Tuesday 12 November 2013

Kemping di Badak Air Camping Ground



Salah satu kegiatan rekreasi bersama keluarga favorit saya adalah kemping.  Dengan kemping kita bisa merasakan tidur di alam terbuka dan merasakan udara yang segar bebas dari polusi. Setelah setiap hari berhadapan dengan kemacetan ibukota, pemandangan gedung-gedung tinggi, bepergian ke daerah pegunungan dengan pemandangan alam yang hijau pastilah menyegarkan mata. 
Anak-anak pasti senang juga bisa berlari-larian di alam terbuka, bermain-main air di sungai dan berjalan-jalan menikmati udara segar di tengah sawah. Satu-satunya kesempatan bermain lumpur dan berbasah-basahan sepuasnya.


Tanpa diduga, ajakan untuk ikut kemping datang dari Finka. Kebetulan kelas IV SD Nizamia, tempat Maura bersekolah mengadakan acara kemping bersama dan mereka boleh mengajak saudara atau teman untuk bergabung.  Asyik asyik, tanpa ragu saya langsung setuju dan membayar biaya kemping sesuai ketentuan. 
Badak Air Camping Ground menjadi tujuan kami di pagi hari yang cerah, Sabtu, tgl  2 November 2013. Setelah hari-hari hujan sebelumnya, Alhamdulilah, Sabtu pagi ini matahari bersinar cerah ceria. Tidak rela hujan akan membuat anak-anak kecewa di hari istimewa mereka.  
Lokasi Badak Air Camping Ground adalah di Tapos Bogor, sehingga kita harus melewati jalan tol arah Ciawi – Puncak. Jadwal jalur searah ke Puncak biasanya dimulai pada pukul 9 pagi sehingga saya sengaja berangkat sekitar jam 8 pagi supaya ketika sampai di sana, jalur sudah searah dan tidak macet. Benar saja, sehabis membayar tol di pintu tol Ciawi, keluar tol lancar jaya, sampai dengan pertigaan arah ke puncak, saya belok kanan lalu belok kiri arah menuju ke Tapos.  Jalan yang lancar membuat saya hampir tidak mengenali bahwa itu adalah pertigaan ke arah puncak yang biasanya selalu macet.

Berbekal peta yang diprint dari website mereka www.badakair.com , lokasi camping tersebut lumayan mudah ditemukan. Jalan menuju ke lokasi kemping agak sempit, walau cukup untuk dua mobil. Harus ekstra hati-hati karena lumayan ramai dengan angkot an motor serta berliku-liku, naik turun bukit. Mendekati lokasi kita memasuki lembah dengan pepohonan yang cukup lebat,  mengikuti jalan yang sedikit menanjak lagi, barulah sampai di gerbang masuk ke area camp Badak Air. Ada papan petunjuk yang cukup jelas.

Lapangan luas dengan tenda-tenda ukuran 2-4 orang telah tersedia di lapangan berumput yang luas. Disana tengah digelar permainan untuk orang tua yang mengantar anak-anaknya, sedangkan untuk anak-anak permainan digelar di taman area belakang.  Permainan berlangsung sampai jam makan siang.

Setelah makan siang, acara permainan di mulai lagi. Saya dan Raiyan yang tidak bergabung di acara tersebut bermain di sungai kecil berair jernih dengan batu-batu besar di bagian belakang lokasi kemping. Air sungai yang sejuk segar tempat yang tepat untuk melepas penat di siang yang panas.  Puas main air di sungai, saya kembali ke tenda untuk beristirahat dan ternyata saya sempat tidur siang di sana. Karena ngantuk sangat, udara yang agak panas di dalam tenda tidak menghalangi saya untuk memejamkan mata barang sejenak.

Sementara saya tertidur ternyata anak-anak melakukan kegiatan membuat layang-layang dan melukisnya dengan cat air. Walaupun agak telat karena baru bangun, saya sempat menemani Raiyan membuat layang-layangnya.  Dan setelah makan snack sore, risoles ayam dan teh serta kopi,  acara hari itu ditutup dengan bermain air di sungai sampai puas dilanjutkan mandi sore dan sholat maghrib berjamaah. 

Bangunan kamar mandi dan toilet tersedia di bagunan samping lapangan dan ada pula yang terletak di bungalow yang tersedia untuk mereka yang tidak ingin menginap di tenda.  Untuk makan juga dilakukan di bungalow ini.  

Setelah sholat maghrib dan makan malam dengan menu yang disediakan, acara dilanjutkan dengan tukar kado di depan api unggun.  Setelah itu mulailah acara barbeque. Panitia telah menyediakan sosis, cumi, ayam dan marsmalow untuk dibakar dan dimakan bersama-sama.  Senang juga punya teman-teman baru yang baik dan sangat welcome dengan kehadiran saya di sana.

Setelah puas barbeque ria sampai kenyang, saatnya istirahat dan tiduuurrr.  Ternyata kalau malam udara sangat dingin dan baru pagi harinya saya sadar kalau pintu tenda sedikit terbuka sehingga udara dingin leluasa masuk ke dalam.  Untuk perlengkapan tidurnya  cukup lengkap,  selain tenda dan alas berupa matras mereka juga menyediakan sleeping bag.  Saya juga membawa sleeping bag sendiri serta selimut dan menyesal sekali tidak membawa bantal. Huh. Pasti tidurnya lebih nyenyak kalo pake bantal.

Bangun pagi di tengah udara pegunungan yang sejuk sambil menyeruput kopi susu panas merupakan saat-saat yang mengasyikan untuk mengawali hari Minggu.  Bagi saya ini adalah sebuah istirahat yang menyenangkan setelah 2 bulan sebelumnya selalu disibukkan dengan acara lomba lari. Salah satu alasan yang membuat saya ikut kemping ini adalah merupakan hadiah kecil setelah berhasil finish Half Marathon minggu lalu. 

Usai menyantap nasi goreng yang menjadi menu sarapan pagi itu, kami dikumpulkan untuk briefing sebelum melakukan hiking.  Perjalanan hikingnya cukup seru dan menantang karena melewati pematang sawah dan naik turun jalan setapak yang cukup licin karena jalan yang berlumpur. Sangat menantang dan menyenangkan untuk anak-anak. Pemandangan sawah dan hijaunya pepohonan serta deretan pegunungan di kejauhan sangat menyejukkan mata. Udara yang sejuk dan segar membuat kami tidak merasa capek.

Anak-anak juga diberi kesempatan untuk turun ke sawah yang sedang dibajak dan bisa ikut naik ke alat bajak yang ditarik oleh 2 ekor kerbau. Ternyata kerbau tersebut baru melahirkan anak yang baru berusia 3 bulan dan saat itu ikut bersama mereka, sehingga kerbau-kerbau tersebut menjadi agak sensitif.   Acara memandikan kerbau menjadi batal, karena kerbau-kerbau tersebut menolak untuk dimandikan dan kembali ke sawah setelah sempat dibawa oleh pemiliknya ke sungai untuk dibersihkan.

Kami kembali ke lokasi kemping untuk acara menangkap ikan di sungai. Di sungai kecil yang terletak di lokasi kemping telah dilepaskan ikan-ikan yang bisa ditangkap.  Sebelumnya sungai tersebut telah dibendung terlebih dahulu supaya ikan-ikan tersebut tidak lepas dan lebih mudah ditangkap.  Di tengah keseruan menangkap ikan, saya dan Raiyan harus pamit pulang duluan karena ada acara kawinan di Jakarta pada sore harinya.


www.badakair.com


Bogor, Jl. LBC no. 8, Tapos, Ciawi
West Java, Indonesia
+62 21 7227827
Jakarta :
Jl. Hang Lekiu IV No. 2
Jakarta Selatan, Indonesia
Phone: 021 722 7827 atau 722 7826
Fax: 021 720 9404


























































































Thursday 7 November 2013

My Running Time



Sebenarnya sudah sejak tahun 2012 lalu,  saya diajak untuk berolahraga lari di udara terbuka.  Tetapi saat itu saya masih cinta dengan  gym tempat saya latihan, yang menawarkan  kelas-kelas yang beraneka ragam. So, membayangkan bakal panas dan keringetan tambah tidak berminat aja untuk mencobanya. Kalau lari di treadmil kan ber ac jadi gak terasa kalo keringetan. Hehehe..  Apalagi kalau ikutan lomba lari yang mulainya pagi hari di hari Minggu, wah, itu kan saatnya bangun siang bo, setelah setiap hari harus bangun pagi untuk mengantar anak sekolah.

Orang pertama yang mencoba menularkan virus lari kepada saya adalah klien di kantor saya. Sewaktu mengobrol masalah pekerjaan, beliau juga menceritakan kegiatannya mengikuti lomba lari sampai ke luar negeri.  Sepertinya beliau memang sudah menekuni berbagai macam olahraga sejak lama. Beliau juga menjelaskan dengan semangat perbedaan lari di treadmil dengan di jalan raya.
 
Saat itu saya masih belum tertarik dan alasan yang saya berikan adalah : belum punya sepatu untuk lari.  Saat itu saya sedang  aktif ikut kelas Body Pump  dan RPM di Gold’s Gym sehingga acara lari-larian sama sekali tidak menarik.  Lari kan bisa di treadmill di ruangan ber ac yang dingin.  Rasanya untuk mulai lari di luar ruangan itu malasss sekali. Pokoknya tidak ada motivasi sama sekali deh. 

Beberapa saat setelah itu, saya di add teman saya, Rani, di grup FB Indo Runners. Disertai ajakan untuk ikutan lomba lari di Ragunan. Hmm, sepertinya sih seru juga ya lari-lari di Ragunan yang masih hijau. Saat itu saya sudah bertekad untuk ikutan dan berniat latihan lari di treadmil dulu. Mungkin karena tekad yang belum kuat, setelah latihan lari, saya malah terkena nyeri lutut. Karena setelah lari di treadmill tersebut saya mengikuti 2 kelas gym yang menggunakan beban, sehingga lutut saya sepertinya menerima terlalu banyak beban hari itu dan nyeri selama beberapa hari. Batal deh ikutan lari perdana di Ragunan. 

Bulan September,  saya membaca info bahwa akan ada Grand Thursday Night Run di FX yang diadakan oleh grup lari Indo Runners. Grup lari Indo Runners memang biasa mengadakan acara lari bersama setiap hari Kamis malam di FX. Startnya jam 8 malam. Saat itu memang sudah lumayan banyak yang terkena virus  lari, tetapi memang belum sebanyak sekarang. Lomba lari juga sudah beberapa kali diadakan. 
Akhirnya saya mendaftar untuk ikutan acara tersebut dan mengajak beberapa teman. Acaranya lumayan seru karena didukung oleh beberapa sponsor sehingga setelah finish ada goodie bagnya. Rute larinya sepanjang 5 K, melewati kompleks seputar GBK dan finish kembali di FX. Saat itu saya belum memakai sepatu khusus lari, dan masih belum bisa mengatur nafas sehingga saya sempat jalan kaki beberapa kali.  Rasanya capekkk bangett.. Tetapi habis itu lumayan terhibur dengan adanya kontes kostum lari yang lucu-lucu. Ternyata seru juga ya lari bersama-sama.

Beberapa bulan berlalu, tetapi saya masih cinta kelas Body Pump di Gym.  Saya masih bisa bela-belain bangun pagi jam 8 hari Sabtu untuk ikut kelas tersebut.  Tetapi idealnya selain ikut kelas Body Pump yang berguna untuk pembentukan otot, diperlukan juga latihan cardio untuk menurunkan berat badan. Sepertinya latihan kardio saya kurang karena belum terasa perubahan yang berarti pada bentuk tubuh. Perut masih terlihat agak gemuk.   

Kebetulan juga, saat itu saya sudah mulai jenuh dengan kelas-kelas di gym. Ditambah sudah semakin banyak race lari yang diadakan, sepertinya saya sudah mulai tertarik untuk berlari.  Mungkin memang sudah waktunya, karena pada saat yang sama,  toko sepatu Sports Station sedang diskon besar-besaran dan akhirnya saya berhasil membawa pulang sepatu lari yang lumayan oke. 
Karena sebelumnya tidak pernah berlari di stadion GBK, saya  janjian dengan teman saya Rani untuk berlari bersama. Saat itu saya belum instal aplikasi untuk mengukur jarak seperti Endomondo, sehingga perkiraan lari saya hanya 1 kali memutar stadion GBK sekitar 1 Km. Saat itu saya berhasil berlari 5 putaran tanpa berhenti. Mungkin karena saya sebelumnya sudah rutin latihan di gym, sehingga adaptasi ke latihan lari di treadmil dengan di luar ruangan tidak erlalu sulit. Pengaturan nafas tinggal menyesuaikan saja.
Berbekal pengalaman latihan di GBK tersebut mulailah saya rajin berlatih disana. Dari jarak 5 K secara bertahap saya menambah jarak latihan maksimal sampai dengan 10 K.  Memang waktu tempuh masih agak lama, tetapi bisa lari 10 K tanpa berjalan bisa diartikan saya sudah siap untuk ikut lomba lari sampai jarak 10 K.

Lomba lari pertama saya adalah PGN  6K di Monas. Race ini gratis karena diadakan untuk memperingati ulang tahun PGN (Perusahaan Gas Negara), sehingga tidak mendapatkan kaos dan  finisher medal.  Untuk race pertama tidak apa-apa jika tidak ada medalinya.  Pengalaman pertama lebih penting untuk melangkah menuju race berikutnya. 



Setelah race PGN 6K di Monas pada tanggal  19 Mei 2013,  berturut-turut saya mengikuti Mandiri Run 5 K pada tanggal 26 May 2013 dan Halo Fit Run 5 K pada tanggal 9 Juni 2013. Untuk Mandiri 5 K tidak disediakan Finisher Medal tetapi para peserta mendapat gelang e-money yang bisa dipakai seperti kartu debet.  Medali pertama saya didapat dari acara Halo Fit Run.  




Setelah 3 kali mencoba race sejauh 5 dan 6 K untuk race selanjutnya saya mencoba tantangan lari sejauh 10 K. Target saya adalah finish Half Marathon pada acara Jakarta Marathon tanggal 27 Oktober 2013. Karena tepat ketika sedang booming kegiatan race lari ini, akan diadakan event akbar Jakarta Marathon.  Kegiatan yang sebelumnya lebih dikenal dengan Proklamathon pada jaman orde baru tersebut berusaha dibangkitkan lagi untuk mensejajarkan Jakarta dengan race lari seperti di luar negeri yaitu NY Marathon atau Penang Bridge Marathon dan race-race lainnya.  Race selanjutnya saya selalu daftar untuk jarak 10 K kecuali untuk Urbanathlon dan Morrissey Run For Charity.  
23 Juni 2013 – Milo Jakarta 10 K – event ini sudah diadakan sejak tahun lalu yang merupakan event lari besar sebelum bulan puasa.  Sebenernya saat bulan puasa ada acara lari Halo Night Run, sudah sempat daftar tetapi karena startnya malam sekali saya terpaksa batal ikut.   Rutenya Thamrin – Sudirman dengan berputar di depan Univeritas Atma Jaya. 



25 Agustus 2013 – Garda Medika  10 K - yang menyelenggarakan race ini kebetulan sekali adalah kantor adik saya, sehingga kali ini saya mengikuti race berdua adik. Malamnya saya juga menginap di rumah nyokap yang lebih dekat ke lokasi lomba.  Jalur racenya juga berbeda dari biasanya yang lebih sering mengambil jalur CFD Sudirman Thamrin. Kali ini jalur racenya disekitar kantor Astra TB Simatupang dan masuk ke dalam kompleks perumahan Pondok Indah.  Lumayan seru karena selain masih banyak pepohonan, jalannya juga naik turun dan melewati deretan rumah mewah, dimana banyak mbak-mbak sedang menyapu dan ngerumpi. Hehe Race ini berbarengan dengan Independence Run yang diselenggarakan dalam rangka HUT RI jadi peserta memang tidak terlalu banyak. 




1 September 2013 – Samsung S4 Series Race 10 K –  Rutenya seperti biasa, start di depan FX, mengambil arah sudirman dan balik arah kembali menuju FX. Banyak ketemu temen-temen dan setelah masuk garis finish foto-foto deh.. Samsung Run Series ini sebenarnya terdiri dari 3 race dan jika mengikuti ke 3 race tersebut secara keseluruhan maka medali yang di dapat bisa digabung menjadi 1 medali utuh, sepeti puzzle. Tetapi karena race yang ke 2 berlokasi di BSD saya akhirnya tidak mendaftar. Begitu pula dengan race yang ke 3 saya juga tidak ikut. Padahal yang ke 3 rutenya di  Kuningan, agak berbeda dibanding jalur CFD.


  
8 September 2013 – Morrissey Run For Charity – Diadakan oleh Hotel Morrissey yang kebetulan lokasinya deket kantor.  Pesertanya dibatasi hanya 300 orang saja. Dan dihitung dari banyaknya putaran lari yang dilakukan dalam waktu 1 jam. Rutenya adalah : jl wahid hasyim (lewat depan kantor nih),  merdeka selatan – thamrin – wahid hasyim.  Saya sih hanya 1 puteran aja, sekitar 3, 3 Km. Lagi males lari soalnya.  Kaos larinya paling bagus diantara race sebelumnya dan dapet botol minum yang cantik berwarna merah.  Charity yang dilakukan bekerja sama dengan rumah singgah untuk anak-anak penderita cancer. 




15 September 2013 – Urbanathlon.  Urbanathlon ini bukan hanya lomba lari, tetapi digabung dengan aktifitas fisik yang lain, seperti melewati rintangan, naik tangga, monkey bar, melewati terowongan, deretan ban-ban dan meniti titian serta melewati kolam air, terakhir mesti naik memakai tali dan meloncat, baru deh sampai ke finis dan disambut dengan taburan tepung warna warni. Ih seruuuu bangett.  Total larinya sekitar 8 km saja. Puas foto-foto karena banyak temen satu gym yang ikutan.  Waktu monkey bar sempet gagal sih, karena barnya licin. Tapi nggak ngaruh kok, tetep dapet medali. 



 
22 September 2013 – Sunday Fun Run, diadakan oleh FX Mall dalam rangka ulang tahun mall tersebut. Di race ini berhasil mencatat personal best untuk 10 K yaitu 1.14. Karena biasanya paling cepat untuk 10 K adalah 1.20. 




29 September 2013 – Adidas King of The Road. Race paling jauh dari segi lokasi dan jarak. Lokasi di BSD dan jaraknya adalah 16,8 Km.  Karena lokasi di BSD, terpaksa menginap di rumah adik saya di kompleks puspitek Serpong untuk memudahkan menuju lokasi. Startnya  jam 5.30. Setelah Km 11, nyeri hebat terasa di betis sebelah kanan, so terpaksa jalan kaki dicampur lari sampai finish dalam waktu 2.20 menit dan finally got my finisher medal.   Sepertinya saat itu saya kurang pemanasan sehingga mengakibatkan nyeri pada betis dan minggu sebelumnya saya memang kurang latihan.
Oiya, race ini termasuk race yang paling ditunggu karena sebelumnya merupakan agenda tahunan Adidas di negara-negara Asia lainnya. Sehingga peminat membludak dan mengakibatkan ukuran kaos yang sesuai sudah habis. Apalagi saya agak telat daftar karena gabung dengan orang lain untuk mendapat harga murah, sehingga kaos yang didapat ukura XL.  Untung punya nyokap yang pinter jahit, sehingga dipermak habis-habisan jadi ukuran pas badan.  Setelah race ada kejadian seru  yang membuat ramai dunia sosmed, karena Agus SBY yang sepertinya memaksakan untuk tetap mengikuti race di sini walaupun waktu telah berakhir.



 
6 Oktober 2013 – Mandiri Run (again). Untuk yang kedua Mandiri membuat race lari di tahun ini.  Kali ini ikutan yang 10 K dan selain mendapat kartu e-money dan gelang e-money juga ada finisher medal-nya.  Race Mandiri memang ramai sekali, karena digabung dengan festival makanan. Akibat ramainya peserta booth pisang laris manis, hampir aja saya nggak kebagian. 


13 Oktober 2013 – Jakarta Allianz Heart Run.  Pada tanggal yang sama,  ada perlombaan lari vertikal alias menaiki tangga sebanyak 56 lantai di Menara BCA.   Karena pendaftarannya gratis, saya juga ikutan daftar, hanya untuk mengetahui apakah saya memenuhi kualifikasi untuk mengikuti lomba ini.  Test kesehatan berupa cek tekanan darah serta ada pengukuran lemak tubuh di Fitness First Menara BCA.  Selain itu, ada test endurance dengan  menggunakan alat stepper di gym yang di set untuk 56 lantai dengan  kecepatan minimal  11. Cukup berat juga karena jika kita tidak melangkah di papan step pada kecepatan tertentu, papan step akan turun ke bawah dan kecepatan juga akan turun sampai 0. Sehingga kita harus terus menapak pada papan step secara konstan agar kecepatannya stabil.  Akhirnya setelah melampau batas yang ditentukan, saya dinyatakan lulus dengan waktu  9 menit.   Finally, nggak sia-sia sudah rutin nge gym selama bertahun-tahun. Yang asyik, untuk semua pendaftar diberikan voucher 5x trial di Fitness First. Lumayan.
Untuk race Allianz nya sendiri, rutenya agak berbeda karena melewati jalan Asia Afrika, depan TVRI memutar di bawah jembatan layang, lewat depan Plaza Senayan, masuk ke jl Sudirman dan belok ke arah Hotel Sultan dan Finish di pintu 1 Senayan.  Seperti biasa ikutan 10 K, tapi waktunya lama, nggak bisa memecahkan rekor my best time. 




27 Oktober 2013. Finally, the race is coming. Setelah tragedi pengambilan racepack yang kacau balau pada hari Jumat, akhirnya tibalah hari perlombaan : Half Marathon alias 21 K.  2 minggu sebelumnya saya sudah berlatih lari 15 K dan 3 hari sebelum race 10 K.  Saya memang termasuk kurang latihan, karena hanya mengandalkan endurance dan bukan best time. Jadi saya hanya menargetkan finish dalam waktu sekitar 3 jam.  Jika tidak kuat lari terus tidak akan memaksakan dan akan mencampurnya dengan jalan kaki.  Rute 21 K lumayan menarik, karena dari monas, melewati jl  Gajah Mada, Hayam Wuruk, trus memutar ke kota tua, menyusuri jl Hayam Wuruk dan Gajah Mada kembali, berbelok ke arah Juanda, berputar di  Kantor Pos, Gereja Katedral, masuk kembali ke Jl Merdeka lalu Monas dan terus ke Bunderan HI, berputar di jl Imam Bonjol, menyusuri Jl Mh Thamrin lagi lalu finish di Monas. Total waktu yang saya tempuh adalah 3 jam 12 menit. Masih lebih cepat dari COT (Cut Off Time) 3.30 menit. Tetapi memang lebih lama dari target saya yang 3 jam.  Soal waktu tidak masalah deh, yang penting bisa finish. 





Setelah bertemu dengan beberapa teman di booth rexona, ada pembagian teh manis dan handuk gratis, duduk-duduk melepas lelah sambil makan pisang, saya masih merasa lelah dan kepanasan. Akhirnya, saya nekat ikutan masuk ke dalam tenda VIP yang ber ac untuk ngadem. Duduk manis di dalam tenda yang cukup besar melihat kesibukan di dalamnya. Semua produk sponsor ada di sana. Sehingga saya juga kebagian parem kocok dan pijat gratis. Lumayan bangeett. Thanks God saya memutuskan untuk masuk ke sini.  Dan yang membuat saya beruntung lagi adalah, tiba-tiba Jokowi masuk ke dalam tenda VIP itu. Waaah, senangnya bisa melihat Gubernur idola saya dari dekat. Tampak  gerombolan wartawan yang mengejar beliau tertahan di depan pintu masuk.  Agak lama juga beliau di dalam, dan akhirnya keluar bersama Roy Suryo, untuk mengikuti upacara penyerahan hadiah bagi  para pemenang yang di borong oleh pelari-pelari asal Kenya. Mereka semua memang luar biasa, ketika kami baru sampai km 4, mereka sudah sampai di jalan Hayam Wuruk diseberang.  Keren banget.
Jam 10.30 akhirnya saya meninggalkan booth tersebut dan berjalan kaki menuju lokasi parkir di Sarinah Thamrin.  Karena kaki masih pegal luar biasa, perjalanan Monas – Sarinah hanya bisa dilakukan dengan jalan pelan-pelan sambil melihat para pelari Marathon yang mulai masuk Finish.
Rasa bersyukur, puas, lega bercampur jadi satu karena akhirnya berhasil mencapai target untuk finish Half Marathon sebelum ulang tahun saya yang ke 40. Next target – Marathon?  Hmm.. perlu dipikirkan lebih lanjut. Karena diperlukan latihan yang serius dan beberapa kali lagi ikut race HM baru bisa melangkah ke lomba lari Marathon.