Wednesday 30 March 2011

Museum Benteng Heritage, Tangerang.




Ketika diberi tahu oleh Pak Dokter Sindhi mengenai akan dilangsungkannya acara Tangerangsutra berikutnya, awalnya tidak terlalu berminat, karena dulu sudah pernah ikutan acara ke Tangerang juga (mesjid Pintu Seribu dan sekitarnya). Tetapi ternyata kali ini berbeda, yang akan dikunjungi adalah museum Benteng Heritage yang baru akan dibuka resmi pada bulan November. Tetapi karena pemiliknya, Pak Udaya, kenal dekat dengan pak Dokter, beliau mengundang rombongan milis Jalansutra beserta Pak BW untuk meninjaunya lebih dulu. Wah, asyik nih, apalagi ketika diberitahu bahwa kunjungan ini bersamaan dengan rekaman pak BW untuk acara Wisata Kuliner.
Karena Tangerang lumayan jauh dan saya tidak bawa kendaraan, berangkat bareng mbak Linda dan saya dijemput di lobby Hotel Hilton, supaya bisa langsung masuk tol dan menuju Tangerang. Jalanan lancar jaya karena masih jam 8an pagi so, walau sempet nyasar sedikit kami tetap tidak terlambat ketika mendarat di tempat awal berkumpul di Encim Sukaria, yang berjualan lontong sayur, nasi ulam dan nasi uduk khas betawi yang enak. Ternyata dalam rombongan kali ini, ikut serta pak Andy F Noya pembawa acara Kick Andy yang diundang untuk bergabung oleh Pak Dokter. Dan ada pula Olga Lidya yang menemani Pak BW syuting untuk Wisata Kuliner.
Setelah kami semua selesai makan dan proses syuting juga sudah selesai, perjalanan dilanjutkan menuju Klenteng Boen Tek Bio. Alih-alih menelusuri klenteng, rombongan saya, Rani, serta Rerie dan beberapa yang lain, malah nyasar masuk ke lokasi Museum duluan. Alhasil, sempat foto-foto ketika lokasi masih sepi. Hehe.. lumayan, bisa bebas bergaya.
Setelah itu, barulah kami menelusuri pasar lama tangerang untuk berburu makanan enak dan khas dengan dipandu oleh Bu Dokter Sindhi. Wah, senangnya, akhirnya bisa membeli opak bakar karamel yang enak bangettt.. (ketika di coba di rumah, wah, hampir nggak bisa berenti makan, renyah dan legitnya karamel bener-bener membius lidah untuk terus-menerus mengunyah).
Dan ada satu lagi menurut saya paling spesial, yaitu es podengnya, selain esnya yang lembut, tambahan kacang hijau membuat unik. Sayang, Cuma ada di pasar lama ini, kalo mesti ke tangerang untuk makan es podeng sih, kayaknya nggak mungkin deh.
Tujuan selanjutnya adalah berkumpul di Klenteng Boen Tek Bio, di dalam satu ruangan, untuk mendengarkan penjelasan dari pengurus Klenteng mengenai sejarah klenteng tersebut. Dan karena cuaca Tangerang yang pada hari itu panasss sekali, lumayan bisa sekalian ngadem. Di sini bergabung pula, Pak David Kwa, yang merupakan ahli sejarah Tionghoa.
Setelah itu, barulah kami menuju lokasi puncak acara Tangerangsutra kali ini, yaitu Museum Benteng Heritage. Karena tadi sudah sempat masuk, saya dan Rani agak melenceng sedikit, mampir dahulu ke tempat penjualan otak-otak dan kue bulan serta kue doko. Dan ketika kembali bergabung di Museum, benar saja, Museum Benteng Heritage kali ini penuh sesak dan panas. Jadi karena telat bergabung, sempat tertinggal beberapa cerita dari Pak Udaya mengenai sejarah museum ini dan isinya.
Pak udaya yang sekarang telah sukses, sengaja membangun museum ini supaya budaya Cina Benteng di Tangerang tetap lestari. Dapat dilihat dari isi museum ini yang merupakan kumpulan dari benda-benda antik yang mempunyai sejarah masing-masing.
Setelah puas menikmati isi museum dan mendengarkan penjelasan dari Pak Udaya melalui power point berisi foto-foto renovasi dan replikasi bangunan menjadi museum, kami berkumpul kembali di lantai bawah untuk menikmati makanan yang disajikan. Seluruh makanan diyakini sebagai makanan khas Tangerang. Sambil makan kami dihibur oleh Grup Nan Feng Nusantara yang membawakan lagu-lagu Cina. Atraksi Liong dari Naga Nusantara menutup acara Tangerangsutra hari ini dan saya langsung ikut mbak Linda lagi ke Jakarta. Yang lain ada yang masih meneruskan acara kuliner ke Kawasan Laksa Tangerang.

Monday 14 March 2011

Junior Masterchef Australia




Lagi seneng banget nonton acara ini. Sayang bukan disiarkan di channel TV Indonesia, tapi di Starworld. Setiap hari Minggu jam 7 malem. Awalnya, setelah audisi didapatkan 50 anak-anak, yang berumur antara 8-12 tahun. Kemudian dilakukan seleksi lagi dan akhirnya untuk Final didapat 12 orang anak-anak. Dengan umur minimal 9 tahun.
Waah, bener-bener takjub dengan kepandaian mereka memasak. Awalnya sih agak nggak percaya, siapa tau ada rekayasa. Karena mereka itu bener-bener pinter bangett masaknya. Macam-macam masakan dari chinese food sampe bikin cake yang lezat, mereka itu pinter banget. Menumis, memanggang dan kegiatan masak lain.
Tetapi kalau dilihat dari cerita-cerita mereka rata-rata memang berasal dari keluarga yang sukamemasak, mereka rutin memasak bersama keluarga dan melatihnya dengan memasak untuk acara keluarga. Apalagi dua kakak beradik yang sama-sama jadi finalis di acara ini, mereka mempunyai cita-cita untuk membuat rumah makan sendiri. Pokoknya hebat. Kalau favorit saya, finalis yang namanya Pierre. Ada juga Lucy yang masih 9 tahun, paling imut-imut.
Jurinya ada 4 orang, 3 orang laki-laki dan 1 orang perempuan. Karena finalisnya anak-anak, mereka tidak sekejam seprti juri untuk acara sejenis yaitu Master Chef US yang kejam ketika memberi penilaian. Mereka memberi komentar yang selalu bernada positif. Sehingga anak-anak tersebut tetap semangat memasak. Jurinya adalah Gery Mehigan, George Calombaris, Matt Preston dan Anna Gare.
Website resminya adalah : http://www.masterchef.com.au.
Ternyata udah ada pemenangnya, yaitu Isabella yang bertanding melawan Jack di Final. Aduh, nggak sabar nih nunggu finalnya...