Thursday 2 June 2016

Donor Darah







Sewaktu teman saya Dessy memposting pengumuman di grup WA SD kalau di sekolah anaknya akan ada acara Donor Darah, saya semangat untuk mendaftar. Padahal acaranya sendiri masih lama.  Bagi saya sendiri,  ini bukan pengalaman pertama mendonorkan darah, yang pertama sih udah lamaaa sekali, sekitar 13 tahun yang lalu. Waktu saya bekerja di kantor BPPN antara tahun 2001-2003, lupa pastinya tahun berapa.  Pengalaman Donor Darah pertama berjalan lancar sehingga sebenarnya tidak ada masalah untuk Donor Darah  lagi. Tapi nggak tau juga deh, harus menunggu sampai lama sekali baru mau ikutan donor lagi.

Hmm, tapi sebenarnya beberapa tahun yang lalu saya pernah nyoba mendonorkan darah, sewaktu sedang liburan di Makassar.  Ketika sedang jalan-jalan di Mall Ratu Indah, ternyata ada booth PMI disana, ya udah iseng aja mampir.  Tapi setelah isi formulir, dan dicek ambil darah contoh untuk test HB  apakah memenuhi syarat atau tidak, saya ditolak.   HB saya tidak mencukupi sehingga saya gagal mendonorkan darah. Setelah itu lamaaa sekali  saya tidak tertarik untuk mendonorkan darah  dan baru setelah teman saya mengadakan acara di sekolah anaknya itu saja saya tergerak untuk mendonorkan darah lagi.  

Sebenernya saya sudah bersiap-siap dengan membaca info apa saja yang harus dilakukan sebelum mendonorkan darah. Tetapi saya telat mempraktekannya.  Terlebih lagi saya baru saja selesai haid sehingga pasti kadar HB menjadi turun. Mestinya sih selama haid itu saya rutin konsumsi sangobion dan makan daging merah serta makan sayur-sayuran serta makanan lain yang bisa menaikkan  HB.  Tetapi saya terlambat. Sehingga seperti dugaan saya, ketika saya ditest awal ya sudah pasti ditolak. Kadar HB minimal adalah 13,5 sedangkan saya 12,7.  Kecewa juga rasanya, tetapi apa daya.  Akhirnya setelah melihat-lihat bazaar yang diselenggarakan di sekolah Cikal dalam rangka acara Donor Darah ini, saya pulang. Sebelumnya sempat berfoto bersagma Dian Nitami yang selesai ngajar yoga untuk anak-anak.  Hehe.. Lumayan untuk hiburan. 


Setelah  kejadian penolakan itu, saya akhirnya bertekad untuk mendonorkan darah sendiri dan mulai mencari info mengenai lokasi donor darah yang tersedia.  Dari mbah Google, saya mendapat info kalau kegiatan donor darah bisa dilakukan di kantor pusat PMI di jl Kramat Raya, Jakarta Pusat dan di Senayan City lantai UG. Wah, asyiiik, bisa donor darah di mall.  Buka setiap hari dari jam 10 pag sampai jam 4.30 sore. 

Rencana saya ingin donor darah setelah acara lari dan jalan-jalan ke Yogya, karena kalau donor sekarang nanti lemas gak bisa latiah untuk race di Solo .  Terlebih lagi kalau habis jalan-jalan kan pasti makannya banyak jadi bisa menambah HB deh. Selain itu saya juga rutin minum Sangobion supaya tambah mantap. 

Akhirnya di suatu hari sabtu, pagi-pagi jam 10 saya sudah sampai di Senayan City. Sempat bertanya ke petugas di sana letak yang pasti dari booth PMI ini, Karena lokasinya yang agak di belakang. Patokannya sih kolam di area lagoon, di bagian sebelah kanan kolam ke arah belakang.  Ada tulisan Palang Merah Indonesia di sana dan ketika saya membuka pintu langsung disambut dengan petugas yang duduk di meja.  Sebelum mulai seperti biasa, saya harus mengisi formulir dahulu. Berbeda dengan sewaktu saya donor  di sekolah Cikal, disana petugasnya berasal dari PMI pusat sehingga data-data tersambung secara online dengan server pusat, sehingga saya yang sudah pernah terdaftar masih ada datanya. Di sini saya akhirnya harus mendaftar baru lagi dan nantinya akan mendapat kartu anggota Donor Darah PMI. 

Tibalah di bagian yang mendebarkan dimana saya harus di periksa darahnya untuk mengetahui kadar HB dan memastikan golongan darah peserta donor. Golongan darah saya sih A.  Ujung jari telunjuk di beri alcohol dan ditusuk dengan jarum kecil serta diambil darahnya.  Darah tersebut lalu di campur dengan cairan dan dioleskan ke kertas khusus juga. “Ini bisa kok, darahnya memenuhi syarat,”kata mbak petugas.  Ketika saya menanyakan kadar HB saya mbaknya tidak bisa memberi  tahu, karena metode pemeriksaannya beda. Sewaktu Donor Darah di Cikal, pemeriksaan HBnya menggunakan alat yang lebih canggih sedangnya disini menggunakan metode tradisional.  Setelah itu saya segera dipersilakan menuju tempat tidur yang disediakan. Di bagian lengan yang akan diambil darahnya, bagian siku, dicuci dahulu dengan sabun. Saya memilih tangan kanan. Padahal  seharusnya tangan kiri saja yang kurang aktif. 

Setelah cuci tangan, saya tiduran, dan mbak  petugas segera mempersiapkan alat-alat untuk proses pengambilan darah. Saya tidak berani melihat sehingga mengalihkan pandangan ke arah lain. Tidak disangka proses pengmbilan darah berjalan sangat cepat dan tidak sampai 10 menit, 350 ml darah saya telah ditampung di dalam plastik khusus  tempat darah hasil donor.
Berbeda dengan saat pertama kali donor darah di kantor lama saya di BPPN yang mendapat semangkuk  indomie setelah donor darah usai, kali ini saya mendapat paket susu ultra, teh kotak, air mineral dan biskuit. 

Saya juga tidak langsung pulang, tetapi duduk dahulu di kursi depan sambil ngobrol dengan mas petugasnya.  Ternyata setiap  hari ada saja yang datang untuk mendonorkan darah di cabang PMI di Senayan City ini.  Malah sewaktu saya sedang menunggu ada 2 orang yang datang. Yang pertama, cowok masih muda, berperawakan tinggi besar tetapi ditolak karena HBnya kurang.  Sabar ya, saya juga pernah mengalami, kata saya dalam hati.  Yang kedua, ibu-ibu berumur sekitar 50 tahun,  beliau lolos test dan ketika saya pulang, beliau sedang diambil darahnya.  

Menurut hasil ngobrol-ngobrol saya dengan mas petugas PMI, setelah dari sini, darah tersebut akan diproses lagi, sehingga bagi yang menderita penyakit seperti Hepatitis dan HIV pasti akan ketahuan dan akan diinfo kepada yang bersangkutan.  Bagi yang darahnya lolos tetapi sebelumnya minum obat, darahnya tetap bisa dipakai tetapi akan berkurang jumlahnya.  Menurut petugasnya, memang kebanyakan yang peserta donor darah yang lolos adalah pria, karena wanita lebih rentan dengan kadar HB yang rendah, sesuai dengan kondisi tubuh wanita yang mengalami  siklus bulanan.
Ah, senangnya saya akhirnya bisa mendonorkan darah.  Golongan darah saya yang A, ternyata merupakan urutan ke 3 terbanyak.  Menurut situs PMI  golongan darah terbanyak adalah O, B, A dan AB.  Setelah donorpun saya tidak mengalami lemas atau pusing, biasa aja.  Hanya sedikit pegal  di tangan kanan. Selebihnya saya beraktivitas seperti biasa.  Dan saya menerima catatan dari petugas di secarik kertas berupa ucapan terima kasih dan tanggal dimana kita bisa mendonor lagi, yaitu 3 bulan ke depan. Karena 3 bulan adalah batas dari sel-sel darah merah telah terkumpul lagi setelah proses pengambilan darah. Untuk keterangan lebih lanjut bisa klik website PMI di  http://www.pmi.or.id/