Wednesday 22 December 2010

Nonton Semi Final Piala AFF di Senayan



Akhirnya, Indonesia masuk ke Semi Final Piala AFF setelah dalam tiga pertandingan sebelumnya selalu menang, maka mulailah banyak pendukung Timnas Indonesia yang tertarik untuk menonton. Termasuk saya, penonton bola kagetan. Untung, ada temen yang nawarin untuk secara kolektif membelikan karcis masuk. Untuk tiket kelas 3, harganya Rp. 50.000, di tribun yang paling atas. Nggak apa-apalah, nonton dari tribun nan jauh di atas, yang penting bisa nonton di stadion, kapan lagi prestasi Timnas Indonesia bisa bagus begini. Sebelumnya kan kalah melulu, bikin males nonton.
Sebenernya saya tidak suka nonton bola. Terakhir nonton sepak bola, pas ada even piala dunia. Itu juga karena ada kiper Spanyol yang cakep Kak Silas dan nontonnya juga dimulai pas semi final dan final aja. Tapi itu kan di TV. Kalau kali ini bisa nonton di stadion secara langsung. Pasti seru banget. Keriaan mendadak masyarakat baik yang senang menonton pertandingan sepak bola maupun suporter kagetan yang terkena euforia disebabkan karena tahun ini mendadak Tim Nasional Indonesia berhasil menaklukan lawan-lawannya tanpa pernah mengalami kekalahan. Dan akhirnya sampai di pertandingan semifinal melawan Philipina. Terus terang, sebelumnya saya tidak mengetahui satupun nama pemain timnas sepakbola kecuali Markus Horison, itu juga karena dia baru saja menikah dengan artis Kiki Amalia dan Bambang Pamungkas yang memang sudah lama bermain dalam timas. Maklumlah, sebelumnya kan Indonesia selalu kalah jadi pemain-pemainnya kurang dikenal. Setelah beberapa kali menang, mungkin memang sudah waktunya,supaya Timnas lebih dikenal oleh rakyat yang haus akan prestasi olahraga yang cemerlang di negeri sendiri. Jadi yang sebelumnya saya tidak tahu siapa saja pemain-pemain timnas, akhirnya mulai mengenal siapa itu Firman Utina, Ahmad Bustomi, apalagi sekarang ada si brondong imut Irvan Bachdim dan pencetak gol terbanyak Gonzales.
Jam 5 sepulang kantor, langsung ke kantornya Deedee di Menara Bank Mandiri, yang lokasinya pas depan pintu masuk ke Senayan. Nontonnya emang bareng dia dan teman-temannya. Dari sana kan udah deket, tinggal nyebrang jembatan penyeberangan, bersama ratusan orang lain berpakaian merah untuk menuju pintu masuk GBK. Wiiih... itu aja udah berasa banget serunya, sepanjang jalan ke Stadion banyak yang menjual atribut berbau Timnas, seperti kaos, jaket, slayer, tulisan Indonesia, stiker, kalender, topi dan banyak lagi. Penontonnya juga dari berbagai kalangan, tua, muda, anak-anak, bahkan ada suami istri yang membawa anaknya yang masih bayi. Semuanya bersemangat. Ditambah lagi kru-kru dari stasiun televisi yang bersliweran, siap menangkap momen-momen keriaan tersebut membuat para penonton menjadi narsis.
Seteah saling menunggu teman-teman yang belum datang, kami masuk ke stadion 15 menit sebelum pertandingan dimulai. Jadi sudah tidak terlalu berdesakan lagi. Malah lokasi kami duduk di stage 12 masih kosong. Ini lokasinya tepat di belakang gawang. Keadaan stadion benar-benar semarak, ada penonton yang menyalakan kembang api, belum lagi yel-yel In-do-ne-sia berkumandang bersahut-sahutan. Sebelum pertandingan dimulai, diputar dulu lagu kebangsaan dari kedua negara dan semua penonton serempak menyanyikan lagu Indonesia Raya, wah, sampai merinding dengernya, benar-benar membangkitkan rasa nasionalime. Jadi berpikir, terakhir, kapan ya, menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bersama-sama, sepertinya sih waktu upacara bendera jaman SMA dulu. Jadi udah lamaaa sekali.
Dan ketika akhirnya tercipta gol ke gawang lawan, stadion terasa bergetar karena gemuruh suara suporter berteriak-teriak dan meniup terompet ditambah ada yang menyalakan suar api, suasana menjadi tambah meriah. Seruu bangettt.. Daripada menonton pertandingan, saya lebih memilih untuk melihat keadaan sekeliling, spanduk-spanduk yang dibawa suporter, dan keadaan stadion berwarna merah.
Sampai akhir pertandingan kedudukan 1-0 untuk Indonesia. Dan untuk leg kedua pada pertandingan hari Minggu, saya tidak menontonnya, padahal Indonesia menang juga. Pasti suasana di Senayan lebih heboh, tetapi karena memang hanya ingin merasakan sensasi menonton sepak bola di Senayan satu kali itu saja, saya lebih memilih nonton di rumah.
Sayang akhir perjalanan timnas Indonesia tidak seindah prosesnya, setelah di Malaysia mengalami kekalahan 3-0, pada pertandingan di leg 2 di GBK, walaupun menang 2-1 tetap tidak menjadi juara karena kalah dalam perolehan gol. Tetapi tetap salut untuk timnas kita yang telah berhasil menyatukan masyarakat Indonesia menjadi lebih kompak. Berhasil mendewasakan suporter Indonesia, yang walaupun kecewa karena timnya kalah, tidak melakukan aksi-aksi yang negatif. Mudah-mudahan untuk kedepannya, sepak bola Indonesia menjadi lebih baik dan lebih maju dari sekarang sehingga bisa membanggakan seluruh rakyat Indonesia.







Thursday 16 December 2010

Fun @Pantai Carita




Tahun ini training kantor dilaksanakan di Anyer, setelah sebelumnya kami selalu menghabiskan waktu di pegunungan, sudah waktunya ganti suasana dengan bermain di pantai. Sebenarnya bukan di pantai anyer sih, lebih tepatnya di Carita. Karena kami menginap di Lippo Condominium, pantai Carita.
Di suatu pagi hari sabtu, perjalanan diawali dengan sarapan di Soto Kudus-Grup Menara di daerah Karawaci, setelah menjemput salah satu teman kantor yang tinggal dekat sana. Lumayan, ada menu yang berbeda, yaitu Garang Asem dengan kuahnya yang segar. Sayang kurang lengkap, karena tidak memakai belimbing wuluh, hanya memakai tomat hijau. Tetapi cukup memuaskan. Nikmat dan kenyang. Perjalanan di lanjutkan dan sampai di daerah Carita tepat pukul 12 dan langsung menuju tempat menginap.
Awalnya kami memesan kamar di kondominium Lippo Carita setelah melihat info di intenet. Kami mendapat harga kamar 1,2 juta untuk 1 ruangan dengan 3 kamar di lantai bawah. Jadi begitu keluar kamar langsung menghadap ke pantai. Tetapi setelah kami melihat kamar, kondisinya kurang layak, karena ac di salah satu kamar rusak dan sofanya sangat lembab. Maklum, kamar ini pasti sudah lama tidak dipakai ditambah lokasinya yang berada di lantai dasar, langsung berhadapan dengan pantai yang menyebabkan hawa lembab. Acnya juga kotor. Setelah bernegosiasi dengan mbak Iis yang menerima reservasi, kami diberikan alternatif lain yaitu ruangan dengan 2 kamar di lantai bawah dengan harga 800 ribu dan 3 kamar di lantai 2 seharga 1 juta. Untuk ruangan 2 kamar kondisinya sama lembabnya dengan yang sebelumnya, ditambah ac yang rusak, sehingga tidak ada pilihan lain, kami harus memilih ruangan di lantai 1 dengan 3 kamar yang memang lebih nyaman. Fasilitasnya AC di masing-masing kamar , TV, dapur lengkap dengan kompor, aqua galon dan kulkas. Di luar terdapat balkon untuk duduk-duduk, tetapi sayang tidak dapat melihat pemandangan pantai karena tertutup pohon-pohon.
Setelah meletakkan barang-barang dimulailah perjalanan untuk mencari makan siang. Setelah sempat mengarahkan mobil ke daerah pantai Anyer kami akhirnya berbalik arah menuju pasar di daerah Pantai Carita, mengarah ke hotel Mutiara Carita yang terletak paling ujung. Tidak jauh dari Mutiara Carita di sebelah kanan jalan ada warung kecil yang penuh dengan asap pembakaran ikan dengan beberapa mobil di depannya. Nah, ini dia, patokan dasar tempat makan enak, ada banyak orang. Jadilah, kami semua merapat ke sana dan ibu nunuk memilih jenis ikan yang akan di masak. Walaupun lama banget, akhirnya hidangan ikan, udang dan cumi tersedia juga, dan langsung licin tandas dalam sekejap. Nama warung makannya Barokah Alam. Dan harganya lumayan murah, jadi esok harinya kami kembali makan siang di sana sebelum pulang ke Jakarta.
Setelah makan siang, kembali ke hotel dan waktunya bemain di pantai. Cuaca memang sempat tidak bersahabat alias hujan, tetapi saat kami hendak main di pantai, cuaca sudah kembali cerah. Biar puas main air saya sewa bodyboard seharga 10 ribu sepuasnya dan kami semua bermain banana boat dengan tarif 125 ribu untuk 5 orang. Wiiihh, seru bangettt.. baru pertama kali itu saya main banana boat dan ternyata jika bermain banana boat harus siap untuk diceburin di saat-saat terakhir. Jadi harus siap berenang-renang di tengah lautan sebelum diangkat kembali.
Malamnya, tidak ada acara makan di luar dan kami hanya makan pop mie instant. Dan setelah makan malam, duduk-duduk di pinggir pantai melihat ombak yang besar karena pasang naik. Waah, kalau tsunami seperti apa yaa, secara kita benar-benar di pinggir pantai. Ami-amit deh *ketok-ketok*. Untuk paginya kami membuat sarapan sendiri dengan beras yang dimasak dengan rice cooker yang telah tersedia. Nasi goreng ala Bu Nunuk dengan telor ceplok ala Vita. Mayaan, enak juga.
Setelah makan, baru lah dimulai acara workshop yang sebenarnya menjadi tujuan kepergian kami kali ini. Walaupun di lalui dengan setengah konsen karena pikiran sudah ke pantai, tetapi berjalan dengan sukses dan setelah acara tanya jawab materi kami akhirnya bermain-main lagi di pantai. Dan sekarang semua mencoba untuk ditato temporary. Yang lain motif abstrak sedangkan saya motif lumba-lumba ala Luna Maya. Uhuyyy...
Setelah selesai acara tato, mandi,beres-beres dan cabut pulang ke Jakarta. Di Pandeglang, mampir makan durian dahulu di pinggir jalan. Dengan penyesalan yang mendalam setelah tidak berapa lama setelah selesai makan duren tenyata melewati lokasi Durian Jatuhan Haji Arief yang terkenal itu. Huhu.. ternyata tempatnya di sini toh. Balik lagi aja lah, kapan-kapan.

Wednesday 1 December 2010

Raiyan ikut Lomba Drumband




Di pagi hari Minggu, TK Aisyiyah tampak ramai dengan anak-anak yang berseragam drumband. Begitu pula dengan orang tua murid yang akan mengantar mereka bertanding. Walaupun agak terlambat, karena harus menunggu sang pelatih yang katanya bangun kesiangan *sigh* , akhirnya rombongan yang terdiri dari 1 bis berisi anak-anak dan guru serta beberapa mobil orang tua murid bergerak menuju tol Tangerang untuk menuju ke Perumahan Citra Raya, Cikupa. Perjalanan lancar dan sampai di lokasi sudah banyak grup drum band dari sekolah-sekolah lain yang akan bertanding. Seragamnya berwarna-warni menambah semarak suasana.
Rupanya Pertandingan Drumband di Citra Raya ini sudah merupakan agenda rutin perumahan tersebut. Dan kali ini merupakan ajang uji coba TK Aisyiyah yang selama ini sudah giat berlatih di bawah asuhan Kak Mahdi. Sambil menunggu lomba dimulai, anak-anak diberi makan oleh ibu masing-masing. Maklum, harus bangun pagi, jadi belum sempat sarapan. Lokasi pertandingannya sendiri adalah lapangan yang di kelilingin oleh stand-stand makanan dan jajanan dan memang dikelola oleh perumahan. Jadi cukup teratur. Panggungnya juga sudah tersedia. Mungkin kalau tidak untuk lomba Drumband, kadang diisi oleh grup-grup band lokal.
TK Aisyiyah mendapat giliran ke 4 untuk tampil. Membawakan lagi Tik-tik Bunyi Hujan, anak-anak tampak lucu sekali dan terlihat kompak. Sepertinya ada kemungkinan menjadi juara, karena pada drumband dari TK sebelumnya yang tampil, ada yang lagunya tidak terdengar jelas, atau ada pula guru yang membantu memainkan alat musik.
Karena anak-anak sudah terlihat lelah, setelah mereka bertanding bisa segera pulang dan pengumuman pemenang akan di sms oleh Bu Cut, salah satu guru yang paling funky. Sebelum pulang, kami mampir dulu di Benhil untuk makan soto mie.
Dan benar saja, Alhamdulilah, ternyata TK Aisyiyah juara 1. Selamat, anak-anak, kalian hebat semuanya.

*beberapa foto diambil oleh Abo, yang memang suka foto-foto kegiatan anak-anak dan ibu-ibunya. hehe..