Monday 30 April 2007

Eloknya Ranah Minang




Setelah menunggu hampir 4 bulan dari pertama booking tiket Air Asia, maklum biar dapat tiket murah, tibalah saat yang dinanti-nanti, perjalanan ke Ranah Minang. Hari Selasa, jam 6.30 pesawat akhirnya lepas landas menuju daratan Sumatra Barat, tiba jam 8.15 di Bandara Internasional Minangkabau disambut dengan hujan rintik-rintik, tetapi tidak mengurangi semangat kami untuk mengeksplore Ranah Minang yang cantik. Tampak penjemput sudah menunggu dengan tulisan nama saya dan segera kami naik ke mobil sewaan yang sudah tersedia. Kebetulan yang menemani perjalanan kali ini adalah kakaknya teman yang mempunyai travel di Padang.
Tujuan pertama kami adalah Bukittinggi dan dalam perjalanan kami singgah di tempat yang bernama Puncak Kiambang, sebuah rumah makan dengan pemandangan pegunungan Bukit Barisan yang cantik. Tambak-tambak ikan yang besar juga menghiasi rumah makan ini. Disini kami duduk-duduk sambil minum teh dan membicarakan tujuan perjalanan hari ini, tempat-tempat mana saja yang akan disinggahi.

Tidak lama perjalanan dilanjutkan kembali dengan perhentian selanjutnya adalah Air Terjun Lembah Anai. Takjub sekali menyaksikan air terjun yang berada tepat di pinggir jalan. Kebetulan karena semalam habis hujan jadi air yang memancar sangat deras, membuat tubuh kami berdua nyaris basah kuyup. Tidak lupa kami membasuh muka karena konon airnya bisa membuat awet muda. Setelah puas main air dan foto-foto, perjalanan dilanjutkan dan tidak lengkap rasanya ke Bukittinggi kalau tidak mampir ke Sate Mak Syukur. Selain satenya yang memang sudah terkenal kelezatannya, di sini kami juga mencicipi makanan khas yang bernama Lapek Bugih, kue ketan berisi gula pasir dan kelapa parut yang dibungkus daun pisang lalu dikukus.

Setelah perut kenyang, kami kembali melanjutkan perjalanan dan tujuan berikutnya adalah Taman Nasional Lembah Harau. Dari kejauhan sudah terlihat sekumpulan tebing yang tegak menjulang dengan warna merah menyala, cantik sekali! Dengan menyusuri jalanan sepanjang tebing, kami menuju ke air terjun yang berada disana dan singgah sejenak untuk beristirahat dan foto-foto. Karena hari itu bukan hari libur, sekitar air terjun tampak sepi, yang pasti tidak akan ditemui kalau hari libur.
Sebenarnya di Lembah Harau ini, ada penginapan yang bernama Echo Home Stay dengan bentuk penginapan berupa cottage, cocok untuk yang ingin menyepi dan pastinya juga sangat romantis karena terletak di tengah lembah. Tetapi sejak awal kami memang tidak merencanakan menginap di sini.

Puas menikmati Lembah Harau yang cantik, kami segera menuju Bukittinggi dan check in di hotel Grand Malindo, hotel yang paling dekat ke obyek wisata Ngarai Sianok, hanya berjarak sekitar 10 meter saja. Dari jendela kaamar hotel sudah terlihat ngarai sianok yang cantik di kejauhan.
Tetapi sayang sekali, karena hujan turun dengan lebat, kami memutuskan untuk menunda kunjungan dan besok pagi saja ke Ngarai Sianoknya.

Setelah beristirahat dan ternyata hujan juga sudah reda kami segera menuju Benteng Fort de Kock. Merupakan benteng di atas bukit yang dibangun Belanda sebagai pertahanan melawan pemberontakan rakyat yang dipimpin oleh Imam Bonjol pada tahun 1825. Disini masih terdapat meriam-meriam kuno dan ada pula museum berbentuk rumah gadang. Sayang kami datang terlalu sore sehingga museum sudah tutup. Dari tempat ini kami bisa menikmati pemandangan kota Bukittinggi yang cantik dan melalui jembatan penghubung bisa menuju ke kebun binatang.

Kebun Binatangnya sendiri dalam kondisi yang memprihatinkan, hanya terdapat kandang harimau, gajah dan beruang. Yang cukup menarik adalah koleksi burung-burungnya. Ada burung beo yang sangat pintar mengoceh, ketika kami mendekat langsung disambut dengan ucapan Assalamualaikum, Pancasila, come here berulang-ulang, kocak banget.

Puas berjalan-jalan, perut sudah lapar minta diisi, kami menuju rumah makan Gulai Itiak Lado Mudo Ngarai untuk makan malam. Terletak di jalanan sempit ngarai sianok menuju kebKoto Gadang. Gulai itiknya sedap sekali, daging bebek yang empuk dan berukuran cukup besar dengan lumuran kuah cabai hijau yang pedas. Membuat satu porsi nasi tidak akan cukup.

Perjalanan hari pertama ditutup dengan kunjungan ke Jam Gadang untuk foto-foto. Di waktu malam, Jam Gadang tampak sangat cantik dengan lampu-lampunya.

Hari kedua, dimulai dengan kunjungan ke Ngarai Sianok, melihat pemandangan Ngarai yang menakjubkan dari menara pandang. Sungguh elok nian pemandangan ngarai ini.
Sayang akibat gempa yang baru lalu, gua Jepang masih ditutup untuk umum sehingga hanya puas melihat dari pintu gua saja. Selanjutnya perjalanan dilanjutkan dengan eksplorasi ke Pasar Atas, Bukittinggi untuk membeli oleh-oleh dan makan siang di Nasi Kapau Uni Lis. Wah, akhirnya bisa juga merasakan gulai tambunsu Uni Lis yang lezat. Sempat mampir membeli Lemang Tapai untuk bekal ke Danau Maninjau, yang kami makan di pemberhentian berupa rumah makan di kelokan sebelum Kelok 44. Untuk menuju ke Danau Maninjau kami harus melalui jalan yang berkelok-kelok dan di setiap belokan terdapat angka yang menunjukkan jumlah belokan tersebut.

Hujan menyambut kami di Danau Maninjau, kami menginap di Hotel Maninjau Indah yang terletak tepat di tepi danau sehingga sejauh jauh mata memandang dari kamar adalah danau Maninjau yang dikelilingi pegunungan Bukit Barisan. Luar biasa. Apalagi setelah hujan berhenti pemandangan sunset di danau maninjau sangat indah. Perlahan-lahan suasana meredup dan berganti dengan kegelapan yang menyelimuti danau. Sekilas tampak cahaya lampu di kejauhan.

Hari ketiga, merupakan hari terakhir kami berada di bumi Ranah Minang yang cantik. Jam 8 tepat kami meninggalkan hotel menuju kota Padang, berhenti sebentar di kelok 37 untuk foto-foto dengan latar pemandangan danau Maninjau dari atas bukit dan mampir juga ke Maninjau Resort. Berbeda dengan hotel kami, hotel ini terletak di atas, sehingga yang tampak adalah pemandangan danau secara keseluruhan.

Dalam perjalanan pulang ke Padang, mampir membeli Bika Simariana untuk bekal menuju Pantai Air Manis tempat legenda Malin Kundang berasal. Disini ada batu yang berbetuk sesosok manusia yang konon adalah Malin Kundang yang dikutuk ibunya karena durhaka. Memang batunya mirip sesosok manusia, tetapi karena dari batu aslinya sendiri sudah dibentuk sedemikian rupa menyerupai sesosok manusa.

Untuk makan siang kami memilih di RM Pagi Sore dengan ayam gorengnya yang gurih dan renyah. Sebenarnya teman suami yang asli padang sudah sms berkali-kali menyebutkan daftar tempat-tempat makan enak lainnya, seperti gulai kepala kakap dan soto padang, tetapi apa daya perut sudah penuh rasanya.  Sehabis makan, tidak lupa membeli oleh-oleh kripik sanjay di toko oleh-oleh Christine Hakim dan setelah itu menuju tempat yang saya nanti-nantikan, Es Durian Ganti Nan Lamo, terkenal sejak tahun 1960, begitu tulisan di bungkusnya. Es Duriannya sendiri sederhana, hanya es serut dengan toping bubur durian yang berasal dari durian asli tanpa campuran dan sedikit susu kental manis coklat, tapi rasanya…top banget. Buat penyuka durian, apabila berkesempatan ke Padang harus mencoba ini. Very recommended.

Karena pesawat ke Jakarta masih jam 6 sore, waktu yang tersisa kami habiskan untuk mampir ke Pantai Padang, dimana dari sana tampak bukit Padang tempat Siti Nurbaya bunuh diri. Sayang waktu kami tidak mencukupi untuk melihat kuburan Siti Nurbaya, karena tempatnya di atas bukit, jadi setelah puas ke pantai kami sempat mampir ke Klenteng terbesar di Padang dan mencicipi sate padang khas Pariaman yang kuahnya berwarna merah. Tepat sebelum ke bandara, mampir kembali di tempat es durian untuk mengambil pesanan es durian yang sudah dipacking untuk dibawa ke Jakarta.
Saya sempat membeli es durian lagi tapi di seberang es durian Ganti Nan Lamo ini, dengan nama Es Durian Iko Gantinyo. Konon, dahulu Ganti Nan Lamo ini menempati tempat di seberang jalan, dan ketika mereka pindah ke seberangnya pemilik tempat yang lama ini mendirikan Es Durian Iko Gantinyo. Packingnya sangat bagus sehingga tidak tercium bau durian sama sekali.

Akhirnya pesawat lepas landas tepat pada waktunya dan walau sempat mengalami cuaca buruk, kami tiba dengan selamat di Jakarta. Akhirnya terpuaskan juga rasa penasaran saya akan alam Ranah Minang yang cantik, suatu saat saya pasti akan kembali.

Ada alternative pilihan bagi yang tidak ingin bermalam di danau Maninjau karena setelah di danau maninjau kita tidak bisa kemana-mana lagi, setelah dari danau bisa langsung kembali ke Padang, mencicipi makanan enak di Padang, bermalam di sana dan pagi harinya bisa ke kuburan Siti Nurbaya dan icip-icip makanan lagi.
Sayang sekali saya tidak bisa melihat Istana Pagaruyung karena sudah terbakar dan tidak bisa mengeksplor gua Jepang akibat gempa.
Curah hujan yang cukup tinggi membuat Ranah Minang sangat rawan longsor, hal ini saya alami dalam perjalanan ke Bukittnggi, sempat terjadi kemacetan karena ternyata baru saja terjadi longsor tepat sebelum saya lewat.
Pantai Sikuai juga merupakan tempat yang patut dikunjungi karena pemandangan pantainya yang indah, tetapi menurut kabar, akibat gempa penginapan di sana sedang direnovasi sehingga kurang nyaman, waktu yang singkat juga tidak memungkinkan saya ke sana.





Monday 23 April 2007

Tomodachi Cafe

Rating:★★★★
Category:Restaurants
Cuisine: Steak / Seafood
Location:Jl. KH Ahmad Dahlan
Hari Sabtu sore dapet kabar kalau Dety udah melahirkan, pas hari Kartini, 21 April, babynya cewek dengan berat 3 kg. Karena melahirkannya di RS Asih, udah kebayang habis jenguk bisa langsung makan sate ayam depan RS Asih, udah lama juga nggak makan sate di sana, terakhir waktu saya abis ngelahirin 2 tahun yang lalu. Iya, waktu itu saya yang mehirkan, jadi bukan cuma jenguk orang melahirkan. Dan temen-temen saya yang jenguk pun sebelum atau setelah jenguk pasti nyempetin makan sate di sana. Tapi, ternyata saya nggak jadi ke RS malem itu, karena dapet kabar lagi kalo Dety masih harus diinfus, jadi nggak bisa langsung dijenguk. Yah, batal deh makan sate, hiks, padahal sate udah terbayang-bayang di depan mata. dan acara makan dialihkan ke Plaza Senayan, karena waktu sms pemberitahuan masuk, kami sedang bermacet ria di depan PS. Mau pindah ke tempat lain, males, karena udah lapar berat. Di PS, standard, makannya di Food Court, karena my husband pengen makan Fiesta Steak dan untuk gue, cukup D’Crepes ajah. Acara jenguk menjenguk baru kesampean hari Minggunya, setelah ujan reda, kami segera berangkat. Waktu jenguk kebetulan babynya lagi di kamar, jadi bisa lihat lebih jelas, si bayi mungil udah punya nama : Nesyandra. Acara jenguk tambah rame karena barengan sama temennya suami yang punya anak cowok juga seumuran anak saya, dari yang awalnya malu-malu, sampe akhirnya mereka sibuk main-main dan teriak-teriak, bikin heboh, langsung deh lebih baik cepet-cepet ninggalin RS daripada dikomplain sama pasien lain. Ternyata batal lagi mau makan sate, karena suami ma temennya ada hal-hal yang mau diomongin yang kayaknya nggak asyik kalo diomonginnya di tempat sate RS Asih. Jadilah kita ke Tomodachi, Jl. Achmad Dahlan. Restaurant nggak terlalu penuh, tapi udah ada beberapa meja yang di reserve. Tomodachi ini memang resto yang banyak pengunjungnya, karena selain tempatnya yang cozy, harga makanannya reasonable dan rasanya tidak mengecewakan. Saya pesan Steak Kakap.dan minumnya Ice Coffee Tomodachi.(9000) Suami pesan Nasi Bali, sedang yang lain ada yang pesan Sop Buntut, Chicken Steak (26.000), dan Nasi Goreng (19.000), untuk si kecil, saya pesan Tomodachi Soup (7500), cream soup dengan pastry di atasnya. Steak Kakapnya tiba dalam tampilan model goreng tepung roti dan saus yang terbuat dari mustard dengan campuran (saya ngga tahu campurannya apa) sehingga rasanya menjadi creamy, sayurannya wortel dan timun jepang yang diiris dadu serta 2 potong besar kentang sebagai pelengkap. Overall rasa steak kakapnya cukup enak, porsinya pas, sesuai lah dengan harganya (29.000). Cream Soupnya lumayan, enak, tetapi untuk makanan yang lain saya nggak sempat icip-icip. Selama di restorant, kembali terjadi kehebohan, karena geng krucil yang sibuk kejar-kejaran dan menjeit-jerit sehinga lagi-lagi memaksa kami cepat-cepat pulang sebelum dikomplain (kalau kali ini) sama pengunjung restaurant.


Sunday 22 April 2007

Ketoprak Ciragil

Rating:★★★
Category:Restaurants
Cuisine: Other
Location:Kebayoran Baru
Makan siang hari jumat kemaren, seperti biasa makan diluar, kita sepakat untuk makan di Ketoprak Ciragil, soalnya waktu terakhir kita ke Ciragil nggak jadi makan ketoprak, malah makan bebek di Dapoer Ciragil. Jadi kita masih penasaran nih ceritanya.. so baru kesampean Jumat kemaren. Begitu sampe, untung masih dapet tempat duduk karena bangkunya kan emang terbatas. Hanya 2 meja panjang dan bangku kayu di tiap sisinya. Saya langsung pesen es cincau hijau, campuran santan dan sirupnya yang merah itu bener-bener pas manisnya, berpadu dengan cincau hijau, diminum sewaktu hari panas begini, hmm…seger banget. Harga per gelas 5000. Walau sirupnya itu loh, warnanya merah banget…kalo mikir pewarnanya, dari bahan apa, kayaknya nggak bakal nikmat nih minumnya, jadi cuek aja-lah… hehe… Tidak berapa lama, ketoprak pesanan saya pun tiba, di piring yang dialas daun pisang…rasanya masih konsisten seperti terakhir kali saya ke sana, sama konsistennya seperti porsinya yang hanya sedikit. Semua campurannya, lontong, bihun, tahu, toge, semuanya serba imut-imut, telor juga cuma sepotong, dibanding harganya yang 10.000, terasa kurang sekali porsinya…. tapi kuah kacangnya emang top banget sih, gurih dan nikmat, ditambah es cincau kenyangnya jadi pas. O iya, selain es cincau, si abang juga jual es cendol yang rasanya juga enak, karena ditambah ketan hitam yang legit. Hmmm…..

Monday 16 April 2007

Hunting Tempat Makan di Plaza Semanggi

Hari Jumat, seperti biasa, kayaknya nggak asyik kalo nggak jalan-jalan keluar kantor, setelah dari hari Senin-Kamis makannya di pantry kantor melulu, so hari Jumat saya kepengen jalan-jalan dikit. Ternyata ada yang mau ke Plaza Semanggi, hunting tempat makan untuk traktir ulang tahun, tapi blom tau mau ntaktirnya kapan (huuuu…) jadi baru hunting doang, gossip terhangat sih nanti abis gajian. Hehe… Jadilah setelah makan siang di kantor, biar nggak rugi waktu, kita cabut deh ke Plaza Semanggi.  Resto pertama yang di datengin adalah Cavana, motonya Chicken Variety Natural, udah pasti didominasi dengan ayam, tapi ternyata ada juga menu yang lain walau dikit, menu sayur juga ada, harga starting from 19.900. Setelah ngambil brosur dan bertanya-tanya, kita beralih ke lantai 2, Solaria dilewatin, soalnya kata temen-temen sih udah nggak asyik karena udah biasa aja rasanya.  Sewaktu naik escalator kita lihat ada tanda resto baru , berwarna kuning dengan tulisan merah,  The Chicken Rice Shop, di bawahnya ada tulisan Malaysia-Singapore-Indonesia, kalo gini biasanya franchise ya, wah, boleh tuh di coba. Sesampai di restonya yang didominasi warna kuning dan merah dengan gambar kepala ayam, kita segera ngambil brosur dan bertanya-tanya. Sesuai dengan namanya, dan motto yang tertulis Chicken Rice and More! Sudah pasti sebagian besar menunya ayam lagi…dan dari hasil bertanya-tanya menu favoritnya sih Honey Barbeque Chicken dan Roasted Chicken.  Selain itu menu sayur juga ada seperti spicy mixed vegetables. Harganya nggak ada nih, tapi sempet inget kalo ada paket combo, nasi, ayam dan sup Rp. 18.000,-  Setelah itu kita ke Loco Moco, nah yang ini baru bukan ayam, tapi  lebih bervariasi, kalau soal harga relatif lebih mahal dari 2 resto sebelumnya.  Menunya lebih banyak dari berbagai macam steak, nasi goreng, tom yam, mie, bibimbap.  Soal rasa juga lumayan kok. Dari sana beralih ke Chicken story di lantai dasar, yg ini kelewat emang, makanya kita balik lagi. Lagi lagi dan lagi,  menunya ayam tapi  mottonya Topnya Ayam Bakar, jadi udah pasti semua serba ayam bakar, kalau di sini menunya nggak terlalu banyak, jadi kelihatannya teman-teman saya tidak terlalu bersemangat. Harganya juga murah banget starting from Rp. 10.000,-. Di sini saya sempat beli Thai Jelly Tea yang seger banget. Campuran susu dan tehnya pas manisnya.  Kelihatannya sih saya kepengen cobain Chicken Rice Shop itu deh kapan-kapan ..nanti kalo udah nyoba saya tulis lagi reviewnya yaa...

With Friends at Office




Ada request dari salah satu teman kantor yang seneng banget baca-baca blog gue, namanya Nurul, dia kepengen foto-foto dengan temen-temen kantor dimasukkin juga ke blog gue....”ayo dong, Vit, foto-foto kita dimasukkin ke blog lo…” So, jadi deh, nih gue masukkin foto-fotonya…Biasa deeh, namanya juga perempuan, kalo ada kamera pasti bawaannya pengen difoto terus... hehe...


Sunday 15 April 2007

Hebohnya Belanja Berdua si Kecil

Hari sabtu kemarin, saya dan si kecilku Raiyan, 2 tahun 1 bulan, belanja ke Carrefour. Ini kali pertama saya belanja hanya ber dua saja, karena si mbaknya lagi cuti dan kebetulan suami nggak bisa ikut, tetapi karena banyak yang harus dibeli, saya tetep nekat berangkat walo kebayang deh bakalan heboh berat. Anakku ini kan lagi seneng2nya bergerak kesana kemari n gak bisa diem. Perjalanan ke Ratu Plaza berjalan lancar, Raiyan duduk tenang disebelahku dengan mainan mobil-mobilannya, mau pake seatbelt juga, tapi di tengah jalan minta dilepas dan saya wanti-wanti untuk  pegangan yang kenceng supaya nggak jatuh. Akhirnya, sesampai di Carrefour, saya mengambil trolley, dan kehebohan pertama dimulai. Raiyan menjerit-jerit ketika hendak saya taro di tempat duduk khusus anak di trolley. Kayaknya emang udah nggak cukup dan sempit makanya dia protes keras. Akhirnya dia ikutan aku mendorong trolley. Begitu masuk ke Carrefour, tiba-tiba saya ingat kejadian anak yang tewas karena tertimpa lemari bola, aduh, saya langsung stress mendadak dan menyesal kenapa nekat ngajak Raiyan, tapi karena udah terlanjur, ya udahlah, masak mau pulang lagi. Yang penting, lebih hati-hati.  Kehebohan kedua, sewaktu lagi milih-milih barang, anakku sibuk mendorong-dorong trolley dan tidak bisa diam. Sempat terjadi adegan kejar-kejaran yang membuat kesal tapi lucu juga, abis dia malah ketawa-tawa kesenengan. Dasar!! Untung setelah diberi pengertian dia mau diam, hanya sebentar dan disusul kehebohan ketiga,  menjerit-jerit lagi, yang segera saya gendong, tapi karena berat, berakhir dengan sukses memaksanya duduk di dalam Trolley sambil makan cemilan keju slice. Ah, lega (sementara), cepat2 deh saya belanja mumpung si kecilku bisa duduk tenang, sampai akhirnya dia memaksa turun karena bosan. Untunglah, acara belanja sudah hampir selesai. Tinggal satu acara lagi yang paling penting, antri bayar di kasir. Awalnya, Raiyan bisa berdiri di dekat saya dengan tenang, sampai dia melihat anak kecil memegang balon dan terjadi kehebohan berikutnya, teriak-teriak minta balon. Belanjaan di depan kasir saya tinggal sebentar dan sambil gendong Raiyan, saya minta balon ke counter Pigeon deket situ. Ah…leganya, setelah berhasil mendorong trolley berisi belanjaan ke mobil. Acara makan di KFC Ratu Plaza-pun, berjalan lancar. Raiyan makannya lumayan banyak, dan sempet sok-sok akrab sama anak kecil sebaya yang duduk di dekatnya, kakak…kakak…panggilnya, dan begitu dideketin, dia bilang gini, jangan dekat-dekat…ya ampuun…gimana sih anakku ini… J


Finally, puas juga rasanya udah bisa belanja hanya berdua si kecil, tapi untuk mengulanginya lagi… nanti-nanti aja deh…


 


 


 

Friday 13 April 2007

D'Core

Rating:★★★
Category:Restaurants
Cuisine: Continental
Location:Jl Bulungan depan Blok M Plaza
Sejak mencoba makan steak di resto Stone Grill saya memang mencari-cari lagi jenis resto yang sama. Saya sudah baca tentang Red Pepper di PS tetapi belum sempat mencoba dan ada satu lagi yang saya sempat baca reviewnya di Koran Kompas yaitu resto D’Core di Bulungan, depan Blok M Plaza di atas KFC.
Kesempatan itu tiba ketika janjian dengan teman di daerah Blok M, saya memutuskan untuk memilih resto ini, teman saya langsung setuju. Restauran berada di lantai 2, tempatnya cozy, dengan sebagian besar dinding terdiri dari kaca-kaca tembus pandang dengan hiasan rumput-rumput artifisial. Penerangan restaurant sengaja dibuat minimize sehingga berkesan romantis. Kami memilih tempat duduk di dekat kaca yang mengarah ke blok m plaza. Mbak-mbak yang melayani kami sangat ramah, penjelasan yang diberikan sangat lengkap dan jelas, yang ada pilih-pilih makanannya jadi lama, karena kami sibuk bertanya-tanya terus. Akhirnya saya memilih Imported Sirloin Steak 180 gr (59900), teman saya memilih Steak Over Spaghetti (23000) dan Lumpia Ikan (13500). Minumannya standard Ice Lemon Tea (8000), Hot Chocholate (12.000) dan D’Core Possion (15.000)-D’Core Poisson ini nama lain dari juice pisang. Tidak lama menunggu pesanan datang, ternyata Steak di sini memang berbeda dengan yang di Stoned Grilled, kalau di sini sudah dibakar setengah matang dan untuk tingkat kematangan yang diinginkan bisa dimasak lagi di hotplate ini. Sedangkan kalau di Stone Grillled, stonenya memang sudah didesain untuk memasak steak dari keadaan daging yang masih mentah. Memang sih, dari harganya juga udah beda, saya terlalu high expectation kali ini.  Potongan steaknya juga tidak terlalu besar, dengan saus black pepper yang terpisah dan french friesnya juga standard saja. Untuk Lumpia Ikannya enak, isi lumpia yang terdiri dari ikan kakap sangat gurih dan kulit lumpianya juga renyah ditambah saus mayonnaise, lumayan menghibur kekecewaan atas steaknya. Steak Over Spaghetti merupakan spaghetti dengan potongan daging steak di atasnya+saus jamus, cukup lumayan walau tidak special. Lumayan lama juga kita ngobrol-ngobrol, walau makanan yang kita pesan kebetulan tidak terlalu istimewa tapi tempatnya yang lumayan asyik untuk hang out membuat kita betah aja ngobrol berlama-lama. Jam 9 baru deh kita pulang, udah ditungguin sama anak di rumah…. hehe….


Monday 9 April 2007

Sate Afrika dan Museum Tekstil

Hari Sabtu lagi-lagi janjian sama Titi, kali ini dia bersedia nemenin saya nyobain sate Afrika di Tanah Abang. Janjian di Museum Tekstil jam 11. Jam 11 kurang saya udah dateng dan ternyata Titi juga baru nyampe, sama temennya Fitri. Tanpa membuang-buang waktu kami ber tiga menuju lokasi Sate Afrika yg ternyata pas disebelah museum Tekstil, agak masuk ke dalam, tempatnya sederhana sekali, hanya ada beberapa bangku kayu. Dapurnya di sebelah tempat duduk, jadi bisa terlihat jelas proses pengolahan daging domba menjadi sate dan bisa tercium pula bau khas daging domba. Walaupun namanya sate tapi disajikannya tidak pakai tusuk sate, hanya berupa potongan-potongan daging domba yang telah melalui proses pemasakan – direbus dengan bumbu lalu dibakar – dan disajikan dengan pisang goreng. Mulanya sih agak ragu juga, pasti rasanya aneh makan daging dengan pisang goreng, tapi setelah dimakan nggak terlalu aneh kok. Karena Pisangnya digoreng kering dan tidak terlalu manis. Untuk sambal dicampur dengan mustard, buat yang tidak suka pedas bisa pakai mustard aja, karena sambalnya lumayan pedas. Selain pisang penjual juga menyediakan nasi. Karena sebelumnya kita sudah pesan melalui telp, begitu kami datang pesanan langsung diantar. Entah karena laper atau doyan, kami bertiga bisa menghabiskan 3 porsi, mungkin krn kami makan hanya dagingnya saja tdk pakai pisang atau nasi jd bisa habis banyak. Menurut saya tidak semua daging empuk, ada juga yg agak keras, tapi overall memang enak dan unik. Habis makan tidak lupa foto-foto, saya sempat foto dengan latar belakang lukisan besar Osama bin Laden, satu2nya hiasan dinding di sana, hehe,  O ya, sebelumnya saya sempat nanya2 ke salah seorang bapak di sana, mungkin salah satu pemiliknya, selain pemilik lainnya yg org afrika, menjelaskan kalau hari biasa lebih ramai dr pada hari libur, kadang jam 1 sudah habis. Total kerusakan Rp 127 ribu, 1 porsi sate Afrika 35.000,- pisang goreng 10.000, lainnya minuman. Kenyang makan,  tujuan berikutnya : Museum Tekstil.


Sampai di Museum Tekstil, (biaya masuk cuma 2000 saja), tenyata sudah hampir tutup, tutup jam 12.30 kalau hari Sabtu, kami langsung ke bagian Kursus Membatik, karena memang tertarik untuk mencoba. Ternyata untuk umum dan kelas yang paling dasar harga kursus adalah Rp. 175 ribu, pelajaran dari membuat pola sampai selesai jadi batik, waktunya fleksibel, terserah aja bisa datang kapan, mengikuti jam buka museum. Tapi kalau mau membuat yg cepat dan simple sih ada juga membatik sapu tangan Cuma 2 jam, 35 ribu, atau melukis kaos, dll..banyak juga pilihannya. Sayang mereka tidak menyediakan brosur harga yang bisa dibawa pulang. Setelah puas menanyakan informasi, kami bertiga memuaskan hasrat jadi model yg tidak kesampaian alias foto2. Sempat masuk ke ruangan di gedung bagian alat tenun dan kain tradisional, tapi cuma sebentar, karena sudah mau tutup, tapi tidak sempat masuk ke gedung utama museum. Gedung museum yang antik bagus sekali dijadikan latar belakang untuk foto2. Bagi yang mau foto pre wedding bisa dijadikan alternative tempat. Hehe… Selain gedungnya yang antik, tempatnya juga asyik, teduh dan banyak pepohonan. Kami sempat menjelajah sampai ke halaman belakang museum dan ternyata ada teras  dengan  tempat duduknya, dengan model kursi jaman dulu dan masih terawat baik, kami sempat istirahat melepas lelah di sana, sambil merasakan angin semilir dan pemandangan hijaunya pepohonan. Setelah puas duduk2 melepas lelah, dan karena hari semakin siang, kami segera pulang dan suatu saat pasti akan kembali lagi….kan pengen kursus batik…


 


Museum Tekstil


Jl. KS Tubun No. 2-4, Petamburan,


Jakarta Barat 11420


Telp 021-5606613


 


Sate Afrika,


Untuk pesan hubungi HP 085691000806


 


 

Situ Babakan




Hari Minggu, hari terakhir long weekend, saya ingin sekali membawa anak saya jalan-jalan melihat alam, soalnya bosen kalau ke mall terus. Kebetulan, sekali lagi, Titi, sahabat saya tidak sedang tugas keluar kota, dan dia rumahnya di Jagakarsa, saya langsung teringat sama Situ Babakan, perkampungan betawi yang dikembangkan sebagai tempat wisata, dan minta diantarkan ke sana. Jadilah pagi itu saya sudah ada di rumah Titi, dan dalam waktu singkat sudah tiba di Situ Babakan. Setelah parkir mobil, kami segera jalan melewati gang menuju lokasi. Banyak juga orang-orang yang dating berwisata ke sini, karena bersamaan dengan kami ada sekelompok ibu-ibu memakai 2 bis, dilihat dari tulisan di bisnya, dari Matraman. Jauh juga ya…Selain rumah-rumah bergaya betawi yang masih asli, di Situ Babakan ini terdapat danau yang lumayan luas karena memang situ berarti danau. Di tepi danau banyak terdapat tempat duduk dan pedagang-pedagang yang berjualan makanan khas betawi. Ada yang jualan Laksa, Kerak Telor, Kue Rangi, sampai kaos bergambar Benyamin, juga ada gulali, makanan jaman dulu dari gula yang dimasak sampai kental dan bisa dibentuk, ada yg dibentuk bunga, dot, ayam, dll, warnanya merah dan hijau. Harganya 1 buah Rp. 1000,- Melihat perahu bebek yang ada di danau anak saya langsung merengek minta naik bebek, harga karcis Rp. 8000,- untuk 2 orang, anak kecil tidak bayar. Asyik sekali rasanya bisa santai naik perahu sambil lihat yang hijau-hijau, asal arah perahu tidak menghadap matahari aja, karena panas banget bok..hehe…anak saya sibuk ngoceh2 kesenengan, di kejauhan kelihatan kampus UI depok. Kami baru menepi setelah nomer perahu kami di dipanggil melalui pengeras suara, lumayan lama juga waktu yang diberikan, atau mungkin terasa lama karena panas. Setelah turun dari perahu, kami jalan-jalan lagi menyusuri tepian danau, sampai menemukan tempat yang kursinya agak lebar supaya bisa duduk lesehan. Disini anak saya minum susu, dan teman saya pesan kerak telor. Sebelum naik perahu bebek tadi kami udah mencicipi Laksa. Rasanya enak banget bisa duduk-duduk santai sambil merasakan semilir angin dan rimbunnya pepohonan. Sayang sekali hari semakin siang, dan matahari bersinar semakin terik, sampai angin sudah tidak terasa lagi, jadilah kami memutuskan pulang. Sebelum sampai ke mobil, kami melewati anak-anak yang sedang berlatih menari betawi yang tergabung dalam Sanggar Seni Betawi, bisa dilihat dari tulisan di kaos mereka, kelihatannya mereka berlatih setiap hari Minggu. Sebagai alternative tempat wisata yang murah meriah Situ Babakan ini patutlah dikunjungi, daripada ke mall teruss….


Museum Tekstil




Habis dari Sate Afrika, mampir ke Museum Tekstil dan foto-foto deh sampe puas.... :)

Hari Sabtu lagi-lagi janjian sama Titi, kali ini dia bersedia nemenin saya nyobain sate Afrika di Tanah Abang. Janjian di Museum Tekstil jam 11. Jam 11 kurang saya udah dateng dan ternyata Titi juga baru nyampe, sama temennya Fitri. Tanpa membuang-buang waktu kami ber tiga menuju lokasi Sate Afrika yg ternyata pas disebelah museum Tekstil, agak masuk ke dalam, tempatnya sederhana sekali, hanya ada beberapa bangku kayu. Dapurnya di sebelah tempat duduk, jadi bisa terlihat jelas proses pengolahan daging domba menjadi sate dan bisa tercium pula bau khas daging domba. Walaupun namanya sate tapi disajikannya tidak pakai tusuk sate, hanya berupa potongan-potongan daging domba yang telah melalui proses pemasakan – direbus dengan bumbu lalu dibakar – dan disajikan dengan pisang goreng. Mulanya sih agak ragu juga, pasti rasanya aneh makan daging dengan pisang goreng, tapi setelah dimakan nggak terlalu aneh kok. Karena Pisangnya digoreng kering dan tidak terlalu manis. Untuk sambal dicampur dengan mustard, buat yang tidak suka pedas bisa pakai mustard aja, karena sambalnya lumayan pedas. Selain pisang penjual juga menyediakan nasi. Karena sebelumnya kita sudah pesan melalui telp, begitu kami datang pesanan langsung diantar. Entah karena laper atau doyan, kami bertiga bisa menghabiskan 3 porsi, mungkin krn kami makan hanya dagingnya saja tdk pakai pisang atau nasi jd bisa habis banyak. Menurut saya tidak semua daging empuk, ada juga yg agak keras, tapi overall memang enak dan unik. Habis makan tidak lupa foto-foto, saya sempat foto dengan latar belakang lukisan besar Osama bin Laden, satu2nya hiasan dinding di sana, hehe, O ya, sebelumnya saya sempat nanya2 ke salah seorang bapak di sana, mungkin salah satu pemiliknya, selain pemilik lainnya yg org afrika, menjelaskan kalau hari biasa lebih ramai dr pada hari libur, kadang jam 1 sudah habis. Total kerusakan Rp 127 ribu, 1 porsi sate Afrika 35.000,- pisang goreng 10.000, lainnya minuman. Kenyang makan, tujuan berikutnya : Museum Tekstil.

Sampai di Museum Tekstil, (biaya masuk cuma 2000 saja), tenyata sudah hampir tutup, tutup jam 12.30 kalau hari Sabtu, kami langsung ke bagian Kursus Membatik, karena memang tertarik untuk mencoba. Ternyata untuk umum dan kelas yang paling dasar harga kursus adalah Rp. 175 ribu, pelajaran dari membuat pola sampai selesai jadi batik, waktunya fleksibel, terserah aja bisa datang kapan, mengikuti jam buka museum. Tapi kalau mau membuat yg cepat dan simple sih ada juga membatik sapu tangan Cuma 2 jam, 35 ribu, atau melukis kaos, dll..banyak juga pilihannya. Sayang mereka tidak menyediakan brosur harga yang bisa dibawa pulang. Setelah puas menanyakan informasi, kami bertiga memuaskan hasrat jadi model yg tidak kesampaian alias foto2. Sempat masuk ke ruangan di gedung bagian alat tenun dan kain tradisional, tapi cuma sebentar, karena sudah mau tutup, tapi tidak sempat masuk ke gedung utama museum. Gedung museum yang antik bagus sekali dijadikan latar belakang untuk foto2. Bagi yang mau foto pre wedding bisa dijadikan alternative tempat. Hehe… Selain gedungnya yang antik, tempatnya juga asyik, teduh dan banyak pepohonan. Kami sempat menjelajah sampai ke halaman belakang museum dan ternyata ada teras dengan tempat duduknya, dengan model kursi jaman dulu dan masih terawat baik, kami sempat istirahat melepas lelah di sana, sambil merasakan angin semilir dan pemandangan hijaunya pepohonan. Setelah puas duduk2 melepas lelah, dan karena hari semakin siang, kami segera pulang dan suatu saat pasti akan kembali lagi….kan pengen kursus batik…



Museum Tekstil

Jl. KS Tubun No. 2-4, Petamburan,

Jakarta Barat 11420

Telp 021-5606613



Sate Afrika,

Untuk pesan hubungi HP 085691000806

Sushi Tei

Rating:★★★
Category:Restaurants
Cuisine: Japanese / Sushi
Location:Plaza Senayan 2nd Floor
Hari Jumat kemaren saya udah punya rencana, setelah belanja di Giant Plaza Semanggi, trus beli roti di Bread Talk, karena promosi buy 1 get 1 untuk roti2 baru mereka. Ternyata pakai acara nunggu dulu, krn sebelum diletakkan di display pun roti udah habis diserbu. Maklum deh yg namanya gratisan di mana2 sama aja ya….Setelah sabar menunggu, bisa juga mendapatkan roti Sakura dan Hot Temptation, 12 ribu dapet 4 roti, lumayan...banyak juga loh yg ngeborong sampe traynya penuh dgn gundukan roti.. Dari bread talk, makan siang dulu di Hoka-Hoka Bento, sekalian mau coba menu baru juga Ebi Furai, pokoknya gorengan khas hokben tapi dari udang. Dari sana, saya sempat ke rumah tante utk jahit baju kebaya, mau dipake kawinan dan setelah dari sana sohib dr jaman kuliah, Titi nelpon, ngajak makan di Sushi Tei. Dia punya kebiasaan kalo lagi stress sukanya makan Sushi Tei dan krn dia sedang di blok m dan Sushi Tei paling deket di PS n rumah saya paling deket dari PS sayalah yang ditelpon. Dan karena saya kebetulan juga sedang tdk ada acara tidak ada alasan untuk menolak, mau ditraktir pula…. Sekitar jam 3 saya sudah sampai di depan Sushi Tei, yg kata Titi, tumben nggak ngantri.. Baru sekali ini saya ke Sushi Tei, maklum saya bukan org yg doyan sushi, makan sushi juga baru sekali di Sushi Groove, itu juga ditraktir, jd krn gak suka saya memang agak malas dengan sengaja makan sushi. Hehe…Begitu masuk Sushi Tei, sudah disambut dengan bar tempat diletakkannya display contoh2 sushi yg bisa berjalan memutar, ih…lucu juga ya….o iya, pas kami masuk tadi para pelayannya berteriak2 yg kedengerannya spt Moshi Moshi...kami dapet meja yg di belakang, dengan pemandangan ke tempat parkir PS. Titi pesen Salmon Maki, Tamago Maki, Salmon Skin Maki dan Ebi Mentai. Salmon Skin, sushi biasa, isinya ikan salmon, kalau Tamago Maki, isinya irisan telur dadar, trus yg lumayan enak sih Salmon Skin Maki, isinya kulit salmon yg digoreng kering dengan diluarnya ditaburi seperti telur2 kecil warna merah (apa ya namanya) Untuk Ebi Mentai, saya dilarang mencicipi karena 1 porsi cuma 2 biji dan kata Titi enakkkkk bangeetttt, kalo dilihat dr tampilannya sih memang enak, sushi yg diatasnya dilapisi udang besar dan disiram saus khas warna cream. Termasuk mahal juga krn harganya (26.000) sedang harga sushi yg lain mulai dr Rp. 6000,- (pantes aja Sushi Tei ini rame banget yaa…harganya reasonable sih, tapi kalo makannya banyak ya sama aja siih…) Untuk dessert saya pesan es krim Itachocho Ice (20.000), es krimnya bentuk batangan, diluarnya dilapisi coklat, jd kayak coklat batangan yg dalemnya es krim vanilla. Udah pasti enak, krn saya ice cream lover, es krim pilihan Titi juga unik, green tea ice cream yg diluarnya dilapisi kulit wafer. Untuk minum kita pilih ocha yg refill, jd minum sepuasnya. O iya, saya sempat nanya ke mbak-mbaknya, kenapa mereka sibuk berteriak2 moshi..moshi itu, ternyata itu bahasa jepang dr selamat datang yg ucapannya Takeshi Mashi (CMIIW, lupa soalnya). Sedangkan kalau ada tamu yang udah selesai mereka bilang Arigato, ini sih jelas ya.. Sewaktu kita meninggalkan Sushi Tei, sudah ada antrian…gile bener… dari Sushi Tei krn Metro lagi diskon, kami ke sana dan saya sukses membawa pulang sepasang sepatu baru 



Wednesday 4 April 2007

Sekolah Alam - Kandank Jurank Doank




Ini foto-foto waktu aku dan keluarga ke sekolah alam punyanya Dik Doank, di Pondok Aren, Tangerang

Rencana ke Tanah Tingal tidak terlaksana karena setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh sampai disana, tutup untuk umum karena dipakai pernikahan. Untuk mengobati kekecewaan, sewaktu melintas di jalan Merpati Baru saya melihat plang bertuliskan Kandank Jurank Doank. Wah ini, kan Sekolah Alam kepunyaan Dik Doank itu, yang sering masuk TV. Akhirnya, untuk mengobati kekecewaan, kami mampir ke sana. Setelah sedikit bertanya, akhirnya kami sampai juga di lokasi. Setelah parkir kami turun. Kandank Jurank Doank menempati lokasi seluas lapangan bola, yang terdiri dari lapangan rumput untuk bermain bola (untuk anak-anak) yang di ujungnya ada panggung. Di sebelah lapangan bola ada meja berpayung dengan kursi-kursi yang bertuliskan iklan yang dibintangi Dik Doank. Jadi kami duduk-duduk disini, sambil memesan makanan dari kantin disebelahnya. Menunya hanya indomie , roti bakar, minumnya juga standard seperti es the manis, soda gembira. Disebelahnya ada ruang perpusatakaan kecil dengan bangku-bangku memanjang dari kayu. Di dekatnya ada beberapa permainan anak-anak, seperti perosotan, ayunan dll. Di sebelah lapangan ada 3 buah rumah panggung kecil dari kayu, dengan halaman rumput disertai kolam dan air mancur. Dibelakang lapangan bola turun ke bawah melewati anak tangga dr tanah, kami bisa bermain di sawah, walaupun saat itu sawahnya tidak ada tanaman padinya, cukup membuat anak saya senang karena bisa menemukan kupu-kupu, siput dan katak. Juga menikmati berjalan di pematang sawah. Setelah puas berfoto ria dan menikmati pemandangan, karena panas yang lumayan terik, kami cepat-cepat kembali ke atas. Menurut hasil percakapan dengan crew atau panitia yang ada di sana, jadwal acara setiap Minggu pagi. Kebetulan Minggu pagi itu ada acara langsung yang disiarkan oleh salah satu TV swasta dengan tema Presenter Cilik. Bintang tamunya Desy Ratnasari. Tema acara akan berganti-ganti tiap Minggu, tetapi yang umum adalah belajar melukis. Disamping itu ada juga sekolah bola untuk anak-anak. Anak-anak yang berminat datang dapat mendaftar dengan mengisi formulir dan nanti mendapatkan kartu anggota dengan Foto. Karena anak saya masih kecil, nanti-nanti saja-lah daftarnya, lagian kalau misalnya sedang ke rumah neneknya saja baru bisa mampir ke sini. Karena memang tempatnya lumayan jauh dari rumah kami di Bendungan Hilir.

Tuesday 3 April 2007

Pondok Udang Mang Engking dan Bakmi Mbah Mo

Rating:★★★★
Category:Restaurants
Cuisine: Seafood
Location:Yogya
Saya ingin membagi pengalaman saya ke yogya tanggal 17 - 18 Juni kemarin.
Berangkat dari Jakarta hari Jumat malam dgn menggunakan KA Argo Lawu,
perjalanan lumayan lancar dan sampai di stasiun Tugu jam 3.30 pagi.
Besok paginya, hari Sabtu, pukul 9 saya sudah dijemput oleh teman saya dan
pertama kali kami mencoba makan gudeg di Gudeg Mbarek Hajah Ahmad, Jl Kaliurang.
Suasana restoran cukup ramai, selain beberapa meja terisi pengunjung, kesibukan
juga terasa dari banyaknya pesanan gudeg yang dibungkus. Saya memesan paket 3
yang berisi gudeg, krecek dan ayam (Rp 6500). Sedangkan teman saya memilih paket
1 yang berisi gudeg dan telor saja. (Rp. 4500) Minumnya es t.eh manis.
Menurut lidah saya rasa gudeg cenderung manis. Khas gudeg kering lainnya. Kata
teman saya sih semua gudeg kering sama, memang cenderung manis.
Sehabis makan gudeg saya minta diantar ke Kaliurang, sedikit nekat memang tapi
saya penasaran sekali dengan situasi di sana. Saya pikir sudah jauh-jauh ke
Yogya kenapa tida sekalian saja ke sana. Kita memilih jalur ke Kaliadem, sampai
batas dilarang masuk kami lalu mutar kembali sambil melihat tempat pengungsian.
Puas dari merapi kami ingin mencoba makan di Pondok Udang Mang Engking di
Godean. Sebenarnya teman saya tidak tahu tempat tersebut, tapi saya sudah pernah
mencatat ancer-ancer lokasi dari JS, jadi kami berusaha mencarinya. Sebelumnya
kami menjemput teman saya di daerah Godean. Untuk ancer2nya dari perempatan
pasar Godean lurus saja, lalu belok kanan di perempatan berikutnya yang ada
lampu merah. Setelah belok kami sempat agak tertipu dengan plang Pondok Udang I,
belokan ke kanan. Karena ragu2 kami mencoba bertanya kepada seorang bapak yg ada
disitu,untung bapaknya baik, dia memberitahu kami kalau Pondok Udang Mang
Engking masih agak jauh sedikit. Jadi kami berputar arah dan kembali ke jalan
tadi. Setelah Pondok Udang I ternyata masih ada Pondok Udang II di sebelah
kanan, dan tidak jauh dari sana baru ada plang Pondok Udang Mang Engking yang
lokasinya di sebelah kiri jalan. Ketika masuk tampak tempat parker penuh dengan
mobil, beda dengan Pondok Udang I yang sepi. Lokasi
berupa gubuk2 dari bambu di tengah danau dengan model lesehan, sejauh mata
memandang tampak hamparan sawah menghijau. Cantik sekali. Kami memesan udang
super ukuran sedang sebanyak 1 kg, ½ kg di baker dan ½ kg di masak saos tiram,
1 cah kangkung, 1 sayur asem, 3 nasi putih dan minumnya 3 es kelapa muda batok.
Pesanan datang tidak terlalu lama. Dan ternyata udang datang dengan jumlah yg
lumayan banyak! Kami tidak menghitung jumlah udangnya, tetapi kata pelayannya
1kg itu terdiri dari sekitar 24 ekor udang. Udang baker datang dengan tampilan
warna merah, dibumbu cabai terasa manis pedas yg sangat menggugah selera, dan
udang saos tiramnya terasa sangat pas bumbunya. Dimakan dengan nasi putih hangat
dengan suasana danau dan pemandangan cantik membuat kami betah berlama2. Kalau
tidak mengingat masih harus ke Malioboro untuk belanja oleh-oleh, kami tidak
ingin beranjak dari sana. Total Kerusakan sebesar Rp. 116.000,- Sangat-sangat
memuaskan. Saya berjanji suatu saat akan
datang kembali.
Malamnya setelah datang ke acara midodareni teman yg akan nikahan hari
minggunya., sekitar jam 9 malam, kami bertiga kembali hunting Bakmi Mbah Mo yang
terkenal itu. Setelah ketemu Optik Mading yang jadi ancar2, kita akan bertemu
perempatan yang gelap, belok kanan di perempatan menyusuri jalan tengah sawah yg
gelap sampai bertemu gapura putih disebelah kanan. Pas masuk agak2 nggak enak,
karena banyak tenda2 darurat korban gempa, jd mobil berjalan pelan menyusuri
jalan di tengah desa sambil mencari2 tanda2 keberadaan bakmi Mbah Mo. Akhirnya
sampai juga kami di sana. Sewaktu datang suasana warung sepi, mungkin karena
sudah jam 21.30. Ketika teman saya menanyakan katanya pengunjung berombongan
baru saja pulang, jadi lumayanlah tidak perlu nunggu lama. Katika bakmi datang
kami langsung menyantapnya…hmmm…enak sekali, dengan kuah kental berwarna
kuning yang rasanya beda dengan bakmi rebus lain. Tapi saya kurang bisa
mendeskripsikan bumbu2 yang dipakai, yang jelas teman saya
yg orang yogya dan biasa makan bakmi rebus juga bilang kalo rasanya beda.
Kayaknya harus dicoba sendiri kali ya biar biar bisa membandingkan. Yang lain
lagi, minuman t.eh manis angetnya pake gula batu jadi rasa manisnya bener2 enak,
pas banget untuk teman makan bakmi. Tapi…yang jadi pertanyaan saya tidak tau
yang membuat bakmi saya kemarin Mbah Mo sendiri atau asistennya. Karena menurut
cerita yang saya baca kalau yang membuat asistennya kurang enak dibandingkan
yang membuat Mbah Mo sendiri. Tapi yang saya rasakan kemarin sih rasa bakmi
tetap enak, mungkin kalau yang bikin Mbah Mo lebih enak lagi….Total kerusakan
Rp. 30.000,- jadi 1 porsi bakmi rebus dihargai Rp. 8000 dengan t.eh manis Rp.
2000

Alamat Pondok Udang Bakar Mang Engking
Jamur Rt 04/28, Sendang Rejo, Minggir, Sleman
Telp (0274) 7489732, HP 0815-57954130

Bakmi Mbah Mo - Telp (0274) 7486979, HP 0815-48557743



JalanSutra

http://www.jalansutra.or.id
Sekali makan-makan tetap jalan-jalan

Pantai Bira dan Air Terjun Bissapu, Sulawesi Selatan




Ini foto2 waktu libur Lebaran tahun 2005, waktu itu belum punya blog, jd foto2 masih ada di flash disk, setelah punya blog baru deh bisa di upload. Perjalanan sekitar 4 jam dari Makassar, pantainya masih alami, airnya jernih dengan pasir pantai yang lembut seperti tepung. Penginapan masih belum terlalu banyak, beruntung karena panduan dari Majalah Tamasya, saya berhasil booking salah satu hotel yang langsung menghadap pantai. Dengan model cottage berupa panggung dengan dua bed. Pemandangan sunsetnya keren banget. Dari depan cottage kita bisa langsung turun ke bawah dan main-main di pantai. Kira-kira 1 jam dari Pantai Bira arah ke Makassar terdapat Air Terjun Bissapu. Sewaktu pulang ke Makasar kami sekalian mampir di sini.

Pemotretan Annual Report




Hmmm...akhirnya bisa ngerasain jadi model juga, walau cuma sehari... :)

Kejadiannya sih nggak disengaja, gara2 arrange temen-temen kantor yang mau casting untuk Annual Report holding - sebagai wakil dr kantor cabang, gw jadi ikutan juga untuk casting. Mbak Silvy ngajak ikutan + orang dr Agencynya nyuruh ikutan juga. Dan...ternyata yang kepilih gw! Seneng banget deh..secara gw emang maniac di foto. Gw pikir cuma foto biasa aja, nggak taunya hari Rabu Mbak Silvy ngasih tau kalo gw mesti siap2 di make up pagi2. Dan ternyata pengambilan gambar besok harinya, pake fotografer yg profesional juga. Gw nggak sendirian, barengan sama temen kantor 2 orang bapak2 yg kepilih dari casting kemaren. Ceritanya berperan sebagai pasangan yang baru tanda tangan kontrak gitu. Lumayan lama juga pemotretannya, diulang-ulang terus, yang matanya kurang ekspresif, gayanya agak kaku, atau cahayanya kurang bagus. Malah pemotretan belum bisa dimulai karena nunggu matahari agak naik, karena pemotretannya di pantry kantor yg sebagian besar dindingnya kaca. Trus pake ganti baju segala buat pose yang kedua. Pose kedua ini juga gitu, diulang-ulang terus sampe dapet yang terbaik. Dari mulai di make up jam 8 baru selesai jam 1 siang. Capek juga ternyata jadi model walo cuma 1/2 hari. Tapi hasilnya bagus juga loh...seneng banget deh jadinya. Nanti kalo udah jadi hasilnya gw pasang di blog deh... Abis pemotretan, gw ma temen2 kantor, makan diluar, dari yang pada mau ke ayam goreng Kremes di Setiabudi, berubah ke Plangi, akhirnya tujuan akhir Gado2 Boplo yang di Casablanca. Karena udah laper berat, maklum udah lewat jam makan siang. Pilihan gw gado-gado tanpa lontong. Rasanya masih seperti yang dulu, tetap enak, bumbunya gurih dan pas, walau termasuk bumbu gado-gado yang encer. Teman2 yang lain ada pilih mie juhi, soto ayam, dan sop buntut. Gado-gado Boplo yang di casablanca ini tidak cuma ada menu gado-gado saja, sudah banyak macam menu yang lainnya. Jadi lebih bervariasi.

Monday 2 April 2007

Dapoer Ciragil dan hanna's Klappertart

Rating:★★
Category:Restaurants
Cuisine: Other
Location:Jl. Ciragil, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Hari jumat pagi, baru dateng ke kantor, saya udah nanya2 ke temen2 mo makan siang di mana. Ada yang mo ke Plangi, ke Bandeng Presto, ke Lippo…banyak deh tawaran, akhirnya pilihan jatoh ke bandeng presto aja di belakang BCA. Soalnya di sana kwetiauw siramnya enak banget. Pas lagi nunggu lift ada rombongan temen2 yang mau ke Blok S, dan akhirnya kita gabung deh ke Blok S. Udah lama juga gak ke sana
Sampe di jalan, temen2 berubah pikiran lagi, bosen ni ke Blok S mulu…gimana kalo ke Ciragil. So, kita puter arah lagi ke Ciragil. Pertama pengen makan ketopraknya, tapi ternyata ada Dapoer Ciragil, dan lagi-lagi kita berubah haluan (lagi) makan di sana Tempatnya yang rame cukup membuat penasaran untuk nyobain. Abis kalo tempatnya rame kan biasanya makanannya enak. Dapoer Ciragil ini menempati pojokan di Jl Ciragil, ada tempat duduk di dalem yg pake AC, ada yang di luar di teras. Karena di dalem udah penuh terpaksa deh duduk di luar, yg karena atapnya dari bahan plastic tebal gitu waloketutup atap ya panas juga…Tempat duduknya lumayan nyaman, walo bentuknya bangku panjang, ada juga kursi2 besi khas minimalis untuk yg di dalem. Liat2 menu, pilihan dijatuhkan ke bebek goreng (16.000), pake nasi uduk (4000), minumnya teh es manis (5000). Sewaktu lagi nunggu, ada mbak2 yang nawarin Hanna’s Klappertart. Waa…ini kan Hanna’s Klappertaart yang terkenal enak itu. Langsung deh pesen 1 untuk dibawa pulang. Rasanya macem2 sih, ada yg keju, strawberry, tapi saya pilih yg original. Gak lama pesenan bebek dateng, potongan bebeknya tidak begitu besar, ditaro di piring bambu dengan dialasi daun pisang. Overall, menurut saya sih bebeknya biasa saja, tidak terlalu empuk, walau bumbunya lumayan meresap, nasi uduknya cenderung lembek, tidak pulen.
Sebelom pulang, saya ambil pesenan Hanna’s Klappertaartnya, tenyata di mangkok kertas kayak tempat es krim gitu, harganya Rp. 15.000,- Barulah di kantor, sore2, sebelum makan ni klappertart, saya liat2 dulu mangkoknya, ada gambar logonya seorang koki dengan kumis melintang kayak pak raden sedang bersuit dengan jarinya, ada tulisan heerlijk, Smakelyk, Snoepen!! Dan tulisan Hanna’s Klappertart, www.klappertart.com, no telpnya 0818.838255. Suapan pertama, hmm…enak banget, rumnya terasa banget, berpadu dengan aroma kayumanis, kelapa yang lembut dan kenari cincang yang gurih., nggak terasa dalam sekejap udah licin tandas. Recommend banget. Walaupun ada harga ada rasa ya.. :) buat yang suka klappertart bisa dicoba nih, tidak mengecewakan



Weekend di Puri Anandita Resort, Puncak




Hari Sabtu sekitar jam 11 akhirnya mobil kami meluncur di jalan tol menuju puncak. Jalan tol ke puncak lumayan lancar sampai keluar tol ciawi yg menuju puncak, macet banget seperti biasa. Kayaknya nggak pernah nggak macet deh. Biasanya kami lewat jalan pintas yang menyusuri desa2 dan tembus sebelum Taman Safari, tapi karena kali ini tujuannya adalah daerah Cisarua kami putuskan lewat jalan biasa saja. Setelah melewati kemacetan di perempatan puncak, mobil mulai bisa berjalan agak lancar, walau di beberapa tempat mengalami kemacetan. Kami memutuskan berhenti untuk makan siang. Sudah tidak sempat lagi memilih akan makan di restaurant mana, karena begitu ada restaurant terdekat kami langsung parkir, dan ternyata restaurant itu bernama MM Juice Restaurant. Tempatnya lumayan, ada tempat lesehannya dan tempat bermain anak, juga ada kolam ikan, jadi ada hiburan untuk yang membawa anak-anak. Makanannya standar, saya pesan soto kaki dan suami pesan nasi langgi. minumnya juice strawberry dan juice jambu. Untuk rasa, standard saja, hanya juicenya yang segar, benar-benar fresh, karena selama ini yang terkenal kan memang juicenya. Perjalanan dilanjutkan masih dengan kondisi lalu lintas yg macet di banyak tempat, belum lagi tujuan sempat terlewat sehingga harus memutar balik dan kena macet lagi. Atas rekomendasi teman, kami menginap di Puri Anandita Resort di Cisarua. Lokasinya kira-kira 1 km setelah Taman Safari, belokannya ada di sebelah kanan jalan, jadi musti waspada kalau tidak ingin terlewat. Masuknya lumayan jauh, jalan menanjak, belok kiri dan akhirnya tibalah kami di kompleks Puri Anandita Resort, tepat jam 16.30 sore, hampir 4 jam perjalanan dikurangi makan. Puri Anandita ini terdiri dari villa-villa berbagai type, yg kami tempati termasuk villa yang standard terdiri dari 1 kamar tidur di bawah dan 1 di atas. Tiap villa, ada ruang tamu, dengan TV, ruang keluarga dan ruang makan. Untuk kamar tidur di atas terdiri dr 2 single bed. Lebih asyik kalau datang dengan banyak keluarga, sayang kemarin saya hanya ber 5, karena orang tua saya tidak bisa ikut. Setelah mandi dan istirahat sebentar saya jalan2, melihat-lihat keadaan. Viila-villa tertata rapi dengan taman-taman yang terawat, di beberapa tempat ada kolam dan ada tempat untuk api unggun, bisa untuk acara gathering kantor, menurut informasi sih bisa organize outbound juga. Untuk kolam renang lokasi bangunannya agak di depan, jadi satu dengan bangunan restaurant. View dari sana bagus banget karena bangunan restaurant agak tinggi. Dekat kolam renang ada taman dengan permainan anak-anak, seperti perosotan dan ayunan. Kolam renang ada 2 untuk dewasa dan anak-anak. Rencana baru besok pagi mau berenang. Ternyata menjelang malam udara baru terasa dingin, sebenernya sempet underestimate sih sama tempat ini, karena bukan di puncak saya menganggap udara tidak begitu dingin. Terakhir menginap di Hotel Bukit Raya tidak jauh dari puncak pass yang udah pasti paling tinggi jadi dingin banget, ternyata di Cisarua pun sudah dingin ya. Untuk malan malam kami pesan dari room service, untuk menunya standard, hanya ada nasi goreng, mie dan bihun goreng serta bebagai jenis juice dan teh. Besok paginya, saya sempat berenang dengan anak saya,, cuma sebentar karena dingin banget, setelah itu main-main di taman sampai puas. Kapan lagi anak saya bisa menikmati alam kalau tidak di tempat seperti ini. Menikmati jalan-jalan di rerumputan dengan kaki telanjang. hehe..Jam 10.30 kami sudah check out karena sesuai dengan kebiasaan selama ini kalau ke Puncak harus mampir ke Puncak Pass untuk menikmati Poffertjes favorit suami. Poffertjes di sini 1 porsinya terdiri dari 4 buah dengan ukuran besar-besar dengan taburan gula halus yang generous. Top banget, dimakan sambil menikmati pemandangan alam puncak yang hijau. O iya, untuk minumannya saya pesan hot chocholate. Jadi benar2 pasangan yg pas, Poffertjes yang yummy dengan hot chocholate yang sedap. Sekedar info, Puncak Pass Resort ini merupakan hotel yang paling lama di puncak, sudah ada sejak 1928, tamannya luas, dengan kolam renang dan arena bermain anak. Walaupun sudah lama, bagunannya masih kelihatan bersih dan terawat, kelihatannya selalu fully booked tiap weekend. Ditambah kata pelayannya ada hewan kijang yg dilepas di taman. Karena takut kena macet yang berkepanjangan, kami segera pulang ke Jakarta dan tepat jam 14.30 sampailah kami di Jakarta.
Alamat Puri Anandita Resort :

Jl. Sindang Subur Gandamanah, Desa Tugu SelatanCisarua, Puncak, Bogor. Telp. 0251-256360-64 atau di Jakarta 021-7236720, 0818-158423 E-mail :purianandita@yahoo.com atau http://purianandita.blogspot.com

Puncak Pass Resort : Jl Raya Puncak telp 0263 512503, www.puncakpassresort.com, e-mail : ppresort@telkom.net

Reuni

Akhirnya jadi juga acara Reuni Angkatan 92 FH Atma Jaya, udah lamaaa banget nggak pernah ketemu, kalo gw sih masih ketemu pas acara kawinannya Mado kemaren, tapi kan yang banyak dateng cowok2nya, kalo cewek2nya kan udah nggak pernah ketemu sama sekali, rata2 hampir 10 thn-an. Tempat ketemunya di Food Court Senayan City, sore pulang kantor. Gw nyampe pertama barengan ama Morita, kebetulan ketemu di Toilet. Morita nggak terlalu banyak berubah. Trus berturut2 yang dateng Surya, kalo dia ini gw masih ketemu wkt ke Makassar bulan Nov, karena doi skr tinggal di sana, trus Supit, juga nggak berubah, dengan logat Manado yg masih kental spt dulu, Meita sih masih sering ketemu, Eka, hmmm..rambutnya udah dilurusin, dan skrg doi nikah ama bule, punya Party Organizer untuk anak2, paling gak apal ama nama2 yg reuni, karena dulunya pacaran mulu depan lift, hehe...Resya, calon Notaris, Dewi, udah punya kantor notaris sendiri, di Central Plaza, hmm..si ibu satu ini, tetep modis n rambutnya itu bo..dicat pirang ....ada Vera dan Sari yang sumpah wkt pas kuliah dulu gw nyaris gak pernah ngobrol.. soalnya gak 1 kelas sih, dan mereka termasuk yg jarang nongkrong di kantin. Trus...ada Dananto, yang nyempetin dateng sebentar ama istrinya, wkt kuliah dulu, dia yg sempet kita porotin untuk traktir makan di Hanamasa sama geng gw, Esta, Ungke n Titi. Jaman dulu makan di Hanamasa gratisan kan udah paling asyik tuh... yang lain cowoknya Dody, Mado, Paulus yg barusan punya baby. Yang lainnya sering ketemu, Ungke, Esta, Nina, Magda. Jadi no story. Seru banget, cerita2 n ketawa2, apalagi kalo udah nanya2 soal cowok2 dimasa lalu. gw pikir nggak ada yg inget sama gw, sampe si Resya nanyain si Taing. Nama sebenernya Luthfi sih, tapi krn dia tinggal di gg Taing, jdnya dipanggil Taing, dia tuh yg jaman dulu deketin gw, senior 3 th diatas gw, pake kirim2 pesen lewat kertas kalo gw lagi kuliah, hehe...kocak abis..yah..jaman dulu anak baru ditaksir senior, ya seneng juga lah, numpang ngetop. nah Resya ini yg paling tau.. cobba Resya gw kasih tau kabar si Taing skr, bakal heboh tuh dia. :) Pokoknya reuni-annya seruuu banget, dan kita sepakat bakal diadain 2 bulan sekali. Jam 9an kita baru bubar, gw sampe dehidrasi dan sakit perut krn kebanyakan ketawa. Puas banget. Coba bisa balik ke jaman kuliah dulu ya....