
Setelah rencana ke Bangka gagal karena waktu yang tidak memungkinkan, ternyata masih ada pilihan acara lain untuk jalan-jalan bulan Juni lalu. Yaitu, ikutan travel writing class yang membuka tripnya untuk diikuti oleh peserta yang tidak ikut kelas. Tripnya berjudul Biking In Paradise, yaitu bersepeda di pulau Tidung, salah satu pulau yang berada di gugusan kepulauan seribu. Dilihat dari foto-fotonya sih, memang keren banget, pantainya masih bersih dan air lautnya biru jernih. Bener-bener sesuai dengan julukan paradise yang menjadi judul trip ini.
Setelah membayar biaya trip sebesar Rp. 375 ribu, dikirimlah itinerary yang berisi daftar acara dan hal-hal yang harus diperhatikan selama berada di pulau.
Pulau Tidung ditempuh selama 3 jam perjalanan dengan kapal motor dari pelabuhan muara angke. Pulau Tidung terdiri dari pulau Tidung Besar dan pulau Tidung Kecil dan termasuk dalam kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, merupakan pulau yang berpenduduk cukup banyak. Di sini terdapat kantor kecamatan dengan bangunan yang cukup besar dan megah, serta bangunan kantor polisi dan puskesmas serta SMKN Kelautan.
Hari sabtu pagi, jam 7.15 kapal motor bergerak dari muara angke membawa para peserta yang berjumlah 30an orang, bercampur dengan penumpang kapal yang lain. Gw duduk di atas kapal karena di dalam kapal sudah penuh. Jadilah terpanggang matahari pagi sepanjang jalan selama 3 jam. Setelah sekitar 1,5 perjalanan, sempat agak mual, tetapi hilang setelah tiduran, jadinya tidur adalah pilihan yang tepat, sampai kapal merapat di dermaga pulau Tidung tepat jam 10.15, bener-bener pas 3 jam perjalanan.
Setelah semua peserta turun dari kapal, kami semua berjalan kaki ke penginapan yang terletak tidak jauh dari dermaga. Penginapan tersebut sudah di booking untuk seluruh peserta, dan satu kamar diisi oleh 7 orang. Tetapi dari kamar yang tersedia di penginapan itu hanya dua kamar yang teras belakangnya menghadap laut dan salah satunya adalah kamar yang gw tempatin. Asyik. Sejauh mata memandang adalah laut lepas dengan gradasi warna biru yang cantik.
Setelah istirahat dan makan siang, mulailah kami bersiap-siap untuk acara selanjutnya, yap, mengelilingi pulau dengan naik sepeda. Yang terpenting bagi gw adalah memilih sepeda yang tepat, yang tidak terlalu tinggi dan rem yang pakem. Maklum deh, biasanya kan ikutan kelas RPM di gym yang memakai sepeda statis, jadi begitu harus bersepeda di alam bebas harus dengan sepeda yang ok supaya aman. Dan beruntunglah gw karena akhirnya menemukan sepeda yang tepat. Cihuy …siap deh untuk acara utama biking in paradise.
Rute yang dilalui adalah menyusuri pulau Tidung, dengan keadaan jalan yang bervariasi, antara jalan conblok, jalan tanah yang landai, sedikit berpasir dan melalui ilalang. Kami berhenti di beberapa tempat yang bagus di tepi pantai untuk mengambil foto dan berfoto ria, serta istirahat sambil minum kelapa muda. Wih, segar rasanya setelah bersepeda di tengah panas matahari yang menyengat. Di akhir perjalanan, kami menuju jembatan yang menghubungkan antara pulau Tidung besar dengan pulau Tidung kecil. Jembatan terbuat dari kayu, lumayan lebar untuk dilalui sepeda dengan aman walau ada beberapa tempat yang curam sehingga sepeda harus dituntun. Nggak nyesel berani naik sepeda lewat jembatan karena bisa puas foto-foto bergaya dengan sepeda. Sambil menunggu sunset peserta bebas untuk ber snorkeling atau main air atau cuma foto-foto narsis kayak gw. Hehe…
Setelah puas, sekitar jam 7 malam kami semua kembali ke penginapan untuk makan malam, acara diskusi dan istirahat. Capek banget.
Besok pagi, seharusnya jam 5 peserta sudah bangun untuk mengejar saat sunrise di jembatan. Tetapi gw memilih untuk tidak ikut, karena pengen santai-santai aja di penginapan sambil baca novel. Tetapi ternyata setelah sarapan nasi uduk, bersama beberapa teman yang juga tidak ikut bersepeda ria pagi itu, berjalan-jalan saja di seputar penginapan, sampai akhirnya sampai juga ke jembatan, dan duduk-duduk melihat laut. Sempat membeli kripik sukun dan manisan rumput laut di salah satu rumah penduduk.
Sementara itu, peserta yang lain sedang menelusuri pulau Tidung kecil, melihat budidaya mangrove dan makan panglima hitam yang konon merupakan penduduk asli pulau Tidung, serta menyeberang ke pulau kecil diseberang pulau Tidung kecil. Sebenernya seru sih kalo ikut, tapi gw sedang tidak terlalu mood untuk berpanas-panas lagi di tepi pantai dan setelah kembali ke penginapan, duduk manis di bangku di halaman belakang kamar yang menghadap pantai dan lautan lepas sambil menghabiskan membaca novel “The five people you meet in heaven karangan Mitch Albom.
Setelah makan siang dan beres-beres, perjalanan pulang dimulai dengan kapal tepat meninggalkan dermaga jam 14.30 sore. Sebelumnya sudah persiapan minum antimo anak yang dibawa oleh Rita dan ternyata walau antimo anak tetep manjur banget karena tidak terasa mual sedikit pun walau ombak yang lumayan besar mengayun-ayun kapal lumayan hebat dan tepat jam 17.30 kapal merapat dengan selamat di dermaga muara angke.