Pantai Losari

Setelah membeli beberapa titipan dan oleh-oleh di Jalan Somba Opu, saya sudah berniat untuk makan siang di sop ubi jalan Datu Museng yang tidak jauh dari Pantai Losari.  Hari itu panas sekali dan pelataran pantai umum di sini pohonnya masih kecil jadi ya tetap saja panas. Tetapi ada saja beberapa orang yang berfoto ria di tengah panas terik termasuk saya. hehe..  Perahu bebek juga belum ada yang naik.

Panas Banget!

Sop Ubi

   Setelah berjalan kaki sekitar 200 meter dari arah pantai losari menyusuri Jalan Datu Museng sampailah saya di warung Sop Ubi yang terletak di pinggir jalan. Tahun lalu saya sudah mencoba Sop Ubi yang terletak di dalam lorong, kali ini mau mencoba yang di sini. Panas-panas makan sop ubi hmm.. lumayanlah untuk pengganjal perut yang lapar. Sebenarnya yang lebih diperlukan adalah es teh manis karena panas jadi bawaannya haus terus.




Makanan khas Makassar lain yang saya coba lagi adalah : Kapurung di RM Aroma Luwu yang baru buka di daerah dekat tempat tinggal saya yaitu di Jl Daeng Tata, menempati ruko di sebuah kompleks perumahan. Salah satu makanan favorit saya jika ke Makassar. Bulatan-bulatan sagunya kenyal dan licin ditambah kuahnya yang asam segar, unik deh pokoknya.

Kapurung

 Kalau yang ini mirip ketan kelapa di Jakarta tapi terbuat dari ketan hitam dengan serundeng yang khas karena ditambah ikan yang gurih. Enak.

Songkolo

Pulau Samalona

 

 

Pulau Samalona dapat dicapai dalam waktu sekitar 20 menit dari dermaga  kampung popsa depan Benteng Fort Rotterdam. Disana banyak sekali tukang perahu yang menawarkan  jasa sewa, rata-rata sebesar Rp. 300 ribu pp. Harga ini didapat karena tukang perahu tersebut langganan teman saya yang tinggal di Makassar dan sudah sering menggunakan jasanya, kalau untuk wisatawan biasa mungkin agak lebih mahal.

Perjalanan kami pagi itu melewati dermaga Makassar dengan kapalnya yang besar-besar dan tidak lama kami telah mendarat di dermaga kecil pulau Samalona. 

 

 

 

 Ternyata pulau Samalona ini dimiliki oleh 7 orang yang namanya tertera di jalan masuk dermaga menuju pulau.

Di pulau Samalona terdapat beberapa penginapan yang bisa disewa, tetapi jika hanya ingin datang untuk sekedar berenang ada tempat berteduh yang bisa disewa dengan tarif Rp. 50.000,- Untuk sewa alat snorkling sebesar Rp. 20.000,- dan life jacket sebesar Rp 10.000,-

Setelah berganti pakaian renang, saya langsung berjalan ke menuju air dan waah.. begitu kaki terendam air ternyata saya merasa seperti digigit semut pada beberapa bagian di tangan dan kaki.  Rasa tersebut agak berkurang ketika berenang menuju laut yang lebih dalam. Belakangan saya baru tau kalau itu adalah ubur-ubur kecil yang terkadang ada di perairan samalona. Gesekan dengan ubur-ubur itu meninggalkan warna merah-merah yang lama-kelamaan akan hilang setelah diberi obat gosok. Jadi kalau hendak berenang di sini sebaiknya disiapkan obat gosok seperti minyak tawon khas Makassar.

 Walaupun tidak berenang terlalu ke tengah saya masih bisa menikmati ikan-ikan kecil yang berenang-renang dan sedikit terumbu karangnya. 

 Kami beristirahat sebentar untuk menikmati nasi kuning popsa dan kembali berenang sampai pukul 10.30 pagi.  Panas yang kian menyengat  dan teman saya yang masih ada urusan membuat kami tidak bisa berlama-lama.  Tetapi cukuplah untuk menikmati pulau Samalona yang cantik.

 

Senja Di Pantai Akkarena

Selain pantai Losari, Pantai Akkarena juga merupakan lokasi pantai yang menjadi tujuan pengunjung dan wisatawan yang ke Makassar.  Di sini pantainya berpasir hitam dan cukup lumayan untuk dijadikan tempat bermain air, tetapi harus hati-hati karena semakin sore arusnya cukup besar. Tersedia ban yang bisa disewa oleh pengunjung.  Sayang kamar bilasnya terbatas jadi harus antri cukup lama. Jika ingin makan terdapat restaurant yang menyediakan aneka jenis makanan. Ada pula tempat bermain anak seperti ayunan dan perosotan.

 

Outing To Anyer

  

Akhirnya setelah ditunda sejak Desember tahun lalu, outing ke Anyer jadi juga dilaksanakan bulan Juni kemarin. Karena bertepatan dengan liburan anak sekolah, hampir semua penginapan di Anyer  memberlakukan harga khusus paket liburan. Kebetulan yang paling sesuai dengan budget dan lokasinya strategis di tepi pantai adalah The Jayakarta Anyer, paket tersebut sudah termasuk breakfast untuk 6 orang dan permainan jetski 1 kali. Paket yang kami ambil adalah cottage 3 kamar. 

Kabar kurang baik kami dapat dari teman-teman yang baru pulang dari liburan di Anyer yang mengatakan bahwa karena sedang ada perbaikan jalan mengakibatkan lalu lintas menuju Anyer melalui jalan yang biasa-keluar pintu tol cilegon, menjadi macet sekali karena jalan mesti dipakai bergantian.  Mujur saya yang ikut milis Tamasyaclub mendapat info dari anggota milis yang bekerja di Pondok Layung Resort bahwa ada jalan alternatif melalui pintu tol Serang Barat.   

Berikut ancer-ancernya :

Keluar tol serang barat, ketemu pertigaan kopassus ke kiri, ketemu pertigaan lampu merah (daerah kepandean) belok kanan ketemu  perempatan  lampu merah belok kanan arah ke taktakan, ikuti petunjuk jalan dengan pemandangan perbukitan menuju daerah mancak kemudian setelah kawasan hutan lindung rawa dano cari petunjuk ke arah anyer belok kiri setelah alfamart pasar mancak  lalu sampailah di Pasar Anyer.

Petunjuk tersebut sangat mudah diikuti dantidak macet sama sekali, hanya mungkin memang sedikit lebih jauh dan  setelah sekitar 2,5 jam perjalanan sampailah kami di resepsionis hotel Jayakarta Anyer.  Mbak-mbak resepsionisnya saja sampai heran karena kami sudah sampai duluan karena memang rombongan lain yang menginap di hari yang sama baru sampai setelah makan siang. 

Cottage kami letaknya tidak persis di tepi pantai sehingga jika ingin main di pantai harus jalan kaki agak jauh melintas taman. Kolam renang terletak di pinggir pantai tetapi sayang ukurannya kecil sehingga kurang leluasa bermain di sana.  Untuk makan siang dan makan malam kami keluar dan berhasil menemukan pondok ikan bakar tidak jauh dari hotel dengan masakan yang enak yaitu Pondok Ikan Bakar BM.  Recommended banget untuk yang sedang liburan di Anyer.