kondektur agar diberi tahu kalau sudah sampai IKEA. Sempet nanya ke penumpang yang lain dan diberi tau kalau bis akan berputar dulu sebelum ke IKEA. Karena ragu-ragu kami sempat turun di halte yang salah, dan supir bis yang baik hati itu, menyuruh kami naik kembali. Hihihi... kocak deh..
Akhirnya sampai juga di IKEA. Nggak mungkin kelewat kalau mau naik bis ke sini karena bis berhenti di halte depan IKEA jadi pasti kelihatan. IKEA masih penuh pembeli padahal sudah jam 9 malam dan dengan penuh semangat kami menyusuri bagian per bagian ruangan tempat pernak pernik lucu IKEA dipajang. Hampir saja tergiur membeli lampu meja lucu tetapi karena ingat kalau nanti bakal susah bawanya niat tersebut terpaksa dibatalkan. Soalnya sumpah deh lucu-lucu banget barangnya dan gak terlalu mahal, bikin gemes mau beli. Saya aja yang gak terlalu suka belanja bisa seperti ini, apalagi yang shopaholic ya..
Setelah puas melihat-lihat kami segera pulang, menunggu bis di halte seberang IKEA, sampai di stasium MRT Queenstown dan kembali lagi ke hostel. Walaupun hari sudah malam tetap aman karena masih rame.
Hari Ke tiga
Waah, ternyata hari cepat sekali berlalu. Dan ini hari terakhir kami di Singapore.
Pagi-pagi sarapan di sekitar kampung Glam trus langsung menuju stasiun MRT Harbour Front untuk menyeberang ke Sentosa Island. Dari Vivo City kami jalan keluar dahulu untuk foto-foto pemandangan pelabuhan Singapore. Tetapi karena cuaca agak mendung hasil fotonya kurang memuaskan. Untuk menuju Sentosa Island dengan MRT ada tiket khusus seharga $S 3 sudah termasuk tiket masuk Sentosa. Di sana bebas mau turun di stasiun mana saja dan selama di Sentosa juga ada bis gratis untuk mengantar ke tempat-tempat wisata di sana. Pokoknya semua serba praktis deh.
Di Sentosa kami mampir di pantai yang hmm.. mirip Ancol tapi lebih bersih. Trus jalan-jalan ke Universal Studio, nggak masuk, cuma foto-foto aja, then langsung balik ke bugis karena kami masih titip tas di sana. Sebenernya kalau mau ke Clarke Quay masih ada waktu karena pesawatnya masih lama. tapi kami hanya memilih untuk jalan-jalan di sekitar bugis dan makan es potong singapore itu.Sempat menyesal kenapa nggak mampir ke Clarke Quay, soalnya waktu yang diperkirakan untuk mencari crocs murah di Changi tidak terealisasi karena tokonya udah nggak ada.
Selama nunggu keberangkatan pesawat nggak ada hal-hal yang aneh, pesawat juga tepat waktu, dapet Damri di Bandara nya juga cepet. Pokoknya, liburan yang menyenangkan lah..
LIKE THIS!
ReplyDeletehehe..makasih.. tumben nih, komen.. .
ReplyDeletemalas kasi caption foto nii...
ReplyDeleteiya, gw dah inget password multiply nya lgi, selama ini gw coba2 ga bisa..
ReplyDeletefoto yang mana sih? :P
ReplyDeletefoto yg mana sih? gw juga males foto kayaknya, terpaksa aja.. hehe.. yg mana yak..
ReplyDeleteBagus-bagus mba fotonya. Awal Mei Lalu juga dari Singapore, tapi saya sekalian liburan ke P. Bintan. jadi tinggal nyebrang aja.
ReplyDeleteMakasih ya.. Belum pernah ke Bintan nih, masih pengen ke Belitung, blom kesampean.
ReplyDeleteBelitung...mmm...sy juga blm pernah..Tapi kl Raja Ampat saya udah. Disana bagus bgt ko..wisata bawah airnya yang mantap. Target bisa ke Wakatobi, P. Weh, Derawan (Kaltim). Btw pernah backpacker ke Osaka?? Saya minat banget, kali aja ada temen" yang mau berangkat, jadi saya bisa gabung gtu...Heheee
ReplyDelete